Hari ini hujan begitu deras, angin berhembus cukup kencang. Guru kami mengirim kami pesan kalau tak bisa mengajari kami hari ini lewat kekuatan yang dia miliki. Padahal kami sudah sangat menantikannya malam ini, tapi dari pada kami tak melakukan apapun malam ini, lebih baik kami berlatih saja malam ini. Karena kami akan menjadi lebih kuat dari siapapun yang ada di dunia ini.
"Baiklah kalau begitu! karena guru tidak bisa datang hari ini lebih baik kita berlatih sendiri saja!" ucap Mouri dengan penuh semangat.
"Baiklah aku sudah siap! bagaimana dengan... eh!? ada apa dengan Tygruth?" bisik ku kepada Mouri setelah melihat wajah suramnya Tygruth.
"Soal itu... kemarin malam saat kau pingsan, Tygruth masih belum bisa menggunakan kekuatannya. Itulah yang membuatnya sedih, padahal saat itu dia berkata kalau akan menjadi yang terkuat, hahaha!" tawa Mouri dengan keras, dengan sengaja agar terdengar oleh Tygruth.
"Berisik! hiks... jahat sekali kau ini, sebenarnya kau ada di pihak siapa sih" ucap Tygruth dengan sedikit.
"Sudahlah, kalau begitu kekuatan macam apa yang kau miliki Mouri?" tanyaku.
"Haha! tentu saja kekuatan yang sangat hebat! akan ku tunjukkan padamu sekarang" ucap Mouri dengan sombongnya, yang membuatku, dan Tygruth jengkel. Kemudian Mouri mulai menggunakan kekuatannya, aku sangat terkejut begitu mengetahui kekuatan yang dimilikinya. Dia memiliki kekuasaan transformasi tubuh, dia mengubah bentuk tangannya menjadi pedang.
"Hoho! bagaimana dengan kekuatan ku ini? apa kalian iri? hahaha!" tawa Mouri yang tingkahnya semakin membuat kami kesal.
Aku yang tak terima pun langsung membalasnya, "Lihat ini! inilah kekuatan yang terhebat!" ucapku sambil mengeluarkan lingkaran sihir di sekeliling Mouri.
"Eh!? a-apa yang sedang kau lakukan!" teriak Mouri yang terkejut.
"Aku menyebutnya! Lightning Explosion!" teriakku yang seketika petir menyambar menembus rumah kami, dan meledak mengenai Mouri. Kami pun terpental karena ledakan itu, asap dimana-mana aku sangat terkejut kalau serangan ku sekuat itu. Sepertinya aku terlalu keras menyerangnya, aku jadi khawatir bagaimana keadaan Mouri sekarang.
"Mouri! apa kau baik-baik saja? uhuk-uhuk" ucapku yang mencari-cari dimana Mouri berada yang di tutupi debu.
Namun semakin lama debunya semakin memudar, dan aku melihat ada seseorang yang berdiri dengan bentuk aneh di depanku. Aku sangat terkejut kalau serangan ku tadi dapat di tahan oleh Mouri dengan mengubah bentuk tangannya menjadi perisai yang kokoh. Namun aku juga merasa jengkel karena wajahnya yang tersenyum dengan sombong itu.
"Hahaha! bagaimana? bukankah ini sangat hebat?" ucap Mouri.
"Baiklah, kekuatan mu memang hebat, tapi di mana Tygruth?" ucapku. Lalu kami mendengar suara tangisan seseorang yang ternyata itu adalah tangisan dari Tygruth yang sedang bersedih karena melihat kekuatan kami yang sangat hebat. Dirinya menjadi suram karena melihat kami yang memiliki kekuatan hebat.
"Sial... kenapa hanya aku... huhu, kenapa hanya aku yang tak memiliki kekuatan!" ucap Tygruth dengan kesal.
"Tygruth... bersabarlah... jangan bersedih" ucap Mouri yang mencoba menenangkan Tygruth.
"Apa yang dikatakan Mouri benar, Tygruth. Kau tidak boleh menyerah, jadi kau tak perlu sedih. Aku yakin kau akan memiliki kekuatan yang sangat hebat dari kami" ucapku yang menepuk pundak Tygruth. Kemudian tubuh Tygruth bergemetar, dan dia menundukkan wajahnya. Aku jadi merasa kasihan padanya.
"Hahahaha! aku hanya bercanda! hahaha!" tawa Tygruth dengan kencang.
"K-kau! sialan!" ucap Mouri dengan kesal yang mengubah bentuk tangannya menjadi pedang yang sangat tajam, "Tenangkan dirimu Mouri, aku tahu kau merasa kesal. Tapi ingat dia adalah teman kita... yah mungkin lebih tepatnya teman brengsek" ucapku yang menahan Mouri.
Setelah itu kami menenangkan diri, dan mencari cara bagaimana memperbaiki atap rumah kami yang hancur karena serangan ku tadi. Aku jadi disalahkan karena telah menghancurkan atap rumahnya, tapi memang benar sih kalau akulah yang menyebabkan kehancuran ini.
Tapi aku masih tak bisa berhenti memikirkan kekuatan yang dimiliki Mouri. Dia sangat hebat sekali bisa menahan serangan ku, tanpa terluka. Kekuatan transformasi yang dimilikinya sangat keren sekali sampai membuatku takjub. Tapi aku tak mau mengakui kekuatannya yang hebat itu dengan sifat yang menjengkelkannya.
"Hei aku punya ide untuk memperbaiki atap rumahnya!" ucapku yang memikirkan bagaimana cara memperbaiki nya sedari tadi.
"Apa? cepat beritahu, dan jangan diam saja. sepertinya rumah ini akan kebanjiran karena ulah mu" ucap Mouri.
Entah kenapa akhir-akhir ini sikap Mouri terhadap ku semakin menjengkelkan. Kemudian aku mengarahkan tanganku ke bawah kaki Mouri, lalu muncul lingkaran sihir di sekelilingnya, "Hei! apa yang kau lakukan? apa kau mau menghancurkan atapnya lagi?" ucap Mouri yang langsung siap sedia dengan kekuatannya.
"Tenang saja... aku hanya akan mengangkat mu ke atas menggunakan kekuatanku. Dari yang ku lihat sepertinya tubuhmu mampu bertransformasi dalam wujud apapun. Jadi gunakan kekuatan mu untuk memperbaiki atap rumah yang rusak itu" ucapku sambil mengangkatnya menggunakan kekuatan ku, seperti semacam elevator.
Kemudian Mouri mengubah tangannya menjadi sebuah kayu, dan mematahkannya untuk menutupi atap rumah itu. Kemudian di ujungnya di beri paku untuk menancapkan ke kayu yang lainnya, dan akhirnya atap rumah kami pun berhasil di perbaiki. Walau begitu masih ada yang harus kami lakukan dengan rumah yang becek ini karena banyak air hujan yang masuk.
"Hei... apa kalian bisa membuatku marah?" tanya Tygruth yang tiba-tiba dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak masuk akal, "hah? apa maksudmu? kau ingin kanu membuatmu marah? dengan senang hati kami akan melakukannya, tapi untuk apa?" tanyaku.
"Sudah lakukan saja jangan banyak tanya" ucap Tygruth dengan serius. Meski kami tak tahu apa yang dipikirkan oleh Tygruth, karena hanya melakukan sesuatu yang membuatnya marah tentu saja itu mudah. Kemudian kami mulai mencoba untuk membuat dirinya marah.
"Hei pecundang seperti mu tidak akan pernah memiliki kekuatan!" ucapku dengan tatapan kejam.
"Dia benar! tak seharusnya kau bersama kami, karena kau itu sangat lemah, dan hanya akan menjadi beban" lanjut Mouri.
"Hei hei! apa-apaan ini? sepertinya kalian tampak menikmatinya" ucap Tygruth, namun kami tak mempedulikan kata-kata Tygruth. Karena mungkin yang kami lakukan ini benar, kami berpikir alasan Tygruth ingin membuat dirinya marah karena Tygruth berpikir dengan begitu dia akan dapat mengeluarkan kekuatannya.
"Latihan yang sudah diberikan oleh guru hanya sia-sia karena kau tidak serius dalam berlatih" ucapku dengan kasar.
"A-apa? katamu? hentikan... hentikan ini, ini sudah tidak lucu" ucap Tygruth.
"Kalau tahu akan seperti ini, lebih baik kau tak usah nekat untuk belajar kekuatan sihir, dasar payah" ucap Mouri dengan pedas, seperti dia mengatakannya dengan sungguh-sungguh.
"Mouri? kenapa kau berkata seperti itu?" ucap Tygruth yang matanya mulai melotot karena kesal.
"Benar, seharusnya kau tak perlu memaksakan dirimu untuk belajar kekuatan sihir. Karena pada akhirnya kau hanya akan menjadi pecundang yang tak bisa menggunakan kekuatan sihir" ucapku sambil meludahinya, walau mungkin ini agak keterlaluan, namun yang kami lakukan ini demi kebaikan Tygruth sendiri demi membuat kekuatan yang tersimpan pada dirinya keluar.
"Kalian... aku tahu aku ini memang payah, tapi bicara kalian sudah keterlaluan!" teriak Tygruth sambil menghantam tangannya ke lantai rumah kami, yang kemudian tiba-tiba saja dinding rumahnya berubah bentuk menjadi runcing, dan mengarah ke arah kami dengan cepat. Aku, dan Mouri segera menggunakan kekuatan pertahanan untuk melindungi serangan Tygruth.
