"Dasar lalat kecil, matilah." Suara penuh niat membunuh dan kemarahan keluar dari Bordan Knovic ketika dia mengayunkan palunya.
Ayunan palu yang dilapisi dengan energi ki besar memberi tekanan pada Madhava hingga dia mengeluarkan teknik Zece Fulgere.
Tusukan dari tombak Madhava menghentikan ayunan palu Bordan Knovic hingga membuat mereka berdua terpental dan jatuh dari kuda.
Keduanya segera bangkit dan memulai babak selanjutnya. Bordan Knovic segera mengangkat palunya setinggi mungkin dan memutar badan serta palunya setelah mendapat momentum serta energi ki di palu terisi, Bordan Knovic langsung melesat ke arah Madhava dengan melompat dan mengeluarkan tekniknya.
"Hammer Lacing Hollow."
Madhava segera menggunakan batang tombak dan teknik pertahanan tubuhnya ketika menahan teknik dari Bordan Knovic. Bentrokan antara kedua teknik terlihat dahsyat prajurit yang berada di lingkaran duel terhempas menjauh beberapa meter.
Tekanan dari palu Bordan Knovic sangat kuat dengan palu yang dilapisi energi ki membuat momentumnya meningkat.
Madhava tidak sanggup menahan hantaman palu Bordan Knovic hingga dia terlihat berlutut untuk menahan serangan dari Bordan Knovic.
Madhava mengumpulkan energi ki ke dalam batang tombak lalu mendorongnya, hantaman dari Bordan Knovic terhenti ketika Madhava mendorong palunya.
Bordan Knovic segera menyeimbangkan posisinya dan mengayunkan palunya menyerang Madhava kembali. Madhava menghindari serangan yang dilakukan Bordan Knovic sembari mengumpulkan energi ki nya lalu menggunakan teknik Zece Fulgere.
Benturan terjadi ketika Madhava menggunakan teknik Zece Fulgere, disaat momentumnya akan melemah Madhava segera mengubah tekniknya menjadi Zece Mize de Serpi Fulgere.
Bordan Knovic segera menggunakan teknik andalannya Hammer of Destruction. Ayunan demi ayunan yang membelah udara dan menggelegar keluar ketika Bordan Knovic menggunakan tekniknya.
Energi ki pada Bordan Knovic meluap-luap hingga menciptakan bayangan ribuan batu yang jatuh ketika ayunan palu dari teknik Hammer of Destruction dikeluarkan.
Benturan tombak yang antara tombak yang meliuk-liuk seperti ular dan hantaman demi hantaman dari palu besar membuat pasukan terhempas menjauh hanya menyisakan mereka berdua.
Uhuk...
Madhava mengalami kerugian setelah dia terhempas dan terdorong ke belakang, sedangkan Bordan Knovic terdorong ke tanah terlihat luka tusukan di palu serta tubuhnya .
Teriakan perang membahana ketika melihat kedua pimpinan terjatuh dan Laist segera memerintahkan Alion Bertrand dan Lud F'arn untuk membunuh musuh yang dihadapi Bordan Knovic. Bukan hanya itu saja, dia juga memberi perintah pada Kiyo Reima untuk menyerang sisi sayap kanan sedangkan dia sendiri akan menyerang pusat perang.
"Kita akan mengakhiri perang ini sekarang. Hancurkan Agrapana. Serang... " seruan perang dari Laist membangkitkan semangat pasukan dan seluruh unit menyerang dengan ganas hingga formasi Phalanx tertembus yang mengakibatkan terjadinya pertempuran langsung tanpa formasi lagi.
Melihat kedatangan dua orang musuh yang memancarkan tekanan dan aura yang tidak lebih lemah darinya membuat Madhava semakin tertekan.
" Hahahaha... aku Madhava Gautama ada disini uhuk... serang!!!" teriakan Madhava membangkitkan semangat dari pasukan Agrapana.
"Hahaha... bagus Jendral Muda aku tidak salah menilaimu, namun ini bukan tempat dimana kamu mati, biarkan aku memberimu pelajaran tentang artinya kekuatan," gumam Gajah Mada yang menyaksikan pertarungan antara Madhava dengan Bordan knovic yang hendak diganggu oleh dua musuh.
"hahahaha... kalian berdua lawanlah tuan ini. Aku sangat bosan kemarilah."
Teriakan tantangan Gajah Mada terdengar di seluruh penjuru medan perang dan memekakkan telinga pasukan Lustiana Sword. Alion Bertrand dan Lud F'arn tertantang dan segera memacu kudanya menyerang Gajah Mada.
Teriakan yang digunakan Gajah Mada bukanlah teriakan sembarangan dia menggunakan Ajian Galap Ngampar yang telah dia tempa dalam waktu yang lama. dia selalu menggunakan ajian ini ketika memimpin jutaan pasukan pada masa dirinya menjadi pemimpin pasukan.
Gajah Mada berkuda pelan dan setiap pasukan yang berada di depannya membuka jalan, baik dari pasukan Agrapana atau Pasukan Lustiana Sword mereka terpesona oleh wibawa dan kharisma dari Gajah Mada ketika berkuda saat ini. Dia terlihat seperti patung yang kokoh tidak dapat diruntuhkan, mereka mendapatkan kesan seperti itu dari Gajah Mada.
"Aku akan melawannya kau bantu Bordan, Lud," pinta Alion Bertrand pada Lud F'arn saat dia maju mengayunkan tonbaknya menyerang Gajah Mada.
"Meremehkanku? Kalian sungguh hebat." Gajah Mada tak bergerak disaat dia melihat Alion Bertrand melaju ke arahnya. Ayunan tombak yang dilakukan Alion tidak mampu menggores badan Gajah Mada dan Gajah Mada masih terdiam seperti patung .
Gajah Mada tersenyum lalu memutar tombaknya dan menusuk Alion Bertrand. Tusukan dari Gajah Mada ditahan Alion, ayunan tombak Gajah Mada dapat dihindari Alion dan Alion mundur ke belakang.
"Hanya segini ..... mengecewakan." Suara Gajah Mada memberikan dampak tak terlihat pada Alion hingga menyebabkan kudanya hilang keseimbangan dan terjatuh.
Alion Bertrand terkejut ketika dia terjatuh lalu dia bangkit dan menyerang Gajah Mada. ketika melihat Alion melompat menyerangnya, Gajah Mada langsung mengayunkan tombaknya dengan sepenuh tenaga dan ia gunakan salah satu tekniknya.
Alion Menusukkan tombak ke kepala Gajah Mada namun dapat dihindari dan dia terkena sabetan kuat dari tombak Gajah Mada hingga dia melihat bumi berputar dan tubuhnya terjatuh di depan matanya.
Gajah Mada mengayunkan tombaknya dan darah terciprat dari ujung tombaknya. Gajah Mada merasa bahwa musuh yang dia hadapi terlalu lemah. Lud F'arn yang hendak membantu Bordan dikejutkan dengan kematian dari Alion Bertrand.
Dia mengetahui betul dengan kekuatan yang dimiliki Alion Bertrand,dia hanya berada satu tingkat dibawahnya, Lud F'arn merasa bahwa pemimpinnya melakukan kesalahan ketika menyerang Agrapana karena mereka tidak memiliki informasi terbaru tentang kekuatan yang dimiliki Kerajaan Agrapana hingga menyebabkan hal ini terjadi.
Meskipun mereka memiliki pasukan yang lebih besar, Lud F'arn hanya bisa berpikir untuk melarikan diri atau menyerah. Pada saat dia akan melarikan diri, Lud F'arn melihat Gajah Mada memacu kudanya dan mengayunkan tombaknya.
Dia melihat ayunan tombak dari Gajah Mada memancarkan haus darah tinggi hingga menimbulkan bayangan iblis. Udara disekitar Gajah Mada terbelah menuju ke arahnya setiap prajurit yang berada di depannya terpenggal satu per satu.
"Giliranmu," ucap Gajah Mada dengan aura pembunuh.
Gajah Mada memutuskan untuk segera membunuh kedua musuhnya setelah melihat Agha yang bertarung dengan Laist. Agha terlihat terdesak, energi ki yang dimiliki Agha lebih lemah dari Laist hingga membuat Gajah Mada menjadi Khawatir dan dia melihat Danadyaksa berduel dengan Kiyo Reima.
Danadyaksa terlihat serius dan menggunakan teknik utamanya ketika melawan Kiyo Reima.
Gajah Mada mengeluarkan teknik Buntala Sahasra Juntrung ketika menyerang Lud F'arn, teknik yang penuh akan misteri dan dapat berkembang ini dia dapat ketika bertapa di suatu tempat.
Teknik yang dapat digabungkan dengan berbagai teknik ini membuat dia puas akan pertapaan yang dia lakukan namun teknik ini meninggalkan bekas yang tidak dapat dihapuskan yaitu kekejaman di dirinya akan bertambah dengan seiring penggunaan teknik ini.
Ayunan kuat tombak Gajah Mada memunculkan bayangan iblis dan udara merah darah.setiap gelombang dari ayunan tombaknya mengarah pada Lud F'arn.
Lud F'arn tidak mampu menahan satupun serangan dari Gajah Mada bahkan dengan teknik pedangnya. Serangan Gajah Mada mencincang habis Lud F'arn menjadi pasta daging.
Setelah membunuh dua pimpinan musuh Gajah Mada menembus barisan pasukan musuh dan menuju pusat pertempuran dimana Agha, Sakura, dan Akai melawan Laist.
..--..
Melihat Laist membabi buta menyerang pasukannya membuat Agha marah dan dia segera keluar untuk melawannya bersama Akai. Sakura yang sedari tadi disampingnya, pergi mendampingi Agha untuk keluar menyerang barisan musuh.
Ayunan tombak Agha dan sabetan pedang Sakura menyayat musuh yang menghalangi jalan mereka. mereka terlihat seperti pasangan dewa kematian disaat menembus barisan musuh.
Agha segera menghentakkan kaki yang memberi instruksi pada Akai agar segera melesat menyerang Laist, dengan tombak di tangan kanannya Agha mengambil nafas dalam-dalam dan menggunakan teknik buntala sahasra juntrung dari awal.
Dia telah sedikit mengetahui tentang teknik yang penuh misteri dimana saat dia merasa menguasai teknik ini, nyatanya masih ada tahap lain di dalamnya hingga dia mempelajari dan mempraktikkannya lagi.
Sakura yang melihat Agha melesat menuju Pimpinan musuh segera memacu kudanya untuk mendampingi Agha. Laist yang mengayunkan kedua saber ditangannya merasakan tekanan energi ki dari jauh yang mengarah padanya.
Laist memutar-mutar kedua pedangnya berlawanan arah lalu menyabetkan kedua sabernya ke prajurit Agrapana. Melihat musuh yang ada dalam jarak pandang nya Laist menghentakkan kaki ke perut kuda lalu memacunya dengan kencang menyerang Agha yang menunggangi Goldie bear.
Pertemuan kedua senjata membuat Agha terdorong ke belakang sedangkan Laist terguncang namun tunggangannya gemetar ketika bertemu tatapan mata Akai yang menyebabkan keseimbangannya terganggu.
"Cih.. aku masih lemah," gumam Agha setelah terdorong oleh benturan senjata Laist.
Menyabetkan Tombaknya ke arah kuda tunggangan Laist yang sedang gemetar. Laist menyeimbangkan kudanya setelah mendapat sabetan tombak dari atas oleh Agha, lalu Laist segera memberi perisai tak terlihat pada tunggangannya menggunakan energi ki yang dia miliki.
Memutar kedua sabernya kemudian menyilangkannya dan melepaskan energi yang ada pada kedua sabernya ke arah Akai tunggangan Agha. Akai mengeluarkan raungan keras yang penuh akan energi hingga menyebabkan benturan antara kedua gelombang.
"Ayo... Akai maju." Agha menginstruksikan Akai agar maju dan menyerang Laist, disaat mereka bergerak Agha melemparkan tombaknya ke arah Laist dan menggunakan Seven Star Swordnya untuk menyerang Laist.
Tombak dari Agha tertangkis oleh sabetan Laist dan benturan antara saber dengan Seven Star Sword sangat intens. Ayunan dan sabetan menimbulkan gelombang yang membunuh pasukan di kedua sisi.
Disaat-saat terakhir Agha mengayunkan Seven Star Swordnya, dia menerima sabetan saber di dadanya hingga dia terpental ke belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 410 Episodes
Comments
John Singgih
aduh yang mulia Agha kena bacok
2022-04-19
0
Dwi_id
Good
2021-03-21
0