5

Malam ini Gio dan Defan sudah siap menghadapi musuh bebuyutan mereka, si Anrez. Mereka sudah bermusuhan sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Berlanjut sampai sekarang hanya karena Anrez merasa harus lebih unggul dari Gio ataupun Defan.

"Gue layani lo yang terakhir kali, kalau lo kalah, lo tahu apa yang harus lo lakukan." ucap Gio dengan cirikhas sikap dinginnya.

"Nggak usah belagu lo, kita lihat aja siapa yang paling jago diantara kita." ucap Anrez merasa yakin dia bisa mengalahkan Gio dan juga Defan.

"Ayam dong kalau jago." ucap Reza dengan tertawa.

"Nggak usah banyak bac*t, kita buktiin aja." ucap Defan dengan cirikhas ketengilannya.

"Gio sayank, semangat ya." seru Marisa yang juga ada di tempat itu. Sementara Gio tidak mempedulikan dia sama sekali.

Topi dilempar ke atas, begitu jatuh itu artinya balapan sudah dimulai. Dari pihak Gio, dia dan Defan yang maju. Dari pihak Anrez juga sama, dua orang, Anrez dan temannya.

Sorak sorai dari kedua geng terdengar memekak telinga. Balapan antar kedua geng tersebut sebenarnya bukan pertama kalinya. Sebelumnya mereka juga sering melakukan balapan itu. Dan selalu dimenangkan oleh Defan ataupun Gio.

"Udahlah ngaku kalah aja, biasanya juga kalah." seru Dhanu memancing amarah teman-teman Anrez.

"Jangan belagu lo, kali ini Anrez giliran Anrez yang menang."

"Eh motor Gio kenapa tuh?" seru Reza saat melihat motor Gio tidak seimbang.

"Mamp*s lo." ucap teman Anrez yang merasa senang melihat Gio hampir celaka. Sepertinya motor Gio sudah diapa-apakan tanpa sepengetahuan Gio.

Gio akhirnya terjatuh karena motornya tidak seimbang. Melihat Gio yang terjatuh, mau tidak mau Defan harus berhenti dan menolong Gio. Akan tetapi, Gio berteriak agar Defan melanjutkan balapan dan memenangkannya.

Defan mengerti apa maksud Gio. Dia pun melanjutkan balapannya dan akhirnya memenangkan balapan tersebut. Setelah itu Defan berlari menolong Gio bersama temannya yang lain.

Gio dibawa ke rumah sakit terdekat. Meskipun tidak ada luka yang serius, tapi kaki Gio sempat terseret dan tertimpa motor.

Defan terpaksa menghubungi paman dan tantenya, mengabarkan kalau Gio harus dirawat di rumah sakit. Tak lama kemudian, Shaka dan Ines tiba di rumah sakit tersebut.

"Gio gimana Def?" tanya Ines yang panik.

"Kata dokter nggak kenapa-napa tan, cuma kakinya aja yang sakit."

"Kok bisa jatuh? Kalian balapan lagi?" tanya Shaka, tapi Defan tidak berani menjawab pertanyaan pamannya. Dia hanya menundukan kepalanya saja.

Shaka menghela nafas kemudian menepuk pundak Defan pelan. Tanpa Defan menjawab, Shaka sudah tahu jika anak dan keponakannya pasti balapan lagi.

"Paman lihat Gio dulu!" ucap Shaka meninggalkan Defan bersama kedua temannya yang lain.

Tapi tanpa diduga, dari belakang Kimora menjewer telinga Defan. "Aw,, sakit,, sakit." ucap Defan sembari berusaha melepaskan tangan mamanya.

"Balapan lagi kan!" omel Kimora yang sebenarnya sudah capek marahin anaknya mulu karena tidak nurut.

"Ampun ma, ampun." Defan meringis kesakitan karena mamanya semakin kencang menarik telinganya.

"Reza nih ma yang ajarin, laporin aja ke tante Sashi, biar diomelin."

"Lah kok jadi gue, Dhanu nih."

"Kok gue? Kalian tuh yang ngeyel." ketiga remaja itu malah saling tuduh satu sama lain.

Kimora menyeret anaknya masuk ke kamar rawat Gio. Disusul oleh Alfarezi dan kedua teman Defan. Kimora mewakili anaknya meminta maaf kepada Shaka dan Ines.

"Bukan salah Defan, Ra. Mereka kan anak muda masih ingin nyoba ini itu. Dasarnya Gio ini aja yang nggak nurut kalau dikasih tahu." ucap Shaka tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Karena pada dasarnya anaknya sendiri juga yang mau ikut balapan.

"Untung aja Gio nggak kenapa-napa, kalau Gio sampai kenapa-napa, kamu pasti diomelin paman." ucap Alfarezi. Niatnya sih hanya ingin menakut-nakuti anaknya.

"Nggak mungkinlah, paman kan paling sama aku, ya kan paman?" jawab Defan dengan bangga.

Sedangkan Shaka hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya saja.

"Aku sama Alfa tadi waktu dapat kabar langsung panik banget, takut Gio terluka parah, syukurnya dia nggak kenapa-napa." ucap Kimora lagi.

"Aku nggak kenapa-napa kok tan, cuman jangan bilang sama kak Aiko aja, nanti Defan dimarahin kak Aiko, kasihan dia." Gio masih sempat-sempatnya mikirin nasib Defan.

