Vanka bersama ketiga temannya pergi ke lapangan futsal saat pulang sekolah. Atas permintaan Defan, Vanka akhirnya melihat Defan dan yang lain latihan futsal.
Vanka melihat Gio yang sedang digangguin oleh Marisa lagi. Marisa terus aja mendekati Gio meskipun Gio sudah pindah tempat berkali-kali.
Akhirnya setelah melihat Vanka. Gio langsung mendekati Vanka dan teman-temannya. Gio tahu Marisa tidak akan sudi mendekat ke Vanka dan teman-temannya.
"Gue duduk sebelah lo ya, gue risi sama dia." Gio menggerakan kepalanya ke arah Marisa dan teman-temannya yang sedang menatap tak suka kepada Vanka.
Vanka menganggukan kepalanya.
"Kak Gio nggak ikut latihan?" tanya Desi yang lupa jika kaki Gio sakit.
"Enggak, kaki gue masih sakit."
"Emang bener kak Gio jatuh waktu balapan?" tanya Desi lagi.
Gio melirik Vanka dulu sebelum menjawab. Sebelumnya dia tidak cerita kalau dia jatuh akibat balap liar. Gio cuma bilang kalau dia jatuh dari motor.
Gio hanya menganggukan kepalanya saja. Dan itu membuat Vanka menatap Gio tajam. Sementara Gio hanya mengisyaratkan dengan matanya. Sorot mata yang seolah mengatakan permintaan maaf.
Vanka mengalihkan pandangannya. Gio pernah berjanji pada Vanka untuk tidak lagi ikut balapan liar. Vanka takut akan terjadi apa-apa pada Gio. Dan terbukti, Gio kecelakaan pada waktu balapan.
Vanka sedikit memunggungi Gio. Dia sedang kesal kepada Gio. Tahu gitu kemarin Vanka tidak datang menjenguknya.
Gio yang bingung bagaimana caranya meminta maaf pada Vanka. Akhirnya mengirimi Vanka pesan permintaan maafnya. Gio meminta Vanka agar tidak marah kepadanya, dan berjanji untuk tidak lagi balapan liar.
Guo dan Vanka sudah kenal lama di media sosial. Mereka juga sering cerita tentang kehidupan mereka dan keseharian mereka. Sampai akhirnya mereka merasa nyaman satu sama lain. Padahal waktu itu mereka belum ketemu.
Vanka membaca pesan Gio tanpa berniat membalasnya. Membuat Gio semakin gusar.
Sedangkan dari dalam lapangan, Defan sempat memperhatikan gerak gerik Vanka dan Gio. Entah kenapa Defan yakin jika Vanka dan Gio itu terlihat dekat. Gestur mereka tidak menampakan kegugupan sama sekali waktu mereka berdekatan.
Akan tetapi , kecurigaan itu sirna ketika melihat Marisa yang menatap Gio dan Vanka dengan kesal. Mungkin Gio hanya ingin menghindari Marisa saja, pikir Defan.
Bukan lagi rahasia umum bahwa Marisa menyukai Gio dan selalu mengejarnya. Akan tetapi Gio selalu menolaknya. Gio tidak merespon ataupun menanggapi perasaan Marisa terhadapnya.
Defan tersenyum ke arah Vanka. Dan Vanka pun membalas senyuman Defan dengan anggukan kepala dan senyuman kecil. Tentu saja itu membuat Defan sangat kegirangan.
Tapi berbeda dengan Gio. Dia merasa tidak suka melihat Vanka senyum ke lelaki lain. Hatinya terasa aneh. Apakah itu yang disebut dengan cemburu.
Setelah selesai latihan, Defan langsung berlari mendekati Vanka. "Makasih ya Van, udah mau lihat gue latihan. Gue jadi semakin semangat latihannya." ucap Defan.
"Iya. Harus semangat dong, kan masih muda harus selalu semangat."
"Oke deh. Habis ini mau kemana?" tanya Defan lagi.
"Pulang, udah mau sore kayaknya mendung juga."
"Gue anter gimana?" Defan menawarkan diri mengantar Vanka pulang.
"Lo kan bareng gue Def," sahut Gio merasa tidak suka.
Barulah Defan sadar kalau dia boncengan dengan Gio. Sementara Dhanu juga berboncengan dengan Reza karena motor Reza juga sedang diservis.
"Oh gue lupa. Kalau gitu lain kali aja ya Van." Vanka menganggukan kepalanya.
Disebelah Vanka, Akila yang tahu jika Gio cemburu hanya tersenyum seorang diri. Dia juga baru tahu kalau lelaki sedingin gunung es itu bisa cemburu juga.
****
Karena Vanka tidak mau membalas pesannya. Gio memutuskan untuk mendatangi rumah Vanka. Dia benar-benar tidak tahan didiamkan oleh Vanka seperti itu.
Melawan kakinya yang sakit, Gio tidak menyerah. Demi bisa bertemu dengan wanita pujaannya, Gio menahan sakit di kakinya.
"Keluar, gue ada di depan." Gio mengirim pesan ke Vanka dan mengatakan kalau dia sudah ada di depan rumah Vanka.
Tapi tetap saja Vanka tidak mau keluar. Membuat Gio tidak sabar. Dia turun lalu mengetuk pintu rumah Vanka. Kebetulan ayahnya Vanka yang membuka pintu.
