Mau tidak mau, Khaira akan terjebak semalaman bersama suaminya, Radit. Sungguh situasi yang tidak bisa lagi Khaira hindari, tetapi nyatanya alam sendiri yang membuat sepasang suami istri tanpa cinta itu harus bermalam bersama tentunya dalam satu kamar.
Meja makan yang semula terdengar ramai lantaran perbincangan Ayah Wibi, Bunda Ranti, Khaira, dan Radit sesaat terasa sepi.
"Khaira, gimana kuliahnya? Kapan lulusnya?" tanya Bunda Ranti kepada menantunya yang duduk di depannya.
"Kalau bisa mengejar, akhir semester ini bisa wisuda Bunda."
"Apa rencana kamu setelah lulus kuliah, Nak?" giliran Ayah Wibi yang bertanya kepada Khaira.
"Hem, sebenarnya Khaira ingin melanjutkan sekolah lagi Ayah. Mengambil program magister." Khaira sesungguhnya ragu mengutarakan cita-citanya kelak, ia pun tidak tahu bagaimana respons mertuanya dengan cita-citanya kelak.
"O... Itu justru bagus, Khaira... Kamu masih muda, apa yang bisa kamu raih, kamu bisa raih dulu. Tetapi, kalau sudah ada anak, sudah lain lagi ceritanya Nak." sambung Bu Ranti yang nampak mendukung Khaira, tetapi sekaligus mengingatkan bahwa bagi seorang wanita, jalan hidup mereka akan berubah setelah memiliki seorang anak. Tidak jarang wanita akan mengorbankan cita-citanya dan pekerjaannya yang semula menjadi full-time worker, berubah menjadi full-time mom setelah memiliki anak. Dan, Khaira pun sangat tahu, apa yang terjadi di depan tidak bisa diprediksi, tetapi tidak ada salahnya mencoba meraih cita-citanya terlebih dahulu.
"Kalau Ayah boleh tahu, cita-citamu menjadi apa Nak?"
"Hmm, Khaira ingin menjadi pengajar Ayah. Tetapi, tidak sebatas mengajar secara konvensional di kelas. Karena sekarang didukung teknologi digital yang berkembang pesat, mengajar bisa di mana saja dan kapan pun. Pengajaran secara online juga memungkinkan Ayah."
Mendengar jawaban Khaira pun, Ayah Wibi justru kagum dengan pemikiran menantunya itu. Memang benar zaman telah berubah. Internet dan teknologi digital mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia, dan peluang itu sedang dikejar oleh Khaira.
"Cita-citamu bagus, Nak... Ayah mendukung. Kalau nanti perlu sesuatu atau apa pun, Ayah akan menjadi orang pertama yang membantumu, Nak. Kalau kamu mau lanjut S2, Ayah juga tidak keberatan. Bahkan Ayah sendiri yang akan membiayaimu."
"Terima kasih banyak, Ayah."
Khaira mengucapkan terima kasih dengan sungguh-sungguh. Ia sangat bersyukur karena kedua mertuanya mendukungnya, bahkan Khaira dapat merasakan kasih sayang yang tulus dari kedua mertuanya.
"Kamu mendukung cita-cita Istrimu kan, Dit?" Tanya Ayah kepada Radit yang sejak tadi hanya fokus pada makanannya.
"Iya Ayah... Radit tentunya akan mendukung Istri Radit."
"Oke bagus, Dit... Kesuksesan Istri itu juga kesuksesan suami, begitu juga sebaliknya. Saling mendukung satu sama lain, itu tujuan berumah tangga." kembali Ayah menasihati Radit, Khaira justru bersyukur banyak nasihat yang diberikan sapa tau bisa merubah Radit.
Makan malam dengan bincang-bincang dan nasihat dari Ayah dan Bunda akhirnya berakhir. Hari semakin malam, waktunya anggota keluarga untuk beristirahat.
"Khaira enggak membawa baju ganti ya?" tanya Bunda Ranti kepada Khaira sebelum mereka memasuki kamar.
"Eh, iya Bunda... Khaira tidak membawa baju ganti Bunda... Karena tadi dipikirnya tidak menginap di sini."
"Pinjam pakaian Radit saja ya nanti. Dit, pinjemkan bajumu yang agak kecil buat istrimu ya..."
"Iya Bunda..."
Akhirnya Radit dan Khaira kembali memasuki kamar Radit. Khaira masih duduk di sofa yang tadi ia duduki sebelum makan malam, sementara Radit nampak membuka lemari pakaiannya, mencari-cari kaos dan celana yang ukurannya kecil. Akhirnya ia membawa kaos pendek dan celana pendek, memberikannya kepada Khaira.
"Hei, ini kamu ganti bajumu dulu."
Khaira mengamati pakaian yang diberikan suaminya itu, tapi ia mengernyit ketika membuka celana pendek itu yang nampak pendek. Tidur bersama orang yang tidak dicintainya bahkan tidak menghargai keberadaannya sebagai istri dengan menggunakan celana pendek di atas paha tentu bukan pilihan yang tepat.
"Ada celana panjang tidak? Celana panjang olahraga kalau ada, aku pinjam itu saja kalau ada."
