Tidak terasa satu minggu berlalu, dan kini Rumah keluarga Ayah Ammar telah didekorasi sedemikian rupa dengan bunga mawar putih yang merupakan bunga kesukaan Khaira, dipadukan dengan tulip putih, dedaunan segar, yang lampu-lampu indah, membuat dekorasi ala Rustic di rumah keluarga Ayah Ammar terlihat sangat indah.
Di dalam kamar Khaira, gadis itu tengah di-make up dengan tata rias ala pengantin putri jawa, dengan paes (lekukan pada dahi hingga anak rambut pengantin wanita yang dibuat dari pidih atau sejenis lilin berwarna hitam) dan rangkaian bunga melati menjuntai indah di sisi kepalanya. Dengan make up sedikit bold menyulap Khaira layaknya seorang putri keraton yang ayu. Kebaya putih yang menempel indah di badannya dan jarik yang membungkus indah pinggang hingga kakinya, sungguh-sungguh membuat Khaira tampil sempurna.
Sementara di halaman rumah yang sudah didekorasi dengan sedemikian rupa itu pengantin pria telah tiba dengan menggunakan beskap (baju pengantin pria khas Jawa) berwarna putih dan kain jarik, tak lupa sebuah blangkon bertengger indah di atas kepala pria berwajah tampan, berkulit putih, hidungnya yang mancung, dan perawakannya yang tinggi dengan bahu yang bidang. Membuat beberapa tamu undangan memuji-muji Sang Pengantin Pria yang rupawan itu.
Sang pengantin pria telah duduk di hadapan penghulu, dan siap untuk melaksanakan Ijab Qobul pernikahan, sementara pengantin wanita masih berada di dalam kamar, mengikuti jalannya Ijab Qobul dari siaran televisi yang terkoneksi dengan televisi di kamarnya.
Penghulu dan Ayah Ammar telah duduk di hadapan pria yang akrab dipanggil Radit itu. Dan kini, prosesi Ijab akan dimulai.
Ayah Ammar menjabat tangan Radit serta memulai prosesi Ijab Qobul.
"Aku nikahkan engkau, aku kawinkan engkau dengan pinanganmu Putriku Khaira Amaira binti Ammar Sasongko dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 200 juta rupiah dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Khaira Amaira binti Ammar Sasongko dengan mas kawin tersebut tunai." Radit mengucapkan Ijab Qobul nya dalam satu tarikan nafas, hingga penghulu dan saksi pernikahan berkata.
"Sah!"
Di dalam kamarnya Khaira meneteskan air mata, ia sungguh tak mengira akan secepat ini melepas masa lajangnya. Sahabat Khaira di kuliah Metta juga turut hair dan menemaninya, menyaksikan momen bahagia sekaligus haru sahabatnya tersebut.
"Selamat ya Khai, kamu sudah menjadi istri sekarang. Semoga SaMaWa selalu ya Khai..." Ucap Metta dengan ketulusan di wajahnya. Gadis yang bersahabat dengan Khaira sejak masa ospek mahasiswa baru ini pun turut meneteskan air mata, tak menyangka sahabatnya akan menikah secepat ini.
"Amin, terima kasih doanya ya Ta..." Balas Khaira, dan ia pun diminta berdiri untuk menemui suaminya di depan.
Selepas Ijab Qobul, pengantin wanita diiring keluar dari kamarnya dan akan dipertemukan dengan pengantin pria. Pembawa acara membacakan setiap susunan acara sembari alunan musik gamelan bersenandung mengiringi perjalanan Khaira menuju pelaminan di mana Radit sudah berdiri di sana.
Kedua pengantin yang sebelumnya tak saling mengenal ini pun dipertemukan, tidak ada binar kebahagiaan di raut wajah keduanya. Radit menatap Khaira dengan tatapan matanya yang tajam, sementara Khaira hanya menundukkan mata dan kepalanya, sorot matanya enggan untuk menatap suaminya yang tampan dan rupawan itu.
Setelah kedua mempelai telah berada di pelaminan, acara dilanjutkan dengan penyematan cincin nikah di jari tangan pengantin. Radit mengambil cincin bertahta berlian dan memasangkannya di jari manis Khaira. Setelah itu, giliran Khaira memasangkan cincin di jari manis Radit, ia pun mencium tangan suaminya itu sebagai tanda bahwa seorang istri akan tunduk kepada suaminya, sebagaimana perintah Tuhan bahwa seorang istri hendaknya tunduk kepada suaminya dikarenakan besarnya hak suami kepada istri. Sementara itu, Radit pun mencium kening Khaira sebagai tanda kasih sayang dari suami kepada istri.
Khaira merasa gugup, ketika bibir Radit perlahan mendarat dengan indah di keningnya. Sebagai gadis yang belum pernah berhubungan dengan pria mana pun, tentu sekarang harus merasakan ciuman walaupun hanya di kening membuat Khaira merasa gugup. Telapak tangannya tiba-tiba dingin, karena gugup sekaligus grogi yang ia rasakan. Apalagi Radit mencium kening istrinya dalam durasi yang cukup lama, sekaligus kameraman mengabadikan momen manis pernikahan keduanya dalam jepretan lensa kamera. Tanpa terasa, air mata jatuh di sudut mata Khaira. Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini, tetapi air mata itu menetes dengan sendirinya.
Usai prosesi tukar cincin, kedua mempelai melanjutkan sungkeman kepada kedua orang tua sebagai tanda bakti dan hormat yang diberikan pengantin kepada orang tua sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih karena telah memberikan bimbingan dan kasih sayang dari lahir hingga akhirnya anak-anaknya telah menikah. Khaira mengambil posisi sujud dan memohon doa restu dari Ayah Ammar dan Bunda Dyah.
"Ayah... Ibu... Terima kasih untuk semuanya. Doakan rumah tangga Khaira, semoga selalu sakinah, mawadah, dan wa rahmah." Ucap Khaira dengan penuh ketulusan hingga akhirnya ia menangis dalam sujudnya kepada Ayah Ammar dan Bunda Dyah.
"Amin. Anak Ayah dan Bunda... Kami doakan Khaira menjadi istri yang baik, menjaga nama baik suami, pernikahan kalian sakinah, mawadah, dan wa rahmah till janah ya Sayang."
Kedua orang tua Khaira pun menangis haru memberikan doa restu sembari memeluk Khaira, anak yang mereka besarkan kini telah menjadi istri orang lain, perasaan sedih sekaligus bahagia mengharu jadi satu.
Setelah itu, giliran Radit meminta doa restu kepada Ayah Ammar dan Bunda Dyah.
"Ayah dan Bunda, mohon doa restu untuk pernikahan kami berdua."
Ayah Ammar pun langsung menyambut menantunya itu dalam pelukannya.
"Ayah dan Bunda pasti dan akan selalu mendoakan kebahagiaan kalian berdua. Ayah titipkan anak Ayah satu-satunya, bila Khaira masih kurang berkenan dalam bersikap tolong dibimbing, sayangi dia sebagaimana kami orang tuanya menyayanginya, bila Khaira melakukan kesalahan tolong dimaafkan dan dituntun sebaik mungkin." Ucap Ayah Ammar sembari memeluk erat menantunya.
"Iya Ayah... Bunda..."
Usai sungkeman dengan Ayah Amar dan Bunda Dyah, giliran kedua pengantin melakukan sungkeman kepada kedua orang tua Radit, Ayah Wibisono dan Bunda Ranti.
Khaira bersujud mencium tangan kedua mertuanya itu. "Ayah... Bunda..." Baru ia menyebutkan nama panggilan itu, kedua orang tua Radit telah memeluk Khaira dengan pelukan hangat.
"Khaira, kami juga orang tuamu, Nak. Jangan anggap kami sebagai orang lain, kami sama seperti Ayah Ammar dan Bunda Dyah. Kami juga menyayangi kamu seperti kami menyayangi Radit." Ucap Ayah Wibi dan Bunda Ranti dengan kata-kata yang lembut hingga membuat Khaira menangis, hatinya dapat merasakan bagaimana kasih sayang dari Ayah Wibi dan Bunda Ranti.
"Jangan menangis, Sayang. Kami ada untuk kamu. Selamat bergabung dalam keluarga Wibisono." Ucap Ayah Wibi sembari mencium kening anak menantunya tersebut. Khaira pun menganggukkan kepalanya sembari masih meneteskan air matanya.
Kini giliran Radit yang meminta doa restu dari kedua orang tuanya, "Ayah... Bunda... Mohon doa restu untuk kami berdua." Ucapnya singkat sembari mencium tangan Ayah dan Bundanya.
"Iya Nak, doa Ayah dan Bunda selalu untuk kalian berdua. Belajar menjadi suami yang baik ya, Nak. Belajar menerima dan mencintai istrimu, jangan sakiti hatinya."
Suasana mengharu biru dalam prosesi sungkeman telah usai, acara dilanjutkan dengan foto bersama keluarga dan tamu undangan yang hadir.
Di dalam hatinya Khaira hanya memohon pernikahannya dengan pria asing ini akan berjalan dengan baik, dalam ridho Allah, dan ia akan belajar menjalani takdir yang telah Allah berikan untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Siti Naimah
gak kebayang betapa indahnya kedua pengantin.khaira dirias dengan sempurna.demikian radir si pengantin pria.walopun kedua pengantin ga saling kenal sebelumnya.moga bahagia selamanya..
2023-01-19
1
Nai's House
suasananya sederhana banget. kaya nyata hadir haha
2022-06-03
0
🍾⃝ɴͩɪᷞɴͧᴅᷠʏͣᴀ ᴘuᴛʀɪ
samawa..moga Raditya bener² swami yg baik n bertanggung jawab
2022-03-02
1