"Cari siapa dek?" tanya ayah Vanka.
"Cari Vanka, yah." Gio memanggil ayah Vanka dengan sebutan ayah juga. Gio tahu kalau itu ayahnya Vanka dari cerita Vanka selama ini.
Ayahnya Vanka pun mengerutkan keningnya. Kenapa lelaki muda itu memanggilnya ayah juga. Apa dia teman Vanka. Semua teman Vanka juga memanggil ayah Vanka dengan sebutan ayah juga. Tapi ayahnya Vanka belum pernah melihat pemuda itu sama sekali.
"Kamu temennya Vanka?" Gio menganggukan kepalanya dengan cepat.
"Masuk dulu! Vanka lagi mandi kayaknya."
"Aku nunggu di taman samping aja, yah."
Lima belas menit kemudian, karena pakasaan ayahnya, Vanka akhirnya mau menemui Gio yang menunggu dia di taman samping rumahnya.
"Kenapa nggak balas chat gue? Lo marah sama gue?" tanya Gio saat Vanka mendekat.
"Gue minta maaf, oke.. Gue janji nggak akan balapan lagi meskipun Defan atau Reza atau Dhanu maksa gue. Asal lo jangan diemin gue." mohon Gio sembari meraih tangan Vanka.
"Nggak usah janji lah, ntar juga diingkari lagi." Vanka masih bersikap dingin kepada Gio.
"Janji, enggak.." Gio mengangkat tangannya dengan dua jari terangkat.
"Lo kesini naik apa? Kaki lo kan masih sakit?" Vanka baru nggeh setelah melihat kaki Gio.
"Gue nggak bisa cuma nunggu lo balas chat gue. Sakit pun gue harus paksa ketemu sama lo. Karena sakit ini nggak seberapa dibandingkan lo diemin gue, nggak balas chat gue." Vanka menatap Gio yang seperti menahan rasa sakitnya.
"Perut lo gimana? Masih sakit?"
"Masih, tapi sakit kayak yang tadi, cuma biasa aja." Gio langsung meraih tangan Vanka lagi dan memijitnya seperti yang dia lakukan tadi di sekolah.
"Kita tuh aneh ya."
"Kenapa?" tanya Gio dengan lembut. Sembari tangannya masih memijit tangan Vanka.
"Kita nggak punya hubungan apapun, tapi kita saling curiga, saling cemburu," Vanka tersenyum kecil setelah mengucapkan kata ambigu itu.
"Eh, gue ambilin minum dulu." sesaat kemudian Vanka menyadari apa yang dia ucapkan.
Tidak seharusnya Vanka ngomong seperti itu. Itu sama saja mengatakan jika dia juga cemburu melihat Gio dengan wanita lain. Vanka harus bisa menjaga sikapnya. Dia seorang wanita, dia harus bisa menjaga image. Tidak mungkinkan dia akan mengungkapkan perasaannya duluan.
Melihat Vanka yang gugup dan pergi. Gio tahu apa yang sebenarnya Vanka ingin katakan. Tapi untuk saat ini, Gio masih belum bisa ungkapin perasaannya. Gio masih bingung, apakah dia akan melanjutkan dengan Vanka. Atau mengalah demi sepupunya.
"Tanpa gue bilang, dia harusnya udah paham perasaan gue ke dia." gumam Gio seoramg diri.
Vanka mengambil minuman cukup lama. Mungkin Vanka sedang menata perasaannya kembali. Tidak mau terlihat salah tingkah di depan Gio.
"Gio?" tiba-tiba seseorang menyapa Gio.
"Kak Aiko?" Gio juga terkejut melihat Aiko ada di rumah Vanka. Tapi sesaat kemudian Gio paham, setelah melihat Aiko berpegangan tangan dengan seorang lelaki.
"Lo ngapain disini?" tanya Aiko lagi.
"Gue main ke rumah temen gue." jawab Gio.
"Jadi kak Aiko kenal sama Gio?" Vanka yang baru keluar dari dalam rumah dengan membawa minuman ditangannya.
"Gio ini adik aku, adik sepupu aku." jawab Aiko yang membuat Vanka membulatkan matanya.
"Jadi kak Aiko kakaknya Defan?" Aiko menganggukan kepalanya.
"Aku nggak nyangka kalau kalian kenal, aku pikir, Defan dan Gio ini kan sama-sama cuek dan dingin, aku pikir mereka tidak mau kenal sama wanita, tapi ternyata kalian kenal."
"Atau jangan-jangan kalian pacaran?" tebak Aiko yang membuat Gio dan Vanka menjadi salah tingkah.
"Enggak kok kak." jawab Vanka malu-malu.
"Doain aja." bisik Gio ke Aiko yang membuat Aiko tersenyum.
"Ini Rakha, pacar kakak juga kakaknya Vanka." Aiko memperkenalkan Rakha kepada Gio.
"Dunia ternyata sempit ya." Aiko masih tidak menyangka jika Gio kenal dengan Vanka.
Sedikit banyak Aiko tahu mengenai Gio. Ini pertama kalinya Aiko melihat Gio dekat dengan seorang wanita. Aiko bisa melihat jika baik Vanka maupun Gio sama-sama saling suka. Sorot mata mereka tidak bisa menyembunyikan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nazwa Aa
Up
2021-11-04
1
suka membaca
next
2021-11-04
1