Kedatangan bangsa Elf itu membuat kami marah, dan Tygruth mulai menggerakkan giginya sambil memegang sebilah pisau di tangan kanannya. Begitu juga denganku yang memegang pedang, dan tali secara bersamaan. Dengan begini aku bisa menyerang dari jauh, aku cukup mahir karena sering berlatih. Namun yang menjadi masalahnya adalah pohon-pohon yang menggangu ini.
Tidak hanya itu saja, bangsa Elf memiliki kekuatan sihir yang sudah dilatih sejak kecil. Tidak seperti kami bangsa manusia kucing, hanya orang terpilih saja yang diajarkan kekuatan sihir. Padahal dulu tidak seperti ini, namun karena suatu kejadian di masa lampau yang terjadi di desa manusia kucing.
Membuat pengguna sihir di batasi, karena saat itu ada beberapa pengkhianat yang menyerang para manusia kucing dengan sihirnya. Namun untungnya kejadian itu berhasil diselamatkan, dengan kekuatan pemimpin desa, dan para manusia kucing lainnya. Tapi alhasil beberapa dari mereka ada yang kabur entah kemana, dan beberapa dari mereka berhasil di tangkap, dan di bunuh sebagai hukumannya.
Oleh karena itu pemimpin desa membatasi penggunaan sihir, karena kejadian masa lalunya yang membuat penduduknya amat menderita karena banyak kehilangan anggota keluarga mereka. Tidak ada syarat khusus untuk menjadi yang terpilih, pemimpin desa hanya akan memilih beberapa dari kami yang menurutnya tepat untuk belajar kekuatan sihir.
Tapi saat ini keadaan kami sangat genting dengan kedatangan manusia bertelinga runcing ini. Meskipun hanya satu orang saja yang datang dari bangsa mereka, dan Elf ini terlihat masih muda. Kami harus tetap waspada akan kekuatan sihir yang mereka miliki, karena bangsa Elf diberi umur yang panjang, sehingga kami tidak tahu sudah berapa lama dia hidup, dan sudah berapa kuat sihir yang dia miliki.
"Aku datang kesini bukan untuk menyerang kalian" kata Elf itu yang tiba-tiba berbicara di keadaan yang mencengkram ini dengan tatapan yang sangat dingin.
"Lalu apa tujuan mu datang ke hutan ini!?" tanya Tygruth yang terlihat tidak suka dengan kedatangan Elf ini.
"Memangnya kenapa? apakah kami bangsa Elf tidak boleh masuk ke hutan ini? memangnya hutan ini adalah wilayah kalian. Hanya karena kalian sering berburu disekitar sini, kalian menganggap tempat ini sebagai milik kalian? begitu kah?" kata Elf itu dengan kata-kata pedasnya.
"Kau masih saja banyak bicara ya? apa kau tidak melihat keadaan? kau sekarang kalah jumlah tahu!" balas Tygruth, aku ingin sekali menghentikan pertikaian ini, dan membangun hubungan baik dengan Elf ini. Tapi apa mungkin orang sepertiku bisa mengubah kebencian ini?.
"Memangnya kenapa? toh kalian pasti tidak memiliki kekuatan sihir kan? haha! lucu sekali" ucap Elf itu yang membuat Tygruth semakin kesal dengan perkataannya.
"Kau... apa yang kau lakukan Gernath!?" tanya Tygruth yang ingin melompat, dan menyerang Elf itu. Namun aku segera menghalanginya dengan tanganku. Aku sangat berharap dengan ini hubungan bangsa Leonis, dan bangsa Elf bisa membaik karena ini.
"Kau bilang, kau datang kesini bukan untuk mencari masalah dengan kami bukan?" kataku yang melontarkan pertanyaan padanya.
"Ya..."
"Baiklah kalau begitu, maafkan temanku yang membuat anda merasa tak nyaman" kataku sambil membungkuk di hadapannya.
"Hah!? apa yang kau lakukan di depan Elf itu? kau membuat bangsa Leonis malu, Gernath!" kata Tygruth yang terkejut melihat tindakan ku yang membungkukkan badan di depan bangsa lain selain Leonis.
"Diam, dan kau juga membungkuk sama sepertiku, Tygruth" kataku yang membuat Tygruth terkejut, namun akhirnya Tygruth pun mengikuti kata-kata ku dengan wajah yang kesal. Padahal aku ingin memiliki hubungan yang baik dengan sesama Leonis untuk dijadikan teman, tapi disisi lain aku ingin memperbaiki hubungan kami para Leonis dengan bangsa Elf.
"Kenapa kau membungkukkan badanmu di depanku?" tanya Elf itu dengan heran.
"Kau! masih tidak tahu diri ya!" kata Tygruth yang kesal, dan mengeluarkan pisaunya kembali.
"Hentikan itu Tygruth, tuan Elf... kami membungkuk dihadapan anda karena kami yakin salah" kataku.
"Aku tahu itu... tapi kenapa kalian sampai membungkuk seperti itu, dan lagi aku ini bangsa yang berbeda dengan kalian" kata Elf itu yang tak mengubah raut wajahnya. Walaupun wajahnya itu sangat menjengkelkan, tapi aku harus sabar untuk menjalaninya. Mungkin saja itu adalah wajah yang diperlihatkan untuk orang asing seperti kami.
"Itu karena... aku... Gernath, ingin membangun hubungan yang baik dengan bangsa kalian!" kataku jawab dengan tegas.
Perkataan ku membuat suasana ini menjadi canggung, dan lagi-lagi aku membuat Tygruth terkejut sampai mulutnya terbuka. Memang ini adalah perkataan yang tak masuk akal, atau mungkin sulit dipahami. Karena sejak dulu kami memang tidak menyukai satu sama lain.
"......Cih... omong kosong, membangun hubungan baik apa maksudmu!? lebih baik aku pergi saja dari sini" kata Elf itu yang membalikkan badannya lalu pergi.
"Hei dasar kau! awas saja kalau kita bertemu lagi, kau akan habis di tanganku!" teriak Tygruth dengan keras sambil berloncatan.
Lalu tiba-tiba saja Elf itu melempar sebuah kantung kepada kami, "Ambil ini... dasar kalian manusia kucing aneh" kata Elf itu sembari pergi meninggalkan kami. Lalu aku menangkap kantung itu, dan membukanya untuk melihat isi di dalamnya, aku cukup terkejut, dan sedikit senang dengan benda yang dia berikan.
Ternyata dia memberikan bibit pohon dari bangsa elf untuk kami. Entah apa maksud dari tujuannya, sepertinya dia bukanlah Elf yang jahat. Mungkin dengan ini adalah awal mula kami bangsa Leonis membangun hubungan yang baik dengan bangsa Elf. Tapi sepertinya kedatangan dia kesini, sambil membawa kantung yang berisi tanaman dari bangsa Elf ini, dia sepertinya ingin menanam bibit ini di hutan ini.
"Aku akui tanaman ini sedikit menarik perhatian ku karena keindahannya. Tapi lebih baik kita membuangnya" kata Tygruth.
"Aku tak akan membuang pemberian darinya, ayo kita tanam bibit pohon ini disini" kataku dengan semangat.
"Hah!? untuk apa? aku tak habis pikir dengan semua yang kau lakukan saat ini. kenapa kau sangat tertarik sekali dengan Elf itu?" tanya Tygruth.
"Aku hanya ingin sebuah perdamaian..." kataku yang membuat Tygruth terdiam, dan angin mulai berhembus dengan kencang.
"Apa kau serius dengan perkataan mu?" kata Tygruth yang melotot kepadaku yang membuatku merinding ketakutan, dan lagi dia sedang menggenggam sebuah pisau dengan sangat erat di tangannya.
"Te-tentu saja... apa itu aneh? haha..." kataku yang bergemetaran.
"Aku... aku juga ingin sebuah perdamaian seperti yang kau maksud. Mungkin dunia akan terasa menyenangkan kalau kami hidup secara bersamaan" kata Tygruth dengan tersenyum sedih padaku. Aku juga senang kalau tidak hanya aku yang menginginkan sebuah perdamaian ini.
"Baiklah ayo kita tanam bibit pohon ini, sebagai bentuk pertemuan kita pertama kali dengan bangsa Elf, dan sebagai bentuk awal mula hubungan kita bersama Elf!" kataku dengan penuh semangat.
Lalu setelah itu kami pun pulang bersama, aku membantu Tygruth untuk membawa hasil buruannya. Tygruth pun kembali menemui keluarganya dengan sangat senang, terlihat kebahagiaan, dan cinta di wajah mereka. Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka dari jauh, sambil berharap aku memiliki keluarga yang sama seperti Tygruth.
Kemudian setelah aku mengantarkan Tygruth pulang membawa hasil buruannya. Aku pun pulang ke rumahku, namun saat aku hendak ingin pulang, Tygruth menarik tanganku, dan tersenyum padaku. Begitu juga dengan keluarganya yang tersenyum lebar padaku, aku yang melihatnya menjadi malu, dan kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini.
"Sebelum kau pulang, bagaimana kalau kita makan bersama di rumahku?" tanya Tygruth yang membuat hatiku senang mendengarnya. Lalu aku menerima tawarannya dengan senang hati, walau aku sedikit merasa tidak enak dengan keluarganya.
Tygruth memiliki dua adik laki-laki yang mirip sepertinya, Tygruth adalah anak tertua dari saudara yang lainnya. Saat ini kami sedang makan bersama di rumah Tygruth dengan hasil buruan yang kami tangkap saat di hutan tadi. Tygruth juga menceritakan kejadian saat-saat kami sedang berburu di hutan.
Aku jadi sedikit malu karena Tygruth menceritakan pada keluarganya kalau aku adalah orang yang jenius. Perkataannya terlalu dilebih-lebihkan, sampai-sampai aku tak bisa menahan rasa maluku. Namun untuk cerita tentang pertemuan kami dengan Elf tadi, Tygruth tidak menceritakannya.
Karena bagi kami menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan bangsa lain adalah hal tabu bagi kami. Mungkin hal ini juga berlaku bagi bangsa lain, yah... pokoknya hari ini mungkin adalah hari favorit ku. Penuh dengan keajaiban yang tak terduga di saat yang bersamaan, aku sangat senang sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
2 x mawar krn sdh masuk komunitas discord saya
2023-03-31
1
Rain Hikmah
like
2021-12-19
2