Riri pun sampai di depan pintu kamar Dave. Riri mencoba membuka pintu kamarnya tapi ternyata dikunci dari dalam, mau tidak mau Riri harus menggedor pintu itu sekeras-kerasnya dan berteriak sekencang-kencangnya.
"Sayang? Dave? Bangun! Kamu kan mau nemenin aku ke salon," ucap Riri dengan berteriak.
Dari arah dalam, Dave yang mendengar teriakan itu langsung terbangun dari tidurnya dan menyadari siapa yang berada dibalik pintu itu. Dave terlihat sangat kesal karena waktu tidurnya terganggu.
Diluar kamar, Riri yang sepertinya tidak kelelahan untuk mencoba terus menggedor kamar Dave mendapatkan sebuah panggilan masuk dari sang tunangan tersayangnya itu.
"Halo sayang? Kamu ada di kamar kan? Buka dong pintunya! Cepat siap-siap, keburu sore." ucap Riri menggerutu kesal.
"Maaf! Aku sekarang sedang berada di perjalanan menuju kantor. Ada urusan yang harus ku selesaikan. Kamu ke salon sendiri dulu. Tampil yang cantik. Uangnya aku transfer di rekening kamu," ucap Dave dari panggilan telepon.
"Ih... aku udah ada di depan pintu kamar kamu. Bunda bilang kamu ada di rumah."
"Bunda gak tau kalau aku keluar. Bunda tadi lagi ada di kamarnya," ucap Dave langsung mengakhiri panggilan itu.
Setelah mendapatkan panggilan itu, Riri pun memutuskan untuk pergi ke salon seorang diri. Ia juga tidak lupa untuk berpamitan kepada calon ibu mertuanya itu.
"Bunda, Riri pamit dulu."
"Loh, Dave mana?" tanya Bu Yani merasa terheran karena melihat menantunya sendirian.
"Dave sudah ke kantor Bunda. Katanya ada urusan mendadak."
"Kapan dia berangkat? Bunda aja tidak mengetahuinya."
"Katanya tadi waktu Dave berangkat, Bunda ada di kamar."
"Eh—" ucap Bu Yani yang langsung dipotong oleh Riri
"Ya sudah Bunda, Riri berangkat dulu ke salon keburu sore."
"Hati-hati sayang," ucap Bu Yani dan memeluk calon menantunya itu.
...****************...
Dikamar Dave yang mengetahui kalau Riri sudah pergi pun sangat gembira, ia akhirnya bisa melanjutkan tidurnya lagi tanpa ada pengganggu. Dave kembali melanjutkan tidurnya tapi ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Dave ini Bunda, bukan Riri yang bisa kamu bohongin."
Dave terkejut dengan suara yang ada di luar pintu kamarnya itu, Dave pun membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan bundanya itu untuk masuk. Dave tau kalau ia akan dalam masalah.
"Bunda tahu kamu ada di dalam. Kenapa kamu tidak mau mengantar Riri?" Tanya Bu Yani.
"Em? Itu, anu bunda...," Dave tengah bingung mencari alasan yang logis.
"Apa Dave?"
"Dave itu capek Bun, baru tidur jam lima subuh tadi. Kalau Dave ikut Riri pergi ke salon, Dave pasti gak akan bisa istirahat. Malam nanti Dave juga ada acara," jelas Dave.
"Kenapa kamu tidak bilang terus terang ke Riri? Riri itu tunangan kamu Dave," tanya Bu Yani.
"Riri suka memaksa. Jadi, Dave berpikir percuma saja untuk memberitahu dia," jawab Dave dengan singkat.
"Tapi, gak seharusnya kamu bohong ke dia."
"Bunda? