Setelah Agha menerima laporan dari ketua departemen malam, dia segera menghelat pertemuan untuk merencanakan tentang isi dari laporan departemen malam dan juga untuk mengetahui perkembang-perkembangan departemen lain.
Di ruang takhta, berbagai kepala departemen dipertemukan dan para jendral militer juga hadir dipertemuan ini, masing-masing dari mereka dipimpin oleh Kavi Akhilendra dan Danadyaksa Gautama.
"Kavi tua, ada hal apa sampai Yang Mulia memanggil kita semua." Danadyaksa menanyakan pertemuan yang dilaksanakan kali ini pada Kavi.
"Haisshh... aku juga tidak terlalu tahu, sebelum pertemuan ini dihelat, Yang Mulia memintaku untuk memanggil ketua departemen malam."
Disaat Agha muncul, mereka semua diam dan menyapa Agha. Agha langsung menanyakan perkembangan setiap departemen yang ada. Masing-masing kepala departemen melaporkan kinerja mereka satu per satu.
Dimulai dari departemen konstruksi, mereka melaporkan tentang pembangunan dan perubahan distrik di dalam ibukota kerajaan serta perombakan pada Great Hall, selain melaporkan berita utama mereka juga melaporkan hal kecil lainnya.
Departemen kesehatan melaporkan tentang pembuatan pil baru, kebun herbal dan pelatihan magang sebagai herbalist ataupun dokter.
Departemen luar negeri hanya melaporkan perekrutan bakat untuk menjadi negosiator dan diplomat, departemen sumber daya melaporkan tentang perluasan peternakan dan lahan pertanian yang saat ini telah disesuaikan dengan distrik masing-masing, mereka juga melaporkan tentang divisi peralatan yang kini berada di distrik industri terutama pandai besi.
Departemen dalam negeri tidak melaporkan berita penting hanya beberapa kejadian kecil yang telah diselesaikan oleh setiap divisi , sedangkan departemen keuangan mengutarakan topik tentang pajak yang telah diubah oleh Agha menimbulkan beberapa efek pada rakyat.
Seluruh rakyat antusias akan pajak yang dikurangi dan disesuaikan dengan penghasilan serta pekerjaan yang dimiliki setiap orang. Selain membicarakan pajak mereka juga melaporkan kemajuan pembentukan bank yang diprakarsai oleh raja serta sistem yang dimiliki oleh bank itu.
Departemen pendidikan dan budaya melaporkan perkembangan pembuatan pengenalan tentang sekolah kepada rakyat dan kini mereka sudah mulai membuat beberapa tempat kecil untuk mengajar walaupun masih dibatasi oleh tenaga kerja, kemudian untuk kebudayaan mereka menyerahkannya kepada Tutinama sesuai instruksi Raja.
Departemen militer membentuk pasukan cadangan sesuai dengan instruksi raja dan melatih mereka, disamping itu mereka telah memberitahu seluruh pasukan tentang kompensasi terhadap prajurit yang gugur di medan perang serta pembangungan "Army of Heroes" sebuah tempat untuk mengenang seluruh prajurit yang gugur di medan perang.
"Army of Heroes" juga diberlakukan untuk pejabat sipil. Setelah mendengarkan laporan dari seluruh departemen Agha cukup puas dengan perkembangan kerajaannya setelah sistem diperbaharui, lalu Agha menjelaskan fokus utama pertemuan ini dilaksanakan.
Dia menyampaikan isi laporan dari departemen malam tentang situasi darurat di perbatasan barat kerajaan, dimana terdeteksi pergerakan dari tentara bayaran yang mengarah ke Kerajaan Agrapana dan dia menyambungkan hal itu dengan pengakuan dari Lust mantan menteri yang dihukum mati.
Mendengar topik utama pertemuan ini, Danadyaksa khawatir tentang serangan yang akan dilakukan tentara bayaran pada daerah perbatasan barat kerajaan.
"Yang Mulia, kami harus mengerahkan pasukan yang kita miliki untuk mempertahankan wilayah barat."
"Marsekal Danadyaksa. Aku sudah memutuskan itu Marsekal, maka dari itu aku melakukan pertemuan kali ini."
Agha memberlakukan situasi darurat untuk Kerajaan Agrapana dan meminta seluruh departemen untuk mempersiapkan keperluan militer baik dari logistik, peralatan dan kuda perang.
Agha memberikan waktu tiga hari untuk mempersiapkan itu semua, dalam waktu tiga hari Agha meminta seluruh jendral militer untuk melatih semua pasukan yang dimiliki kerajaan Agrapana.
Mendengar keputusan Agha seluruh kepala departemen dan jendral menjadi lebih serius dan jendral baru menjadi sangat bersemangat. Pertemuan berakhir setelah Agha menyatakan putusan tentang persiapan perang.
Setelah pertemuan selesai Agha segera menuju halaman belakang istana dimana terdapat kebun luas yang diisi berbagai tanaman, dia melihat Akai yang sedang berbaring di bawah pohon. Agha menghampiri Akai dan memukul kepalanya.
"Semakin besar dan malas."
"Grrrrrr..... roar" geraman dan raungan halus dari akai membalas perkataan Agha.
Agha segera melatih teknik baru yang dia dapat setelah menggoda Akai. Teknik Vanishing Step yang dia dapat dari hadiah sistem digolongkan sebagai teknik langkah rendah.
Setelah dia mengetahui setiap gerakan Vanishing Step secara detail di kepalanya, Agha segera mempraktekkannya.
Melangkah pelan dari kanan ke kiri kemudian mundur ke belakang dengan cepat dan menghentakkan kakinya melesat ke depan.
Semakin lama dia semakin cepat, Agha mempelajari teknik Vanishing Step dengan cermat dan teliti karena dia yakin apabila teknik ini dia gabungkan dengan Ajian Tapak Badra serta Buntala Sahasra Juntrung akan membuat serangan yang dia miliki semakin seimbang.
Langkah demi langkah Agha praktekkan semakin dia mempraktekkannya semakin dia tenggelam dalam pelatihannya. Posisi yang semula diam tegak, berubah dengan cepat kearah yang berbeda, perpindahan yang dilakukan Agha terasa seperti sekejap mata. Semakin Agha mempraktekkan Vanishing Step semakin dia memahami penggunaan teknik ini.
Beberapa waktu berlalu setelah Agha melakukan latihan teknik Vanishing Step, setelah menyelesaikan rutinitas latihannya. Dia masuk ke ruang mandi istana dimana dia dimanjakan dengan panasnya air dan harumnya bunga yang memberikan perasaan rileks pada tubuh dan pikiran Agha.
Selain berendam di ruang Mandi dia juga membaca sebuah buku salah satu koleksi yang dia miliki di ruang pribadinya.
Setelah Agha membuat Kelompok Tutinama, Agha menginginkan mereka untuk memperbanyak buku yang dimiliki Kerajaan serta membuat buku lainnya sehingga Agha dapat segera membangun perpustakaan raksasa di kerajaannya.
Agha menyamar dan mengamati keadaan di ibukota kerajaan. Dia jalan-jalan mengamati Ancient Plaza, disana dia melihat penduduk yang saling bercengkrama dan terlihat beberapa personil keamanan menjalankan tugasnya, podium yang sebelumnya telah dijadikan sebagai monumen kini telah dipindah ke area khusus sesuai dengan perintahnya.
Agha meminta pada departemen konstruksi agar Ancient Plaza dijadikan sebagai salah satu icon di kerajaannya dan sekarang suasana serta pemadangan di Ancient Plaza terlihat indah dengan fountain di tengah-tengah Ancient Plaza.
Paving yang terlihat seperti lukisan, jalanan bersih dari berbagai kotoran, terpasang beberapa kursi taman.
Selain semua itu masih terlihat beberapa tanaman bunga yang terlihat sangat cocok dan menambah nuansa yang aromatic di Ancient Plaza.
Setelah memgamati Ancient Plaza, Agha melanjutkan pengamatannya menuju distrik pertokoan dia mengunjungi pusat toko.
Pusat pertokoan di sana dibuat oleh Agha, dia mengatur agar seluruh sumber daya di jual disana, sumber daya yang dijual disana terdiri dari sumber daya pokok.
Sedangkan disekeliling pusat toko terdapat berbagai toko lainnya. Berbagai toko itu menjual pernak-pernik seperti aksesoris, pakaian, dan lainnya.
Toko perhiasan terlihat sangat mencolok toko ini merupakan salah satu toko yang berada dibawah kendali Kerajaan selain pusat toko. distrik pertokoan ini nantinya akan dikenal sebagai pasar utama.
Setelah melewati distrik toko, Agha disuguhkan hiruk pikuk area yang dijadikan sebagai distrik penginapan terlihat beberapa bangunan berlantai dua atau tiga dengan desain yang saling memikat satu sama lain.
Setelah puas mengamati kedua wilayah itu Agha pergi menuju distrik industri dan area kerja untuk menanyakan senjata yang dia pesan.
