12

Defan memilih mengejar Vanka dibandingkan menenangkan Chika. Mungkin benar, cinta dihatinya untuk Chika sudah pudar. Tanpa kasihan, Defan meninggalkan Chika dan mengejar Vanka.

"Van, tunggu!" seru Defan.

"Def, tolong jangan ganggu gue terus! Selesaiin dulu masalah lo sama pacar lo. Gue nggak mau disalahkan atas apapun masalah dihubungan kalian." ucap Vanka dengan tegas.

"Antara gue sama Chika sudah selesai. Dan itu bukan karena lo, Van." Defan menahan tangan Vanka yang hendak pergi.

Tapi Vanka menarik tangannya kembali. Tidak mau Defan terus salah paham mengenai perasaannya. Kemudian pergi meninggalkan Defan begitu aja.

"Kalau urusan gue sama Chika sudah clear, apakah lo masih mau dekat sama gue?" tanya Defan yang sempat menghentikan langkahnya. Akan tetapi, Vanka hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan Defan. Setelah kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya.

"Akh..." Defan menghentakan kakinya karena kesal.

Kembalinya Chika membuat hubungan dia dengan Vanka menjadi renggang. Padahal Defan sudah yakin jika dia terus mepet Vanka. Dia bisa dapatkan Vanka secepat mungkin.

Defan kembali ke kantin dengan marah. Dia menyalahkan Chika kenapa kembali pada saat sekarang ini. Disaat hatinya sudah mulai terbuka untuk wanita lain.

"Kenapa lo nyalahin gue sih Def? Gue kembali karena gue cinta sama lo." seru Chika yang tidak mau terus disalahkan oleh Defan.

"Lo beneran sudah berubah. Dimana Defan yang dulu cinta sama gue? Yang perhatian dan yang tidak pernah bentak gue meskipun gue salah?"

"Defan itu sudah mati sejak lo putuskan komunikasi kita!" ucap Defan kemudian pergi meninggalkan kantin dengan marah.

"Def?" seru Reza kemudian menyusul Defan diikuti Dhanu dan juga Gio.

"Sabar aja, mungkin Defan cuma emosi aja, lo tahu karakter dia seperti apa." Gio sempat menenangkan Chika, sebelum dia menyusul teman-temannya.

Defan yang sedang marah, ternyata pergi ke lapangan basket. Disana dia terus bermain basket tanpa henti. Bahkan Defan juga memarahi orang-orang saat bolanya lari menjauh. Tanpa alasan Defan marah kepada orang-orang disekitarnya.

"Lo kenapa sih bro kasar banget sama Chika?" tanya Reza yang menyayangkan tindakan kasar Defan ke Chika.

Padahal Reza salah satu saksi betepa bucinnya Defan dulu ke Chika. Saat Chika harus ikut orang tuanya pergi keluar negeri. Betapa galaunya Defan waktu itu. Bahkan dia mengurung diri dalam kamar beberapa hari setelah kepergian Chika.

"Iya bro, kasihan Chika." sahut Dhanu juga saksi cinta Defan dan Chika.

"Kalian bisa kasihan sama dia, tapi nggak pernah ngertiin perasaan gue, waktu dia mutusin komunikasi gitu aja. Kalian nggak tahu betapa gue tiap hari mikirin dia kenapa, mikirin apa salah gue sampai dia nggak mau hubungin gue lagi. Kalian mikir nggak??" dengan marah Defan membanting bola basket yang ada ditangannya.

Bola basket tersebut memantul tinggi dan jatuh mengenai sekelompok siswa yang sedang nongkrong di halaman sekolah. "Bisa main basket nggak sih?" seru siswa tersebut dengan marah.

"Apa lo? Kalau berani sini lo!" Defan bukannya minta maaf malah menantang siswa tersebut.

Meskipun The Sun populer di sekolah mereka. Tapi banyak juga siswa yang tidak suka dengan mereka. Terutama kaum adam yang merasa tersaingi oleh kepopuleran The Sun.

"Emang gue takut sama lo." seru siswa tadi dengan marah.

"Gue juga nggak takut." Defan berjalan mendekat siswa tersebut.

"Def, kendaliin amarah lo!" Gio menarik tangan Defan dan menasehati supaya Defan bisa mengontrol emosinya.

"Lepasin gue!" Defan menarik tangannya kembali lalu berhadapan dengan siswa tersebut.

Perkelahiaan tidak bisa dihindarkan lagi. Defan terlibat saling baku hantam dengan siswa tersebut. Sementara temannya yang lain berusaha melerai Defan. Tapi justru teman-teman dari siswa itu malah mengeroyok Defan.

Maka Gio dan temannya yang lain tidak terima. Terjadilah perkelahian susulan setelah itu. Mereka yang awalnya ingin melerai malah justru terlibat baku hantam juga.

Gio bahkan menghajar siswa yang sempat mengeroyok Defan. Tidak kalah dari Gio, Defan menghajar siswa itu sampai babak belur dibuatnya. Bahkan sorot mata Defan terlihat sangat mengerikan. Auranya pun berubah menjadi aura pembunuh.