Akhirnya Radit mencari-cari lagi celana olahraga dengan ukuran yang lebih kecil. Akhirnya ditumpukkan celana paling bawah, terdapat sebuah celana training olahraga dengan warna abu-abu.
"Ini. Pakailah."
Khaira mengambil celana panjang itu, lalu masuk ke kamar mandi dalam mengganti pakaiannya.
Keluar dari kamar mandi, Khaira mengenakan kaos dan celana panjang Radit yang tentu saja nampak kebesaran di badannya. Akan tetapi, mau tidak mau ia harus menggunakan pakaian itu untuk tidur semalam. Usai Khaira keluar dari kamar mandi, giliran Radit yang masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Keluar dari kamar mandi, mata Radit menangkap bahwa Khaira masih duduk di sofa di sudut kamarnya. Sebenarnya masih kurang dari jam setengah sembilan malam, tetapi keduanya sudah berada di dalam kamar berdua dengan hujan yang turun begitu derasnya.
"Hei anak kecil, kamu enggak tidur?" Radit memanggil Khaira dengan sebutan anak kecil lagi.
Khaira hanya diam, sibuk dengan handphone di tangannya. Ia menghiraukan suara suaminya begitu saja.
"Kenapa sih kalau sama aku, kamu jutek banget. Hmm? Perasaan sama yang lain enggak." Radit beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah Khaira.
"Hei, kamu mau tidur enggak? Emang gak capek? Sengaja ya, mau didekatin kayak gini? Hmm."
Khaira hanya memutar kedua bola matanya, merasa jengah dengan suaminya yang terlihat terlalu percaya diri.
"Minggir, gak usah deket-deket." Khaira menyahut dengan nada suara yang tegas.
"Bukankah kita halal? Ditambah di luar hujan deras, bukankah..." Radit sengaja tidak melanjutkan perkataannya, kata-kata itu melayang di udara, namun badannya semakin mendekat kepada Khaira. Tangannya bahkan mengukung Khaira yang tengah duduk kaku di sofa.
Radit semakin mendekatkan wajahnya, deru nafasnya pun mampu terasa menyapu wajah Khaira. Namun, gadis itu membuang pandangan matanya dari sorot mata Radit yang menatapnya tajam, seolah-olah seperti serigala yang ingin menerkam mangsanya.
Satu detik... Lima detik... Sepuluh detik...
Radit semakin mendekatkan wajahnya, matanya menatap kepada bibir mungil nan tipis milik istrinya itu. Radit mencoba mendekatkan wajah, untuk menyambar bibir Khaira.
Akan tetapi, sebelum bibir itu mendarat tepat di bibir Khaira, gadis itu menghindar dengan memalingkan wajahnya. Membuat Radit gagal untuk mendaratkan bibirnya. Wajah Khaira berubah menjadi merah, jantungnya berdegup kencang, tetapi ia tetap memasang wajah jutek kepada Radit.
Merasa aksinya gagal, Radit justru melepaskan kungkungan dari Khaira. Pria itu berjalan mundur dan justru tertawa kencang.
"Hahahaha... Godain anak kecil enak juga ya." Tertawanya begitu kencang hingga pria itu memegangi perutnya dan ia kembali ke tempat tidurnya.
Puas tertawa, Radit masih melihat Khaira yang semakin terlihat jutek dan sama sekali tidak mengeluarkan suara sama sekali.
"Sudah tidur... Tidur sini, jangan di situ. Nanti kalau Bunda masuk melihatmu di situ justru kita berdua kena marah."
Khaira pun tidak langsung mengiyakan perkataan suaminya, ia masih cuek duduk di sofa.
"Udah malam, tidur." kali ini Radit bersuara dengan nada yang terdengar tegas.
Khaira pun berjalan menuju tempat tidur. Ia kemudian membuat jarak dengan dua guling yang memisahkannya dan Radit. Yang dilakukannya justru membuat Radit tertawa geli.
"Sebegitunya ya gak mau disentuh sama suami sendiri? Tenang aja, aku juga gak mau menyentuhmu."
Khaira hanya diam mengambil posisi tidur membelakangi Radit, ia menarik selimutnya hingga menutupi seluruh badannya, hingga kepalanya pun tertutup selimut. Tidak memberi celah sama sekali bagi Radit untuk melihatnya.
"Anak kecil kelakuannya emang ada-ada aja. Aneh." Radit masih bersuara lirih dan sedikit tertawa melihat kelakuan istrinya yang dinilainya seperti anak kecil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
guntur 1609
khairah buat pertahanan diri da hatinu kokoh. apapun ceritanya sebuah rumah tangga kalau sdh dudsari wanita lain itu tdk baik. apaun alasnya. nah baru pertama nikah sj sdh begitu apalgi selnjutnya. ancam saja. si radit. na gan sampai suatu hari dia mulai jatuh cinta sm khaira. di saat hari itu datang jati khaira akn dia tutup tk aelamanya. apaun alasanya. biar dia merenungi apa yg diperbuat ya
2022-12-16
0
yuliana
paling benci kalau cerita kayak gini sebagai perempuan gk ad harga diri banget 🐕🐕🐕🐕🐕
2022-06-07
1
Fina Ina
enk aj main serobot,,biar istri jg kan Adit sdh ad yg punya
2022-04-13
0