Agha dan rombongan beristirahat di danau yang berada di dalam hutan. Agha menatap goblin yang sedang istirahat dan menanyakan namanya, hanya Agha seorang yang mengerti bahasa goblin diantara seluruh rombongan.
Dari percakapan yang dilakukan Agha dengan Goblin itu, dia mengetahui nama dan asalnya. Goblin itu bernama Ner Si'er dan dia berasal dari suku Ner salah satu suku goblin yang berada di bawah naungan Federasi Hyob Union.
Gajah Mada dan rombongan hanya bisa melihat Agha dan Ner Si'er berbicara tanpa mengetahui maksud dari kata-kata mereka karena tidak mengetahui bahasa yang digunakan.
Agha juga menanyakan mengapa Ner Si'er bisa di serang Goldie Bear. Ner Si'er menjelaskan bahwa sukunya telah diasingkan karena tindakan yang tidak mereka lakukan, lalu pada saat mereka pergi meninggalkan hutan, mereka di sergap oleh sekelompok goblin yang mengenakan pakaian serba hitam.
Seluruh Suku Ner bertsrung dengan mereka namun dia dipaksa untuk meninggalkan mereka dan berakhir bertemu dengan Goldie Bear.
Mendengar dari Ner Si'er Agha menebak bahwa sukunya dijadikan kambing hitam untuk menutupi kejadian yang ada di Federasi Hyob Union, lalu Agha menanyakan dimana Suku Ner berada saat ini.
Mendengar pertanyaan tentang sukunya Ner Si'er menjadi sedih dan menundukkan kepala lalu menangis seketika. Agha hanya menatap Ner Si'er dalam diam, dia memikirkan Federasi Hyob Union dan ingin mengetahui lebih dalam tentang persatuan Goblin ini.
Agha merencanakan untuk memperluas wilayahnya dan dia tidak mendiskriminasi ras apapun yang akan bergabung di wilayahnya.
Agha berpikir dengan menaklukkan suatu wilayah pasti membutuhkan penduduk, hanya mengandalkan manusia saja pasti tidak dapat mengisi wilayah yang nanti dia taklukkan.
Namun, di berbagai kerajaan lain masih ada diskriminasi ras yang berakibat muncul sebuah perbudakan sedangkan di Kerajaan Agrapana sendiri perbudakan telah dihilangkan oleh Raja Asoka.
Setelah Ner Si'er tenang, dia menjelaskan tentang suku Ner yang disergap di hutan oleh sebuah kelompok bertopeng dengan rinci. Ner Si'er menceritakan kejadian itu dengan isakan tangis yang tersedu-sedu. Dia diminta untuk melarikan diri dari sergapan itu oleh kedua orang tuanya dan dia berakhir di keadaan saat Agha menemukan dirinya.
Setelah berbicara cukup lama dengan Ner Si'er. Agha meminta Ner Si'er untuk mengikutinya, apalagi dia sendirian dan sukunya telah binasa. Mendengar permintaan dari Agha Ner Si'er terdiam cukup lama dan akhirnya dia menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan untuk mengikuti Agha dan bergabung dengan kerajaan Agrapana.
Agha melihat penampilan Ner Si'er, dia adalah goblin wanita yang memiliki tinggi 160 cm, rambut berwarna hitam menjutai ke bawah.
Ner Si'er menjelaskan bahwa goblin terdiri dari tiga tingkatan yaitu Goblin biasa, Hob-Goblin, dan High-Goblin.
Goblin biasa seperti Goblin pada umumnya, sedangkan karateristik dari Hob-Goblin hampir mirip dengan manusia dan yang tertinggi adalah High-Goblin. Karakteristik High-Goblin sama dengan manusia namun memiliki perbedaan mencolok seperti warna kulit.
Melihat karakteristik dari Ner Si'er, dia dapat dikategorikan sebagai High-Goblin, Agha dapat memastikan hal itu setelah dia menanyakannya kepada Ner Si'er. Ketika mereka masih mengobrol tiba-tiba Agha batuk dan mengeluarkan darah.