Saat ini Tygruth sangat marah, sampai-sampai dia kehilangan kendali. Dia terus menempelkan kedua telapak tangannya di lantai, dan seluruh bagian rumah mulai berubah bentuk menjadi tajam, dan menusuk kami dari berbagai arah. Kekuatan yang dimiliki Tygruth ternyata sangat mengejutkan. Kekuatannya hampir sama seperti kekuatan milik Mouri.
Namun perbedaannya hanyalah dalam transformasi objeknya. Kekuatan transformasi yang dimiliki Mouri hanya berlaku pada dirinya, dia bisa merubah bentuk tubuhnya menjadi apapun sesuka hatinya. Namun kekuatan transformasi yang dimiliki Tygruth hanya berlaku terhadap benda lain, selain dirinya sendiri yang tak dapat bertranformasi.
Kekuatan yang ditimbulkan oleh Tygruth semakin kuat semakin marah, kami yang menahan serangannya semakin kewalahan. Kemudian aku jadi teringat dengan kata-kata guru saat itu, kalau kekuatan akan semakin kuat jika emosi suatu pengguna semakin tinggi. Apapun emosinya, maka kekuatannya akan semakin kuat.
Emosi yang dirasakan Tygruth saat ini adalah kemarahan. Dia semakin marah semakin lama, dan begitu juga dengan kekuatannya semakin kuat. Kemudian tiba-tiba saja seluruh rumah kami yang terbuat dari kayu pecah berhamburan. Aku, dan Mouri terkejut melihatnya, kekuatan apa lagi yang akan dia lakukan?. Kayu yang pecah berhamburan itu terbang melayang di sekitar kami.
Kemudian pecahan kayu itu bertranformasi menjadi jarum-jarum yang sangat banyak, dan tajam. Ini gawat, "Tygruth! cepat hentikan kekuatan mu! dan kendalikan dirimu! jangan sampai kau kehilangan kendali mu!" teriakku.
"Maafkan kami Tygruth! karena sudah berbicara seperti itu sampai membuatmu kesal. Kami melakukan hal itu karena kau yang memintanya!" ucap Mouri.
Namun sepertinya Tygruth benar-benar telah kehilangan kendali. Dia sepertinya tak mendengar kata-kata kami, "Hahaha! kalian... akan ku bunuh!" ucap Tygruth yang membuat kami terkejut sekaligus takut. Kemudian jarum-jarum itu mulai melayang dengan cepat ke arah kami, dan menusuk-nusuk pertahanan kami.
Lingkaran sihir pelindung milikku semakin lama semakin hancur karena menerima serangan terus-menerus dari Tygruth. Begitu juga dengan pertahanan kekuatan milik Mouri yang semakin hancur. Jarum-jarum kayu itu tak habis-habisnya menyerang kami. Karena Tygruth terus menciptakan jarum-jarum itu dari bagian rumah ini, yang semakin lama rumah ini semakin habis karena digunakan untuk menyerang kami.
"Mouri! sepertinya kita tak memiliki cara lain selain menyerangnya!" ucapku sambil menahan serangan yang beruntun.
"Tapi... dia teman kita Tygruth" ucap Mouri yang tak tega untuk menyerang Tygruth.
"Kita tak memiliki pilihan lain... Argh!" teriakku kesakitan yang terkena tusuk dari jarum-jarum kayu itu. Aku terkejut kalau pertahanan ku sudah mulai berlubang. Mouri yang melihat kamu terluka akhirnya pun setuju dengan rencana ku, "Mouri... tolong lindungi aku dengan kekuatan mu. Karena aku belum bisa menggunakan dua kekuatan sekaligus. Aku akan mematikan lingkaran sihir pelindung ini, dan langsung menyerang Tygruth!" ucapku.
"Baiklah... tapi jangan berlebihan dalam menggunakan kekuatan mu!" ucap Mouri yang kemudian melebarkan perisainya untuk melindungi ku. Karena perisainya semakin lebar, maka ketebalan perisainya menjadi semakin tipis.
Kemudian aku mengarahkan tanganku ke arah Tygruth, dan muncul lingkaran sihir di bawah kaki Tygruth. Tygruth yang melihatnya terkejut, "Lightning Explosion!" teriakku dengan keras yang kemudian petir besar menyambar dengan sangat keras hingga kami terpental.
Mungkin sepertinya aku terlalu melebih-lebihkan dalam menggunakan kekuatan ku. Aku menggunakan kekuatanku lebih kuat dari sebelumnya saat aku menggunakan kekuatan yang sama kepada Mouri. Kami terpental hingga keluar rumah, dan rumah kami pun hancur lebur terbakar karena ledakan petir tadi. Namun... bagaimana dengan Tygruth? apa dia baik-baik saja?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments