Ada Apa Dengan Mouri?

Mungkin hari esok adalah hari yang sangat besar sepanjang sejarah desa kucing, sekaligus sangat mengejutkan para penduduk desa. Namun yang paling ku takutkan adalah bagaimana reaksi penduduk desa begitu tahu bahwa kami merencanakan perdamaian antara ras kami dengan ras manusia bertelinga runcing itu.

Kalau mungkin memang ada yang menginginkan perdamaian itu, pasti hanya satu, atau dua orang saja. Lalu sisanya... pasti akan menolak mentah-mentah tentang apa yang kami usulkan. Tentu saja mereka akan bersikap seperti itu, karena perbedaan itulah yang membuat kami membenci satu sama lain.

"Hei... ternyata kau ada disini, aku mencari mu kemana-mana ternyata kau ada disini" ucap Tygruth yang ikut duduk di sampingku. Saat ini aku sedang berada di teras belakang rumahku yang menghadap kebun yang kami buat. Aku duduk melamun melihat pohon-pohon besar jauh di sana.

"Oh kau sudah datang? baiklah kalau begitu apa rencana kita?" tanyaku sambil melamun.

"Apa kau sedang memikirkan apa yang akan terjadi besok jika kita melakukannya?" tanya Tygruth.

"Kelihatan ya? ya... aku sedang memikirkan kemungkinan terburuknya" kataku sambil menghela nafas.

"Kenapa kau memikirkan kemungkinan buruknya? seharusnya yang kau pikirkan adalah kemungkinan terbaiknya yang akan terjadi. Karena itu tidak akan membuatmu khawatir seperti ini, kawan!" ucap Tygruth yang memberikan kata-kata penyemangat.

"Kau benar... tak seharusnya aku berpikir buruk akan hari esok. Tapi tidak baik juga kalau kita terlalu mengharapkan kemungkinan terbaiknya, begitu apa yang kita harapkan tidak akan menjadi kenyataan. Itu akan sangat menyakitkan" ucapku.

"Kau benar... tapi setidaknya kita sudah mempersiapkan ini untuk hari esok. Baiklah kalau begitu mari kita membuat surat undangan untuk semua penduduk desa!" ucap Tygruth yang berteriak penuh semangat, sambil mengepalkan tangannya.

Setelah itu kami membuat surat yang bertuliskan sebuah undangan untuk seluruh penduduk desa berkumpul di tengah permukiman. Begitu para penduduk desa telah berkumpul, barulah kami mengatakan tentang membangun hubungan yang baik untuk ras Leonis, dan ras Elf.

Kami sudah sepakat untuk tak memikirkan apa yang terjadi pada esok hari, kami hanya perlu yakin pada diri kami tentang apa yang akan kami lakukan. Selama yang kami lakukan itu adalah untuk kebaikan bersama, tentu hasil akhirnya pasti akan baik, walau bukan sekarang, tapi suatu saat nanti kami yakin akan dapat menjalin hubungan yang baik dengan bangsa Elf.

Mungkin bukan hanya bangsa Elf saja, begitu juga dengan bangsa lainnya. Kami akan membuat seluruh bangsa ini damai, tanpa memandang perbedaan mereka, dan menerima perbedaan semua bangsa. Kalau hal itu sudah diterapkan dalam hidup kami, maka hal itu akan menjadi hal biasa dalam kehidupan yang berbeda ini.

"Baiklah kalau begitu kau bisa istirahat, aku akan membagikan surat-surat yang kita tulis ini di depan pintu rumah para penduduk desa" kata Tygruth yang segera keluar membawa surat-surat itu di tangannya.

"Baiklah terima kasih atas kerja kerasnya, kau juga jangan lupa beristirahat, dan jangan terlalu memaksakan diri" jawabku.

Kemudian aku pergi untuk tidur di kamarku, sementara itu Tygruth yang baru saja keluar dari rumahku di tangkap oleh seseorang, dan ternyata itu adalah Mouri. Entah apa yang dia lakukan disini, sepertinya sedari tadi dia menguping pembicaraan kami pikir Tygruth.

"Apa yang kau lakukan disini malam-malam?" bisik Tygruth.

"Kenapa hal seperti ini tidak kau bicarakan padaku? apa posisiku sebagai sahabatmu sudah tergantikan oleh dia yang baru kau kenal selama dua bulan lebih?" ucap Mouri yang terlihat kesal sambil mengembungkan pipinya.

"Hahaha tentu saja tidak, baik kau, ataupun Gernath. Kalian adalah sahabat terbaikku, maaf karena aku tak membicarakan hal ini padamu karena hal ini sangat tiba-tiba terjadi begitu saja. Eh!? kenapa aku harus minta maaf padamu? padahal kau kan yang pergi berlari begitu saja saat pagi" kata Tygruth.

"Ah... maaf, lagi pula temanmu itu sangat menyebalkan sekali... dia..." ucap Mouri yang menahan malu, dan wajahnya mulai memerah kembali begitu mengingat kejadian-kejadian sebelumnya, di saat aku memeluknya dengan erat secara tiba-tiba.

"Terima ini... kau sudah tahukan apa yang akan kau lakukan dengan ini?" tanya Tygruth yang membagi setengah dari suratnya yang ada di tangannya.

"Baiklah... semoga saja besok berjalan dengan lancar!" ucap Mouri yang penuh dengan semangat.

"Dasar penguping!" ucap Tygruth yang langsung loncat dengan cepat untuk membagikan suratnya ke setiap rumah di desa ini.

"Apa katamu!? hei tunggu aku!"

Sambil melompat-lompat ke setiap rumah, di saat itu Tygruth tersenyum kecil. Karena dia tak menyangka kalau sudah ada Leonis lain yang berpikiran sama dengan kami. Meski hanya satu itu sudah membuat hati Tygruth sangat senang, "Gernath..." gumam Tygruth dengan senyuman kecil.

Kemudian pada akhirnya, hari esok pun tiba begitu saja dengan cepat. Para penduduk desa terkejut begitu menemukan surat di depan pintu rumah mereka. Mereka saling bertanya-tanya siapa yang memberikan surat-surat ini? mereka semua terlihat sangat senang, karena mereka berpikir akan terjadi sesuatu yang menyenangkan yang akan terjadi di siang hari.

Namun di pagi hari ini aku masih tertidur dengan pulas, mungkin karena semalaman aku menulis suray yang begitu banyak. Tygruth pun menghampiri rumahku, dan meneriaki namaku, namun aku tak kunjung keluar karena sedang tertidur pulas di kasur.

"Hei! Gernath! aku datang! sial... anak itu kenapa sih. Sudahlah lebih baik aku masuk saja" gumam Tygruth dengan kesal, lalu tanpa basa-basi Tygruth pun langsung masuk ke rumahku, dan pergi masuk ke kamarku. Dia melihatku yang sedang tertidur pulas sampai mengeluarkan air liur.

"Baiklah... sepertinya ini akan sulit... satu... dua... tiga!" Tygruth langsung melompat, dan menjatuhkan tubuhnya ke badanku.

"Uhuk! uhuk! gempa bumi! selamat diri kalian!" teriakku yang berlarian keluar rumah. Tygruth yang melihatku hanya bisa terdiam, dan berkata dalam hatinya, "Dasar orang aneh". Begitu aku keluar rumah, aku melihat Mouri yang sedang berdiri di depan rumahku.

Mouri sangat terkejut dengan sikapku yang sangat aneh itu, "Apa... apa yang terjadi denganmu?" tanya Mouri, kemudian aku langsung melompat ke arahnya, dan memegang kedua bahunya dengan erat, "Terjadi gempa bumi di rumahku! ayo kita pergi dari sini!" teriakku.

"Apa yang kau bicarakan? lepaskan aku... sakit" kata Mouri yang menahan sakit karena bahunya ku genggam dengan cukup kencang.

"Ah... maaf, jadi... yang terjadi barusan saat aku tidur itu apa?" tanyaku yang kebingungan.

"Baiklah cukup bercandanya... kita harus bersiap-siap sekarang, sebelum siang hari" ujar Tygruth yang keluar dari rumahku. Aku hanya bisa bengong melihat Tygruth yang ada di dalam rumahku.

"Bagaimana bisa kau ada di dalam rumahku? ah!? akhirnya aku mengerti! dasar kau ini Tygruth!" ucapku dengan kesal.

"Sudahlah... lebih baik ayo kita bersiap-siap, sepertinya para penduduk desa sudah berkumpul lebih dulu dari waktu yang telah tertulis di surat itu. Sepertinya mereka sudah sangat menantikannya, aku jadi merasa bersalah dengan hal itu" kata Tygruth sambil memegang keningnya.