"Yang Mulia, Anda baik-baik saja?" tanya Gajah Mada yang khawatir ketika melihat Agha memuntahkan darah.
"Ah.. ukhh.. tidak apa-apa Jendral ini hanya cedera yang kuterima dari pertarungan melawan Goldie Bear," jelas Agha kepada Gajah Mada sembari mengusap darah di bibirnya.
"Maafkan kami, Yang Mulia." Jabari Mbanefo dan The Dark Vanguard berlutut dihadapan Agha.
"Hahahhaha ukhhh... tidak apa-apa kapten ini memang yang aku inginkan dan Jendral mengetahui itu."
"Tapi... sebagai salah satu unit khusus dan Pengawal Raja, kami harus melindungi anda dari bahaya bukan seperti ini," ujar Jabari Mbanefo dengan kepala menunduk dan perasaan menyesal.
"Tidak apa kapten, sebagai seorang Raja aku harus siap bertarung di manapun. Hanya mengandalkan pengawal itu terlihat lemah bukan," jelas Agha kepada mereka semua.
Mendengar perkataan Agha mereka hanya bisa tersenyum malu namun mereka juga bangga dapat melayani raja seperti ini.
Agha memberitahu Ner Si'er untuk mempelajari bahasa yang digunakan oleh bangsanya, Agha ingin menciptakan satu sistem bahasa dimana terdapat bahasa utama dan sekunder.
Bahasa yang dia jadikan bahasa utama adalah bahasa yang Agha gunakan sehari-hari, sedangkan bahasa sekunder adalah bahasa dari berbagai ras yang dia taklukkan atau ras yang ada di dalam wilayah kerajaannya.
Agha menghampiri Goldie Bear yang tengah memulihkan diri dibawah pohon.
"Memanggilnya Goldie Bear terlalu rumit, sebaiknya aku beri nama saja agar lebih mudah memanggilnya. Aku akan memanggilnya Akai, dia bertubuh besar dan memiliki beberapa corak berwarna merah kehitaman setelah melakukan Kontrak Darah denganku.", pikir Agha ketika melihat Goldie Bear yang memulihkan diri.
Agha segera duduk disamping Goldie Bear dan bermeditasi untuk menenangkan energi ki dan memulihkan cedera yang ia miliki.
Tak berselang lama ketika Agha sedang memulihkan diri, tempat dimana rombongan Agha berisitirahat didatangi oleh sekelompok Goblin yang dipimpin oleh Hob-Goblin.
Melihat Goblin mendatangi tempat istirahat mereka, Gajah Mada waspada dan meminta Sakura untuk membangunkan Agha karena hanya dia yang mengerti bahasa goblin di antara rombongan ini.
Rombongan Goblin yang menghampiri tempat peristirahatan Agha terlihat menyedihkan, serta terlihat seperti pengungsi.
Agha mendekati mereka bersama dengan Ner Si'er, disaat Agha ingin mengajukan pertanyaan pada rombongan Goblin, tiba-tiba Ner Si'er lari dan menghampiri pimpinan rombongan itu.
"Ner kenapa kamu lari?" tanya Agha dengan lantang.
"Maaf, Yang Mulia." Ner Si'er merasa melakukan tindakan lancang, sehingga suaranya lembut dan menyedihkan.
"Apa kamu mengenal mereka?" Agha menanyakan rombongan goblin kepada Ner Si'er.
"Mereka... mereka... adalah orang-orangku, Yang Mulia," ujar Ner Si'er sembari mengusap matanya yang dipenuhi dengan air mata.Ner Si'er tidak menyangka adiknya bisa selamat dan membawa sepuluh goblin lainnya dari suku.
"Bukankah kamu bilang sukumu dihancurkan?"