"Tahan Defan, dia bisa bunuh tuh orang!" Gio berseru, meminta Reza dan Dhanu menahan Defan yang sepertinya sudah dirasuki oleh amarah yang begitu mendalam.

Sementara Gio menghadapi teman-teman dari siswa tersebut seorang diri. Defan dan Gio sama-sama punya aura yang mengerikan ketika marah. Hanya saja Gio lebih bisa mengendalikan dirinya.

Sementara Defan ketika marah, dia tidak peduli siapapun yang dia hadapi. Dia tidak takut dengan itu semua. Apalagi didalam darahnya mengalir darah seorang mafia besar, yaitu kakek buyutnya.

Reza dan Dhanu kewalahan menahan Defan yang terus meronta. Dhanu meminta salah satu dari murid yang lain yang saat itu sedang menyaksikan perkelahian itu untuk memanggil guru.

"Panggil juga Vanka!" ucap Reza. Dia yakin Vanka bisa mengendalikan amarah Defan saat ini.

"Gue bun*h lo.." Defan terus berteriak dan berusaha melepaskan dirinya dari pegangan Dhanu dan Reza.

"Def, sadar bro!!" seru Reza yang sudah hampir kewalahan menahan Defan. Bahkan kehadiraan Chika pun tidak bisa menenangkan amarah Defan.

"Defan sadar!! Lo bisa bunuh orang!" seru Chika tapi Defan seperti tidak menghiraukan teriakan histeris Chika.

Tak lama kemudian, Vanka berlari bersama teman-temannya ke lapangan basket. Vanka melihat sorot tajam mata Defan yang mengerikan.

"Van, tolong tenangin Defan! Dia bisa bunuh orang kalau marah seperti ini terus." seru Reza.

"Lepasin gue!" Defan terus meronta.

"Ada Vanka disini, lo mau dia lihat lo berbuat kriminal?" tanya Dhanu masih berusaha memegangi Defan.

Vanka pun melangkahkan kakinya mendekati Defan. "Def, amarah tidak akan menyelesaikan apapun. Kalau lo hajar dia sampai matipun, lo hanya akan puas sekarang, dan akan menyesal seumur hidup lo." ucap Vanka dengan lembut.

Perlahan-lahan tubuh Defan mulai mengendor. Dia menoleh menatap Vanka yang semakin mendekat ke dia. "Jadi lelaki harus bertanggung jawab. Lo harus selesaiin apa yang sudah lo mulai. Dan menjadikan orang lain sebagai sasaran kemarahan, itu sangatlah tidak gentle." imbuh Vanka yang membuat amarah Defan perlahan menghilang.

Defan terus menatap Vanka. Perlahan tapi pasti, senyuman Vanka mampu membuatnya melepaskan amarahnya. Defan mulai melunak.

"Jika lo punya masalah, selesain dengan kepala dingin. Amarah tidak akan menyelesaikan apapun." lanjut Vanka.

Reza dan Dhanu akhirnya bisa bernafas lega ketika Defan mulai melunak. Mereka berdua menganggap Vanka sebagai pawangnya Defan.

Sebelum kerumunan bubar, guru BK sudah tiba terlebih dahulu dan meminta Defan dan siswa tadi untuk ikut ke kantor guru.

"Hadapi dengan kepala dingin dan gentleman!" nasehat Vanka ketika Defan digiring ke kantor guru oleh guru BK mereka.

Defan sudah bisa tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Thanks." katanya.

Sementara disisi lain. Ada sebuah hati yang tersakiti melihat pemandangan tersebut. Ya, dia adalah Chika.

Chika merasakan hatinya terasa begitu sakit ketika dengan mudahnya Vanka bisa menenangkan amarah Defan yang membara. Sedangkan teriakan dan airmatanya tidak mampu menggoyahkan sedikitpun amarah yang berkobar itu.

"Apa hati Defan beneran sudah berubah?" gumam Chika mengusap airmatanya.

"Nggak. Gue nggak akan biarin siapapun rebut Defan dari gue. Defan milik gue dan akan selalu jadi milik gue." sedetik kemudian raut wajah Chika berubah sengit.

Disisi lain, Gio terus memperhatikan perubahan ekspresi Defan ketika Vanka datang menasehatinya. Gio bisa melihat wajah yang bengis itu berubah menjadi cerah.

"Kayaknya dia beneran suka sama Vanka." gumamnya dengan sedih.

"Apakah itu artinya gue harus menyerah demi persaudaraan?" gumam Gio lagi.

*Apakah Gio akan seperti papanya? Mengalah untuk adiknya?? Di tunggu kelanjutannya kak..

Jangan lupa terus dukung author ya..*

Terpopuler

Comments

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

pnasaran donk sma kisah cinta papa nya gio dan papanya defan

2022-06-12

0

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

busrutt cucu mafia😁

2022-06-12

0

Rima Rahayu

Rima Rahayu

cerita mamah papah nya Gio judulnya apa ya kakak

2022-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!