"Lust, bagaimana dengan penampilan pelayan yang telah kau sewa itu?" tanya Agha sembari mendekat kearah Lust dan memberikan pandangan dingin ke arah Lust.
"Dia laki-laki yang cukup tinggi, rambutnya berwarna abu-abu, panjang menjuntai ke bawah, dan dia memiliki mata yang penuh energi dan juga dia memiliki sebuah luka seperti sayatan belati di pipi sebelah kanan. Hanya itu… yang aku ketahui," jawab Lust.
"Lock, apakah pelayan yang dimaksud Lust itu sama seperti pelayan yang memberikan rencana kepadamu?" tanya Agha kepada Lock yang sedang menatap Lust dengan heran.
"Ya, Yang Mulia. Pelayan yang memberikan rencana kepadaku, sama seperti yang digambarkan oleh Menteri Lust." Lock menjawab Agha dengan terbata-bata, dia heran bagaimana bisa pelayan yang memberinya sebuah rencana, sama seperti pelayan yang disewa oleh Lust.
"Ini sungguh aneh, kenangan terakhir dari Agha tentang pelayan yang meracuninya adalah seorang perempuan. Lalu kenapa sekarang pelayan itu menjadi seorang laki-laki. Ini sungguh membingungkan dan aku tidak memiliki informasi apapun tentang pelayan itu. Apalagi dengan takhtaku yang baru saja aku dapatkan, aku tidak bisa melakukan pencarian identitas pelayan itu dengan segera," pikir Agha
Agha yang memikirkan pelayan misterius tersebut, tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah rakyat dan melirik Lust.
Lalu Agha bertanya pada Lust, dia menanyakan asal tempat dia menyewa pelayan itu. Lust memberitahu Agha bahwa Pelayan yang dia sewa, berasal dari salah satu tentara bayaran di daerah barat Kerajaan Agrapana.
Setelah mendengar jawaban Lust, Agha mengesampingkan masalah tentang pelayan misterius itu untuk saat ini. Apalagi dia tidak memiliki informasi apapun tentang pelayan dan Tentara bayaran di daerah itu dan dari penjelasan Lust, Tentara Bayaran yang menjadi tempat bernaung si pelayan itu selalu berpindah-pindah.
Mereka selalu berperang di berbagai tempat sehingga mereka tidak memiliki markas tetap. Lust memanfaatkannya sebagai sebuah perisai agar dia dapat menghilangkan jejaknya dengan mudah.
Agha menatap Danadyaksa dan memberikan isyarat. Melihat isyarat yang diberikan oleh Agha, Danadyaksa mulai mempersiapkannya.
Isyarat yang diberikan oleh Agha kepada Danadyaksa ialah sebuah gerakan untuk melaksanakan hukuman. Hukuman yang telah dipersiapkan oleh Agha untuk mereka.
Agha telah menyiapkannya pada saat dia dan Danadyaksa berada dikamarnya.
Sebelum hukuman diberikan, Agha memberikan sebuah Pidato yang akan selalu diingat rakyatnya.
"Rakyatku... kalian semua telah mendengar pengakuan dari para penghianat ini. Akankah aku sebagai seorang Raja dapat membebaskan mereka… membiarkan mereka…."
Tidak ada jawaban dari bawah podium, namun suara dari para Menteri yang ketakutan memenuhi tempat itu, mereka ketakutan dan berteriak dengan segala kekuatannya untuk menghentikan Agha melakukan rencananya.
"Rakyatku... ingat dan tanamkan kata-kataku ini kebenak serta pikiran kalian."
"Tidak ada bencana yang lebih besar daripada meremehkan musuh. Terutama musuh itu ada disekitar kita dan musuh yang lebih berbahaya daripada mereka adalah seorang penghianat."
Agha mengucapkan kalimat itu dengan nada kuat, tegas, dan memancarkan wibawa dari keluarga kerajaan. Saat dia mengucapkan kalimat tersebut, seluruh orang terpana. mereka terpikat oleh kalimat dan suara raja sama seperti saat Raja mengikrarkan sumpahnya.
"Tidak ada toleransi untuk PENGHIANATAN. hukuman bagi penghianat hanya satu... "
Nada tegas yang terdengar khidmat dan penuh penekanan ditujukan pada semua orang.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut Agha menatap seluruh rakyatnya dan dengan nada dingin. dia mengakhiri pidatonya disertai dengan jatuhnya kepala Barn, Lust, Lock beserta seluruh keluarganya.
"KEMATIAN!!!"
Seluruh kejadian itu meninggalkan kesan ke dalam benak semua orang.
Setelah memberikan hukuman kepada para penghianat, Agha membebaskan keluarga Jovic dan meminta Jovic untuk menemuinya di istana kerajaan.
Agha meninggalkan Great Hall dan dia kembali ke istana untuk memeriksa hadiah dari sistem. Dia cukup penasaran dengan Ajian Tapak Badra yang diberikan sistem. Ini pertama kalinya dia mendengar tentang teknik ini.
Dunia yang kini dia tinggali memiliki dua sistem kekuatan, yakni kekuatan ki dan juga sihir. Untuk kekuatan ki dibagi menjadi dua ki internal dan eksternal. Sedangkan untuk kekuatan sihir itu sangat langka dan tidak sembarang orang dapat menguasainya.
Untuk kekuatan sihir itu cukup misterius dan Agha belum memiliki informasi rinci tentang sihir karena dia belum pernah menemui kekuatan seperti itu, sedangkan untuk kekuatan ki dia cukup akrab karena dia juga memiliki kekuatan ki walaupun masih di tahap awal. Setelah tubuhnya diperkuat oleh sistem tingkat ki yang dia miliki meningkat dan membaik.
Kekuatan ki dunia ini dibagi menjadi tiga tahap: awalan, manusia, dan langit.
Tahap awalan dibagi menjadi sembilan tingkatan
Tahap manusia dibagi enam tingkatan
Tahap langit dibagi tiga tingkatan.
Agha mengetahui tahapan kekuatan ki dari ingatan pemilik tubuh sebelumnya,walaupun dia tidak berguna. dia masih memiliki nilai tersendiri.
Dan Agha berada di tahap awalan tingkat tiga setelah tubuhnya diperkuat sistem.sedangkan kekuatan tertinggi kerajaan Agrapana berada pada Menteri perang, Danadyaksa Gautama. Dia saat ini ada di tahap manusia tingkat empat dan jendral Madhava Gautama, dia berada di tahap awalan tingkat delapan.
Sistem: "Selamat pengguna menyelesaikan misi sampingan pertama, hadiah telah diberikan kepada pengguna."
Setelah suara sistem menghilang, muncul berbagai gerakan di pikiran Agha. gerakan-gerakan yang muncul di pikiran Agha adalah Ajian Tapak Badra, setelah melihat gerakan Ajian Tapak Badra itu Agha langsung tertidur.
Setelah terbangun dari tidurnya Agha bergegas melatih tubuhnya disertai dengan melakukan gerakan Ajian Tapak Badra yang sebelumnya muncul dipikirannya dan dia dilatih oleh Danadyaksa.
{Agha mengumpulkan ki dari luar dan dalam kemudian dia kumpulkan ditelapak tangannya, dan dia lepaskan kearah pohon}
LEDAKAN!!!!!!
Pohon itu terjatuh dan tampak bekas telapak tangan dibagian belakang pohon dan di bagian depan tidak ada jejak.
"Inikah Ajian Tapak Badra, cukup kuat. Aku beruntung mendapatkannya."
"Sistem, apakah ada peringkat untuk teknik yang dijadikan hadiah."
Sistem: "Ya. Peringkat teknik dimulai dari yang terendah hingga teknik surgawi"
"Lalu ada dimanakah peringkat Ajian Tapak Badra"
Sistem: "Ajian Tapak Badra berada di peringkat menengah."
"Aku sungguh beruntung hahahaha… oh ya sistem, apakah aku sudah menyelesaikan misi utama "
Sistem:"Pengguna telah menyelesaikan misi tersebut dan dapat mengambil hadiah, apakah pengguna ingin mengambil hadiah dari misi utama?"
"Ternyata suara-suara dikepalaku ketika aku hendak tertidur adalah suara sistem, ya aku akan mengambilnya."
Sistem:"Hadiah telah diberikan dan pengguna dapat memanggil karakter sejarah dari dunia pengguna."
"Teknik apa yang Yang Mulia gunakan, itu cukup kuat bahkan tidak meninggalkan bekas pada bagian depan pohon, dan hanya dibagian belakang saja yang rusak."
"Teknik ini dinamakan Ajian Tapak Badra Paman, aku beruntung mendapatkan teknik ini ketika aku sedang berlatih diam-diam. Paman kita akhiri latihan hari ini karena aku akan menunjukkan sesuatu dan membicarakan hal penting. Ikutlah denganku ke ruang takhta,"ujar Agha
"Baik, Yang Mulia. Namun, Yang Mulia masih membutuhkan latihan lagi karena saya merasakan teknik Yang mulia belum stabil dan dapat menimbulkan cedera untuk Yang mulia."
"Iya, Paman. Aku juga merasakannya, telapak tangan dan bahuku mulai terasa tidak enak, dan Paman panggil aku Tuan Muda saja. itu terlihat lebih cocok ketika Paman mengucapkanny, daripada memanggilku Yang Mulia."
"Tidak, saya harus memanggil Anda Yang Mulia, karena itu merupakan etika di kerajaan ini."
"Tidak apa-apa, Paman. Aku memberi perintah khusus untuk hal ini, karena paman telah membantuku dan juga ayah. Ini tidak hanya untuk kamu Paman tapi juga untuk Menteri Kavi."
"Baik, Yang mulia. Aku akan melakukannya."
"Panggil aku Tuan Muda, Paman."
"Ya,Tuan Muda."
Mereka berdua pergi ke ruang takhta dan bercakap-cakap serta melihat pemandangan istana dimana banyak pelayan yang melakukan pekerjaannya dan para prajurit yang berjaga atau patroli di sekitar istana.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka berada di ruang takhta. Di ruang takhta terdapat satu buah singgasana berwarna putih dibaluti beberapa ornament berwarna hitam berbentuk dua ekor naga mengelilingi singgasana dan berakhir dengan kepala naga dikedua sisi.
Ruangan dengan banner berwarna putih yang memiliki lambang pedang dililit naga berwarna hitam. Beberapa pilar di sudut-sudut ruangan. karpet merah menjadi hiasan selain beberapa ornament lainnya.
"Sistem gunakan kartu pemanggil."
Sistem: "Kartu pemanggil digunakan."
Seberkas cahaya terang muncul ditengah-tengah ruangan bersama membentuk sebuah pintu tak kasat mata dan dibarengi dengan munculnya sosok manusia tanpa baju besi hanya mengenakan selendang di pinggang dan celana bercorak disertai satu senjata di pinggangnya dan sebuah tombak di genggamannya.
Bentuk senjata yang unik dengan beberapa lekukan disisinya seperti bentuk ular ketika sedang berjalan dan senjata itu tidak terlalu panjang. Dapat dikatakan panjangnya seperti sebuah pisau atau belati.
Dengan atasan yang lapang hanya ada beberapa aksesoris seperti, gelang dan sebuah kalung besar yang telah diukir dan memiliki corak yang indah.
Sosok tegap tinggi sekitar 1,9 m, berbadan besar sedikit gemuk dan otot yang terlihat sempurna dengan bentuk badannya. Bentuk pipi yang pas dengan wajahnya, hidung yang pas tidak terlalu mancung ataupun pesek.
Mata yang tajam dan memiliki pancaran yang kuat dan penuh wibawa tidak kalah dari wibawa seorang Raja. Dia memiliki rambut panjang hingga ke punggungnya, rambut yang dia biarkan terurai ke bawah dihiasi satu aksesoris di kepalanya. dia terlihat sangat kuat dan berwibawa ketika dia memegang tombak ditangannya.
"Tuanku... " suara paruh baya dengan nada yang menunjukkan kekuatan terdengar dari sosok itu.
Mendengar suara yang kuat dan sosok yang gagah. Raut wajah Agha berubah dan dia tersenyum. disaat dia menatap sosok pria paruh baya gagah itu, senjata yang ada pada pinggang sosok mengalihkan perhatiannya.
Agha sangat akrab dengan senjata yang dimiliki oleh pria paruh baya itu, apalagi melihat salah satu selendang yang memiliki corak indah itu.
Sistem:" Selamat pengguna memperoleh karakter sejarah."
NB: Arti kata Badra dari Arab (untuk anak Perempuan), yang berarti Bulan Purnama
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 410 Episodes
Comments
John Singgih
siapa ya masak Hercules ?
2022-04-16
0
Jouvendi Rompis
GW TEBAK PASTI LEONIDAS DARI SPARTA
2021-03-26
0
Charles J. Molle
614...😊🍾🍺
2021-03-15
0