"Ya, saya kira seperti itu namun adik saya berhasil selamat dan beberapa yang lainnya ikut dengan adik saya," ujar Ner Si'er sambil menunjuk Hob-Goblin.
Mengetahui keadaan rombongan Goblin Agha menawarkan agar mereka bergabung dengan wilayahnya dan menjadi warganya.
Setelah mengetahui dari Ner Si'er bahwa kebanyakan Goblin melakukan penelitian, Agha ingin menjadikan rombongan Goblin ini menjadi warganya sehingga mempermudah penelitian yang akan dilakukan Ner Si'er ketika mereka sampai dikerajaan.
Hob-goblin memperkenalkan diri kepada Agha dan Goblin lainnya. Hob-goblin itu bernama Ner Riock, dia adalah adik dari Ner Si'er dan dia salah satu pejuang di suku Ner, sedangkan sisa Goblin melakukan penelitian sama seperti yang dilakukan Ner Si'er.
Setelah menyelesaikan perburuan di hutan Agha beserta rombongan kembali ke Kerajaan Agrapana, di sepanjang jalan Agha mengajari Ner Si'er tentang bahasa yang dia gunakan.
Sesampaimya di gerbang kerajaan mereka disambut oleh sekelompok prajurit yang sedang memeriksa beberapa pelancong dan warga yang keluar masuk ke kerajaan.
Tembok yang menjulang tinggi besar dan kokoh melindungi kota. Beberapa prajurit terlihat mondar mandir diatas tembok kerajaan.
Setelah memasuki gerbang dia disambut dengan lalu lintas penduduk yang lebih baik dari sebelumnya, terlihat gerbong dan penunggang kuda yang melewati jalan di tengah dan pejalan kaki disamping jalan.
Tidak terlihat pula kotoran kuda yang dulu selalu menghiasi jalan, kini di sepanjang jalan di dalam kerajaan telah dihiasi dengan pepohonan kecil dan paving yang terlihat senada serta asri.
Di sepanjang jalan dia juga melihat beberapa petugas keamanan berbaju hitam berpatroli. Agha sangat senang dengan perkembangan yang dia lihat saat ini tata letak kota sudah dirubah menjadi lebih baik dengan dibuatmya sistem serta beberapa hal yang dia diskusikan dengan menteri Jovic serta yang lainnya.
kini berbagai distrik telah dibuat, seperti distrik industri dan area kerja yang ada di barat dari Ancient Plaza (Agha mengubah nama great hall menjadi ancient plaza dan merombak penataannya.) , distrik pertokoan yang ada di timur dari Ancient Plaza dan distrik penduduk yang ada di selatan Ancient Plaza. Para penduduk juga diklarifikasikan sesuai dengan pekerjaan yang mereka miliki.
Penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai pandai besi, tukang kayu dan lainnya berada di distrik industri sedangkan mereka yang memiliki toko besar berada di distrik pertokoan.
Untuk para petani saat ini mereka masih berada di distrik penduduk hingga Agha membuat satu kota kecil khusus untuk para petani tinggal dekat dengan area pertanian.
Sedangkan untuk para pejabat Kerajaan mereka tinggal di distrik khusus yang tidak terlalu jauh dari istana.
Untuk area utara dari Ancient Plaza akan dijadikan sebagai pusat dari kota, area ini dikelilingi oleh tembok yang lebar dan tinggi selain istana kerajaan. pusat kemiliteran berada dekat dengan istana kerajaan dan area khusus.
Bisa dibilang kerajaan Agrapana memiliki dua tembok di dalam dan satu tembok yang melindunginya diluar. Tembok pertama melindungi area pemukiman dan seluruh kerajaan, tembok kedua melindungi area khusus yang didepannya terdapat Ancient Plaza dan yang terakhir menutupi istana kerajaan.
Tembok terbesar berada di paling terdepan dengan tinggi sepuluh meter dengan lebar dua belas meter, yang kedua memiliki tinggi delapan meter dan lebar sepuluh meter dan yang terakhir memiliki ketinggian sama seperti tembok kedua.