Ketika melewati Ancient Plaza Agha melihat keributan kecil yang tengah dilerai oleh beberapa anggota keamanan. Agha berhenti sejenak untuk mengamati kinerja dari anggota divisi keamanan.
Dia melihat adanya perdebataan diantara mereka, sehingga dua anggota keamanan segera menangkapnya disaat kedua orang itu akan menangkap pemuda tersebut. Pemuda itu melawan dan menggunakan seni bela diri dan dia terlihat seperti seorang ahli saat ini.
"Hei, apa kau tahu siapa pemuda itu?" tanya Agha pada salah satu warga yang ada di Ancient Plaza.
"Ah... iya, Tuan. Anda tidak tahu siapa dia? Apakah anda pelancong dari luar?" ujar warga setelah ditepuk pundaknya oleh Agha.
"Kau bisa menyebutku seperti itu."
"Dia adalah salah satu Tuan Muda di tempat ini." warga menjelaskan sosok pemuda tersebut.
"Aku dengar tidak ada bangsawan lagi di Kerajaan ini, bagaimana mungkin masih ada Tuan Muda. Bisa kau jelaskan tentang itu. Aku tidak ingin membuat masalah disini."
"Disini masih ada bangsawan, Tuan, namun tidak sebanyak dulu. Saat ini hanya ada dua bangsawan besar dan beberapa bangsawan kecil, sedangkan Tuan Muda disana adalah anak dari pedagang besar di sini." warga itu berbicara dengan hormat dan suaranya cukup lirih.
"Aku paham sekarang. Kalo bisa kau beri tahu tentang pedagang tersebut."
"Whiting Merchant adalah sebutan dari kelompok yang dimiliki ayahnya dan dia dipanggil Fu Along." warga tersebut menjelaskan sembari menunjuk pemuda tersebut.
"Terima kasih atas penjelasanmu tentang pemuda itu, lalu bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi ini."
"Dia menyerang seseorang setelah perempuan yang hendak dia bawa meninggalkannya."
Mendengar alasan dari keributan di Ancient Plaza yang disebabkan oleh Fu Along membuat Agha tertawa terbahak-bahak hingga terlihat air mata. Warga yang melihat Agha tertawa menjadi heran dan meninggalkannya.
Disaat Agha menghampiri Fu Along. Dia melihat gerakan menyerang dilakukan oleh Fu Along kepada dua keamanan.
"Walaupun dia anak dari seorang pedagang dia memiliki seni bela diri yang cukup bagus dan tekniknya cukup kuat," pikir Agha setelah melihat pukulan yang dilakukan Fu Along.
Terlintas sebuah pikiran pada Agha dimana dia ingin menguji coba kemampuan yang dimilikinya sehingga Agha langsung menghentikan serangan Fu Along dan dia menggunakan tendangan untuk membuat jarak diantara dirinya dengan Fu Along.
"Cukup. Jangan lanjutkan keributan ini. lebih baik kau ikut dengan mereka." menunjuk anggota keamanan.
"Siapa kau *******, jangan ikut campur atau kau akan merasakan kekuatan Tuan ini. " Fu Along marah setelah serangannya dihentikan oleh Agha dan dia mendapat tendangan darinya.
"Haisshh... sudahi saja. Aku tidak mau ada masalah disini," ujar Agha dengan tenang.
"Sialan kau meremehkan Tuan ini. Dasar... ANJING BUTA. Tidak tahu tentang Tuan ini. Matilah anjing."
Fu Along melesat dan menggunakan kedua tinjunya untuk menyerang Agha. Agha menghindari setiap serangan yang dilakukan Fu Along sembari mengejek dan menggodanya.
"Lemah.... sungguh lemah orang ini."
Agha mengejek Fu Along dengan lantang ketika dia diserang dan melakukan gerakan penghindaran. Fu Along semakin marah setiap serangan yang dia lakukan dibalas dengan ejekan.
"Sial... sial kamu... kamu... mengejekku. Aku akan membunuhmu keparat."
Serangan semakin kuat dan intens setelah Fu Along berteriak dengan marah.
"Hehehe ahli apanya. Aku rasa aku hanya melebihkan dia," pikir Agha disaat dia menangkis salah satu pukulan dari Fu Along.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 410 Episodes
Comments
John Singgih
tuan muda pengacau
2022-04-17
0
Athan Ebenheser Barus
beda dari hero yg lain aktor utamanya....
2021-03-05
1
DEWA KEGELAPAN
lanjut torrr asli bagus ni novel
2021-02-09
0