"Tunggu apa maksudmu dengan kata, kita?" tanyaku dengan terbengong sedari tadi.

"Betulkan wajahmu terlebih dahulu... itu karena Mouri sudah setuju lebih dulu dengan rencana kita, dan dia akan membantu kita dalam menyampaikan rencana kita kepada seluruh penduduk desa nanti siang" ucap Tygruth yang menghampiri Mouri, dan menunjuknya.

"Apa!? syukurlah! pasukan kita bertambah! aku sangat senang sekali! terima kasih Mouri" kataku dengan sangat senang sambil menggenggam kedua tangan Mouri hingga membuat wajahnya merah merona.

"Mouri... kali ini kau harus menahannya" bisik Tygruth ke telinga Mouri yang badannya sudah bergemetaran menahan malu. Seperti yang kalian kenal, Mouri adalah gadis yang pemalu terhadap lawan jenisnya, kecuali Tygruth yang sudah berteman sejak kecil olehnya.

Seperti yang kalian duga, yang terjadi setelahnya adalah... lagi-lagi Mouri melarikan diri, dan meninggalkan kami berdua karena saking malunya. Dia tidak bisa menahan rasa malunya jika bersentuhan dengan lawan jenisnya, dari yang kulihat sepertinya dia sangat membenciku.

Tapi lagi-lagi begitu aku bertanya kepada Tygruth apa yang terjadi padanya, lagi-lagi dia hanya berkata bahwa aku bodoh. Aku tak mengerti apa yang terjadi padanya, kenapa saat dia bersentuhan denganku wajahnya memerah, dan berlari sambil berteriak-teriak. Yah... sudahlah, pokoknya nanti siang adalah haru yang besar bagi kami.

