Hari telah berganti, sepanjang hari yang begitu menyesakkan untuk Khaira telah berganti dengan hari yang baru. Hari di mana ia akan kembali ke kampus, untuk menimba ilmu dan mengejar mimpinya. Khaira mengambil jurusan Teknologi Pendidikan di salah satu universitas negeri Ibukota.
Hari masih pagi, tetapi Khaira telah bersiap mandi, mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans untuk ke kampus, tak lupa ia memakai sepatu sneakers. Rambutnya sebahu dibiarkan terurai begitu saja. Khaira begitu cantik dengan penampilannya yang kasual.
Di bawah sudah ada Bi Tinah yang tengah menata menu sarapan di meja makan.
"Pagi Bi Tinah..." Sapa Khaira dengan manis.
"Eh, Non Khaira... Pagi Non... Kok sudah rapi pagi-pagi?"
"Iya Bi, mau ke kampus Bi, ada kuliah hari ini."
"Non Khaira rajin juga ya, pagi-pagi udah mau ke kampus."
"Hehehe, iya Bi, takut kejebak macet."
Bincang-bincang Khaira dan Bi Tinah, akhirnya tak berlangsung lama, karena Radit pun telah turun ke bawah dan menuju meja makan. Kali ini, dia turun sendiri, tanpa Felly di sisinya. Seketika, Khaira langsung diam dan ia membuat Teh Hangat untuk dirinya sendiri, ia tak menawarkan Teh Hangat atau pun kopi untuk suaminya.
Usai membuat Teh, Khaira duduk di meja makan. Ia pun mengambil sarapan untuk dirinya sendiri, ia menghiraukan keberadaan suaminya di sana. Sama sekali tanpa percakapan di antara keduanya, hanya dentingan sendok dan garpu di atas piring yang terdengar.
Khaira menyelesaikan sarapannya segera mungkin, dan ia akan segera berangkat ke kampus. Berlama-lama di hadapan Radit hanya akan membuatnya sesak nafas.
"Bi Tinah, saya berangkat dulu ya Bi. Assalamualaikum."
"Hati-hati Non, Wassalamualaikum."
Khaira berlalu begitu saja dari hadapan Radit, ia mengambil tas ransel dan beberapa buku yang berada di sofa ruang tamu. Keduanya benar-benar seperti orang asing.
Radit hanya mengernyitkan matanya melihat Khaira yang sangat asing padanya. Satu kata sapaan pun tak keluar dari mulutnya. Gadis itu benar-benar berlalu pergi tanpa pamit dengan suaminya.
"Bi Tinah..." Radit memanggil ART nya itu.
"Ya Den Radit, ada apa?"
"Tadi tuh, Khaira mau kemana Bi?"
"Oh, Non Khaira mau ke kampus katanya, Den."
"Hemm, baik Bi. Makasih."
Radit hanya sejenak berpikir, sebagai suamimu ia pun tidak tahu aktivitas Khaira, dan ingin sebatas mengajak mengobrol atau bertanya pun lidahnya terasa kelu.
"Bi, nanti untuk sarapannya Felly, tolong disiapkan nanti aja ya Bi... Masih tidur orangnya."
"Iya Den..."
Usai sarapan, Radit pun bergegas untuk kembali masuk kerja. Tidak seperti pengantin lain yang mengambil cuti pernikahan, lantaran menganggap pernikahan hanya sebatas memenuhi perjanjian yang sudah dibuat oleh orang tuanya, Radit memang berniat langsung masuk kerja setelah pernikahan. Lagipula pekerjaan sebagai auditor perbankan merupakan satu pekerjaan dengan tanggung jawab yang besar. Auditor perbankan harus bertanggung jawab kepada Direksi untuk menilai seluruh kegiatan operasional bank. Pekerjaan auditor perbankan meliputi pengawasan secara sistematis, melakukan verifikasi atas pembukuan bank, dan memberikan laporan kepada Direksi maupun komisaris bank. Pekerjaan yang menguras otak, karena itu seorang auditor perbankan biasanya akan sering bekerja hingga larut malam karena beban pekerjaan mereka yang besar, tetapi hasil kerja keras mereka sebanding dengan pendapatan setiap bulan mencapai angka dua digit ditambah bonus sekian juta, pastilah pendapatan Radit bisa dibilang di atas rata-rata.