Karena memang Defan paling takut sama kakaknya. Begitu kakaknya tahu kalau dia balapan lagi. Kakaknya pasti akan minta kunci motornya dan Defan tidak akan diperbolehkan naik motor lagi.

"Enggak, kak Aiko belum pulang kok, jadi dia nggak tahu kalau kita kesini." sahut Alfarezi.

"Syukur deh, selamet, selamet," Defan merasa lega begitu tahu kakaknya belum tahu kabar tentang dia yang balapan lagi. Bahkan sampai membuat Gio kecelakaan.

Bukan hanya Defan yang akan kena omel. Tapi juga Gio yang akan diomeli Aiko, belum lagi Ernes. Double jadinya.

****

Di sekolah, Defan mulai mendekati Vanka. Dia juga tidak ragu meminta nomer hape Vanka. Tapi dengan sopan Vanka menolak, alasannya karena mereka baru saja kenal.

Tentu saja apa yang Vanka lakukan itu membuat Ira dan Desi menjadi heboh. Mereka menyayangkan tindakan Vanka tersebut. "Banyak cewek yang pengen minta nomer hape mereka, tapi lo malah nolak ketika mereka minta nomer hape lo?" tanya Ira yang tidak tahu lagi bagaimana jalan pikiran Vanka.

"Ya gue nggak mau aja kasih nomer hape ke dia." jawab Vanka santai.

"Bener-bener beg* nih anak. Aturan tadi lo mau, terus kalau dia udah hubungi lo, lo blokir nomernya terus kasih ke kita, kita terima dengan senang hati kok, ya nggak Des?"

"Betul banget." sahut Desi setuju dengan apa yang dikatakan Ira.

"Yeee, mending gue nggak punya nomernya sekalian, ntar dikiranya gue mainin dia."

"Mata lo buta atau gimana sih Van? Kak Defan tuh gantengnya nggak kalah dari sepupunya, kak Gio, masa kamu nggak mau, buta lo.." Ira dan Desi terus saja mengutarakan kekesalannya kepada Vanka.

Tapi, saat itu Vanka tidak memperdulikan omelan temannya. Tapi dia salah fokus dengan informasi yang Ira berikan. Bahwa Gio dan Defan ternyata sepupuan. Gio nggak pernah ngomongin itu soalnya.

"Mereka beneran sepupuan?" tanya Vanka masih penasaran.

"Kata kakak gue sih begitu, jadi kak Gio anak dari pamannya kak Defan, gitu katanya." jawab Desi yang juga dapat informasi tersebut dari kakaknya yang satu angkatan dengan Gio dan Defan.

"Kenapa? Lo mau pacarin dua-duanya?" tanya Akila.

"Nggak, kenal juga kagak, pacarin apaan." Vanka sangat rapat menyimpan rahasia. Bahkan Akila pun tidak tahu kalau sebenarnya Vanka dekat dengan Gio.

Vanka sebenarnya juga pernah cerita kalau dia punya kenalan di sosmed dan tertarik dengan lelaki itu meskipun belum ketemu. Tapi Vanka tidak menyebutkan siapa nama lelaki itu. Vanka biasanya hanya menyebutnya dengan panggilan Mr.A.

"Ntar pulang sekolah nongkrong yuk!" ajak Desi yang sepertinya kecanduan nongkrong bersama teman-temannya.

"Nggak bisa, gue mau jengukin temen di rumah sakit." Vanka memang sudah janji mau jengukin Gio sepulang sekolah.

Karena hari ini jadwal Defan dan teman-temannya latihan basket. Jadi waktu itu di manfaatkan oleh Gio supaya bisa berduaan dengan Vanka tanpa diganggu.

"Siapa yang sakit?" tanya Akila kepo.

"Anaknya temen mama," untung saja Vanka pintar bikin alasan.

Vanka juga belum siap memberitahu Akila mengenai hubungannya dengan Gio. Walaupun memang mereka belum resmi pacaran. Tapi sikap Gio maupun Vanka menunjukan kalau mereka saling menyayangi. Selayaknya sepasang kekasih.

"Kalau Vanka nggak bisa, keluar sama aku aja." sahut Febri yang bikin kaget karena tiba-tiba muncul.

"Setan, bikin kaget aja." omel Akila sambil menendang kursi yang diduduki oleh Febri.

"Jangan mau, dia buaya darat." imbuh Akila mengibaskan tangannya, meminta Desi supaya menolak ajakan Febri.

"Lo kayaknya nggak suka banget gue deket sama cewek, lo cemburu? Ngaku aja!"

"Gue cemburu sama lo? Amit-amit..." Akila menggetok-getok meja yang ada di depannya.

"Hais ngaku aja.." Febri menyenggol lengan Akila menggunakan lengannya juga.

"Ngaku apa? Emang gue penjahat kok di suruh ngaku?" Akila mendorong tubuh Febri agar menjauh dari dirinya.

"Emang, lo kan penjahat cinta." sahut Febri yang membuat Akila memilih untuk diam. Nggak ada gunanya ngeladeni orang kayak Febri.

Sementara Vanka dan dua temannya yang lain hanya tersenyum melihat Akila yang lagi lagi ribut dengan Febri hanya karena masalah sepele.

Terpopuler

Comments

hellena nabelia

hellena nabelia

korban hts🥲

2022-12-30

0

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

emang nama asli nya gio apa thor ?

2022-06-12

0

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

haha kalian gatau aja klp vanka sendri udh deket sma gio salah satu personil dri the sun

2022-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!