Episodes
1 Kehidupan Yang Menyedihkan
2 Kehancuran Dunia
3 Kehidupan Baru
4 Pergi Berburu
5 Pertemuan Pertama Dengan Elf
6 Bersenandung
7 Harapan Yang Sama
8 Rencana
9 Ada Apa Dengan Mouri?
10 Sebuah Kegagalan
11 Elysna
12 Jantung Sialan!
13 Cinta!?
14 The Power of Peace
15 Guru
16 Belajar Kekuatan Sihir
17 Ingatan Aneh
18 Lepas Kendali
19 Kepercayaan Yang Datang Kembali
20 Hati Yang Terluka
21 Ayo Kita Menikah
22 Kenyataan
23 Absurd
24 Pertarungan Yang Ditunggu
25 Hati
26 Pergi
27 Menginap
28 Malam Yang Indah
29 Pertarungan Fisik
30 Perlombaan
31 Pencarian
32 Bangsa Baru
33 Bocah Menyebalkan
34 Blood Blood
35 Perdamaian
36 Selamat Bergabung
37 Siapa Kau?
38 Losing Soul
39 Pergi Memancing
40 Angin Yang Melebihi Batas
41 Masa Lalu Alzheimer's
42 Akhir Kisah Yang Bahagia
43 Kastil
44 Makhluk Apa Kau!?
45 Amarah Sang Leonis
46 Penderitaan Louris
47 Terima Kasih Louris
48 Sihir Murni
49 God's Meeting
50 Bandit
51 Malaikat Aneh
52 Masalah Yang Harus Diselesaikan
53 Xyyushara
54 Malaikat Gila
55 Desa Makhluk Campuran
56 Pangeran, dan Raja Iblis
57 Tygruth... Kau...?
58 Peperangan
59 Makhluk Yang Aneh
60 Sosok Pahlawan
61 Sosok Bayangan Hitam
62 Arwah Penderitaan
63 Hantu
64 Goa Kecil
65 Saling Terbuka
66 Ambang Kehancuran
67 Penyerbuan
68 Pemanggilan
69 Bangsa Yang Dipertemukan
70 Kembalinya Sang Pahlawan
71 Apakah Ini Adalah Akhirnya?
72 Dua Pahlawan, dan Dua Makhluk Busuk
73 Kekuatan Pamungkas
74 Jiwa Keputusasaan
75 Akhir Pertarungan Yang Melelahkan
76 Penyerangan Kota Leonelf
77 Drama
78 Kembalinya Sang Raja Iblis Pertama
79 Kembali
80 Kekacauan Dunia
81 Bergabung
82 Akhir Perang Bangsa Iblis, dan Malaikat
83 Kepergian Pemimpin Kota
84 Masuk Lebih Dalam
85 Keadaan Genting
86 Cahaya Matahari
87 Penciptaan Monster
88 Serangan Yang Sia-sia
89 Sebuah Kisah
90 Kemenangan Banyak Orang
91 Kebencian Tanpa Batas
92 Pemimpin Desa Pertama
93 Kemunculan Xyyushara Terakhir
94 Penyesalan
95 Membuat Rencana
96 Rencana Dibalas Rencana
97 Apakah Ini Akhirnya?
98 Kehancuran Tanpa Batas
99 Pertarungan Yang Sebenarnya
100 Serangan Yang Tidak Diduga
101 Sensasi Yang Sama
102 Mengatasi Kelemahan
103 Rasakan Neraka mu
104 Keseimbangan
105 Pertarungan Balas Dendam
106 Akhir Dari Segala Kekacauan
107 Akhir?
108 Awal Yang Baru
109 Persaingan
110 Pertemuan Dengan Raja Iblis
111 Perjalanan Yang Panjang
112 Untuk Sementara Waktu
113 Perebutan Kamar
114 Hydra
115 Demi Kebahagiaan
116 Anak Kecil
117 Sebentar Lagi
118 Perjalanan Menuju Kerajaan Gygash
119 Grup The Light
120 Para Ksatria Agung
121 Sampai di Kerajaan
122 Gadis Kecil
123 Tamu Baru
124 Pria Bertopeng
125 Orang Yang Menjengkelkan!
126 Raja Sementara
127 Kini Dia Mengganggu Yang Lain
128 Lagi-lagi Kau!?
129 Selamat Bergabung Pria Aneh
130 Menciptakan Keributan
131 Hari Liburan Kedua
132 Masalah Apa Lagi!?
133 Pertemuan Dengan Raja
134 Rouge!?
135 Perpustakaan
136 Awal Untuk Yuki
137 Meminjam Buku
138 Penglihatan Anak Kecil
139 Kembalinya Sang Raja
140 Rapat
141 Terpuruk
142 Berlatih Melampaui Batas
143 Arena Pertarungan
144 Acara Yang Di Tunggu-tunggu
145 Pertarungan Pertama
146 Menunggu Pertarungan
147 Milan
148 Nizard
149 Akhir Pertarungan Nizard.
150 Pertarungan Boa Boa
151 Pertarungan Sheran
152 Sosok Yang Datang Kembali
153 Kemenangan Yang Mudah
154 Kemenangan Yang Mudah
155 Pertarungan Yang Sengit
156 Siapa Yang Menjadi Pemenang?
157 Selanjutnya
158 Satu-satunya
159 Lagi dan lagi...
160 Hiatus
161 Jadwal Peserta Gladiator
162 Colosseum
163 Pertarungan Pertama
164 Gawat!
165 Keange dan Ylitc
166 Persiapan untuk utbk
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Kehidupan Yang Menyedihkan