Bahkan saking tidak berkomunikasi sama sekali, Radit sampai tidak tahu Khaira mengambil jurusan apa dan sudah semester berapa. Pertanyaan mendasar pun, tidak ia tanyakan sama sekali.
Radit mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga akhirnya ia telah sampai di kantornya, sebuah bank swasta dengan skala cukup besar. Sesampainya di meja kerjanya, ia tidak langsung bekerja, tangannya justru berselancar ke akun media sosialnya, dia mencari nama Khaira Amaira di sana.
Jari-jarinya men-scroll layar ke atas ke bawah, hingga menemukan sebuah akun dengan nama Khaira Amaira, Teknologi Pendidikan.
"Hem, jurusan yang bagus dengan prospek besar di dunia digital ini, lagipula ke depan Pendidikan berbasis digital akan jauh lebih berkembang, bakalan laris manis lulusan jurusan ini. Pinter juga ternyata anak cengeng itu." Gumam Radit dalam hati.
Puas mendapatkan akun media sosial milik istrinya, Radit pun kini berfokus untuk menyelesaikan tugas-tugas yang selalu banyak di kantor.
***
Sementara di kampus, Khaira memarkirkan mobilnya di parkiran fakultasnya, lalu ia berniat untuk ke perpustakaan terlebih dahulu. Sebagai mahasiswa akhir, Khaira membutuhkan lebih banyak buku-buku referensi untuk mengajukan proposal skripsinya. Khaira akan memulai perjuangan untuk bisa lulus secepat mungkin. Banyak hal yang ditarget Khaira untuk dicapai, walau pun saat ini ia telah menikah, tidak ada kata menyerah untuk melepas cita-cita begitu saja. Lagipula, hidup dengan pria kejam yang menorehkan luka tak berdarah pada hatinya justru membuat Khaira semakin berambisi untuk meraih cita-citanya.
Sesampainya di perpustakaan, Khaira mulai mencari buku-buku metodologi penelitian, dari buku inilah ia akan memiliki gambaran akan menyusun skripsi kualitatif (penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripsikan realitas dan kompleksitas sosial.) atau kuantitatif (penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antarvariabel, menguji teori, dan melakukan generalisasi atas objek penelitian.) Bagaimana Khaira ingin mengajukan proposal yang sudah matang, datang mengajukan proposal tanpa persiapan yang matang sama saja dengan mencari mati. Dan, itu sama sekali bukan tipe Khaira. Sebelum menghadapi sesuatu, Khaira akan mempersiapkan dengan sebaik mungkin, sehingga langkah ke depannya pun akan lebih mudah.
Dalam buku catatannya, Khaira mulai mencatat sistematika penyusunan skripsi hingga metodologi penelitian yang akan diambil. Puas mendapatkan apa yang ia cari, akhirnya Khaira bersiap memasuki kelasnya hari ini.
"Hai Khai... Pengantin baru udah masuk aja sih?" Sapa Metta ketika melihat sahabatnya yang baru dua hari menikah, kini telah kembali masuk kuliah.
"Ihh, apaan sih Metta. Jangan kenceng-kenceng dong. Nanti orang lain denger." Sahut Khaira sembari mengangkat jari telunjuknya di depan mulut sebagai tanda untuk diam.
"Ya elah, kan sudah halal juga loh Say... Gak perlu ditutupi lama-lama pasti anak-anak bakalan tahu."
"Tetapi kan yang tahu baru kamu aja, Ta. So, pliss jangan kenceng-kenceng ya, biar aku bisa kuliah dengan bebas sampai lulus nanti."
"Hem, iya deh... Iya... Tetapi gimana sih rumah tangga kamu? Kalian gak honeymoon gitu apa? Kan pengantin baru." Ledek Metta sembari mencubit pinggang Khaira.
Dalam hatinya Khaira bergumam, "Bulan madu apaan. Yang ada nikah sama Radit, adanya justru makan hati."
"Enggak Metta, sahabat aku yang paling baik. Back to our rutin, Say..." Ucap Khaira sembari tersenyum ke arah sahabatnya yang serba ingin tahu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Alea
good Khaira 👍anggap aja dia anjing yg nggak perlu disapa
2023-11-17
0
Nai's House
orang bank ketahuan lunya 2 istri auto prcaaat. apalagi auditor.
2022-06-03
0
Fina Ina
si kutu kuptet sdh mulai kepo degn khaira ,,,bentr lgi ....nihh
2022-04-13
0