Agha segera membawa Ner Si'er dan kelompok goblin ke istana, sebelum Agha pergi membawa Ner Si'er ke istana. Dia memberikan perintah pada Gajah Mada serta lainnya untuk melapor ke pusat militer.
Sebelum melewati gerbang kedua yang ada di dalam kota, Agha melihat kavaleri yang sedang dilatih oleh Danadyaksa.
Ketika Danadyaksa hendak menyapa dia dihentikan oleh Agha. Lalu Agha memasuki istana kerajaan,di ruang tahta dia ditunggu oleh Kavi Akhilendra.
"Yang Mulia." Kavi membungkuk ke arah Agha ketika menyapanya. Agha mengubah cara penyapaan terhadap dirinya yang sebelumnya berlutut kini menjadi membungkuk, menurut Agha ini lebih baik daripada berlutut.
"Paman Kavi segera panggil sastrawan yang kita miliki juga panggil peneliti yang kita punya."
"Baik, Yang Mulia."
Kavi Akhilendra meninggalkan Agha dan goblin di ruang tahta. Agha duduk di singgasananya , lalu melihat Ner Si'er dan kelompok kemudian menjelaskan tugas yang akan mereka terima.
Untuk tugas pertama dan paling penting adalah belajar tentang bahasa manusia kemudian membuat sebuah kamus tentang bahasa Goblin. Setelah Ner Riock berhasil menguasai bahasa manusia dia akan ditugaskan untuk menjadi salah satu The Dark Vanguard.
Setelah menjelaskan tugas dalaam waktu cukup lama Agha melihat kedatangan Kavi Akhilendra bersama dengan sebuah kelompok yang menggunakan jubah warna putih beberapa terlihat tua namun lebih banyak pria paruh baya dalam kelompok tersebut.
Kavi Akhilendra mengenalkan para sastrawan tersebut kepada Agha, melihat kelompok sastrawan di depannya Agha memikirkan sebuah nama di kepalanya, setelah memikirkan nama itu sejenak dan melihat ke depan tentang para sastrawan dan berbagai ras yang nanti dia taklukan, Agha segera menamai para sastrawan dan menjadikan mereka sebagai sebuah kelompok yang akan mengurusi berbagai perbukuan seperti mencatat, mengelola, mengumpulkan, serta memperbanyak buku yang ada di kerajaan dan mereka akan dikenal sebagai Tutinama.
Setelah meresmikan Tutinama secara langsung di waktu itu, Agha segera memberi perintah pertama tentang pembuatan Kamus berbagai bahasa yang ada di kerajaan dan menyebarkan ke setiap sudut kerajaan.
Agha juga menanyakan tentang informasi yang dikumpulkan departemen malam pada Kavi serta meminta ketua departemen untuk menemuinya.
Tutinama ( Persia : طوطینامه ), arti harfiah "Tales of a Parrot", adalah seri Persia abad ke-14 yang terdiri dari 52 cerita. Versi ilustrasi yang berisi 250 lukisan miniatur ditugaskan oleh Kaisar Mughal , Akbar di bagian akhir abad ke-16. Karya yang direduksi pada abad ke-14 Masehi di Iran berasal dari antologi sebelumnya, 'Tales of the Parrot' dalam bahasa Sansekerta yang dikompilasi dengan judul Śukasaptati (bagian dari literatur katha ) yang berasal dari abad ke-12 Masehi. Di Iran, seperti di India, burung beo (mengingat kemampuan percakapan mereka yang diakui) populer sebagai pendongeng dalam karya fiksi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 410 Episodes
Comments
John Singgih
menerima pengungsi goblin dan bikin kamus
2022-04-17
0
~H∆LUsinN∆SI~
hmm bisa sambil belajar nih
2021-01-25
0
Bassam hmd
wah authornya pengetahuannya luas banget, bikin novelnya juga bagus, lanjut thor
2020-10-22
3