2
Kehancuran Dunia
3
Kehidupan Baru
4
Pergi Berburu
5
Pertemuan Pertama Dengan Elf
6
Bersenandung
7
Harapan Yang Sama
8
Rencana
9
Ada Apa Dengan Mouri?
10
Sebuah Kegagalan
11
Elysna
12
Jantung Sialan!
13
Cinta!?
14
The Power of Peace
15
Guru
16
Belajar Kekuatan Sihir
17
Ingatan Aneh
18
Lepas Kendali
19
Kepercayaan Yang Datang Kembali
20
Hati Yang Terluka
21
Ayo Kita Menikah
22
Kenyataan
23
Absurd
24
Pertarungan Yang Ditunggu
25
Hati
26
Pergi
27
Menginap
28
Malam Yang Indah
29
Pertarungan Fisik
30
Perlombaan
31
Pencarian
32
Bangsa Baru
33
Bocah Menyebalkan
34
Blood Blood
35
Perdamaian
36
Selamat Bergabung
37
Siapa Kau?
38
Losing Soul
39
Pergi Memancing
40
Angin Yang Melebihi Batas
41
Masa Lalu Alzheimer's
42
Akhir Kisah Yang Bahagia
43
Kastil
44
Makhluk Apa Kau!?
45
Amarah Sang Leonis
46
Penderitaan Louris
47
Terima Kasih Louris
48
Sihir Murni
49
God's Meeting
50
Bandit
51
Malaikat Aneh
52
Masalah Yang Harus Diselesaikan
53
Xyyushara
54
Malaikat Gila
55
Desa Makhluk Campuran
56
Pangeran, dan Raja Iblis
57
Tygruth... Kau...?
58
Peperangan
59
Makhluk Yang Aneh
60
Sosok Pahlawan
61
Sosok Bayangan Hitam
62
Arwah Penderitaan
63
Hantu
64
Goa Kecil
65
Saling Terbuka
66
Ambang Kehancuran
67
Penyerbuan
68
Pemanggilan
69
Bangsa Yang Dipertemukan
70
Kembalinya Sang Pahlawan
71
Apakah Ini Adalah Akhirnya?
72
Dua Pahlawan, dan Dua Makhluk Busuk
73
Kekuatan Pamungkas
74
Jiwa Keputusasaan
75
Akhir Pertarungan Yang Melelahkan
76
Penyerangan Kota Leonelf
77
Drama
78
Kembalinya Sang Raja Iblis Pertama
79
Kembali
80
Kekacauan Dunia
81
Bergabung
82
Akhir Perang Bangsa Iblis, dan Malaikat
83
Kepergian Pemimpin Kota
84
Masuk Lebih Dalam
85
Keadaan Genting
86
Cahaya Matahari
87
Penciptaan Monster
88
Serangan Yang Sia-sia
89
Sebuah Kisah
90
Kemenangan Banyak Orang
91
Kebencian Tanpa Batas
92
Pemimpin Desa Pertama
93
Kemunculan Xyyushara Terakhir
94
Penyesalan
95
Membuat Rencana
96
Rencana Dibalas Rencana
97
Apakah Ini Akhirnya?
98
Kehancuran Tanpa Batas
99
Pertarungan Yang Sebenarnya
100
Serangan Yang Tidak Diduga
101
Sensasi Yang Sama
102
Mengatasi Kelemahan
103
Rasakan Neraka mu
104
Keseimbangan
105
Pertarungan Balas Dendam
106
Akhir Dari Segala Kekacauan
107
Akhir?
108
Awal Yang Baru
109
Persaingan
110
Pertemuan Dengan Raja Iblis
111
Perjalanan Yang Panjang
112
Untuk Sementara Waktu
113
Perebutan Kamar
114
Hydra
115
Demi Kebahagiaan
116
Anak Kecil
117
Sebentar Lagi
118
Perjalanan Menuju Kerajaan Gygash
119
Grup The Light
120
Para Ksatria Agung
121
Sampai di Kerajaan
122
Gadis Kecil
123
Tamu Baru
124
Pria Bertopeng
125
Orang Yang Menjengkelkan!
126
Raja Sementara
127
Kini Dia Mengganggu Yang Lain
128
Lagi-lagi Kau!?
129
Selamat Bergabung Pria Aneh
130
Menciptakan Keributan
131
Hari Liburan Kedua
132
Masalah Apa Lagi!?
133
Pertemuan Dengan Raja
134
Rouge!?
135
Perpustakaan
136
Awal Untuk Yuki
137
Meminjam Buku
138
Penglihatan Anak Kecil
139
Kembalinya Sang Raja
140
Rapat
141
Terpuruk
142
Berlatih Melampaui Batas
143
Arena Pertarungan
144
Acara Yang Di Tunggu-tunggu
145
Pertarungan Pertama
146
Menunggu Pertarungan
147
Milan
148
Nizard
149
Akhir Pertarungan Nizard.
150
Pertarungan Boa Boa
151
Pertarungan Sheran
152
Sosok Yang Datang Kembali
153
Kemenangan Yang Mudah
154
Kemenangan Yang Mudah
155
Pertarungan Yang Sengit
156
Siapa Yang Menjadi Pemenang?
157
Selanjutnya
158
Satu-satunya
159
Lagi dan lagi...
160
Hiatus
161
Jadwal Peserta Gladiator
162
Colosseum
163
Pertarungan Pertama
164
Gawat!
165
Keange dan Ylitc
166
Persiapan untuk utbk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!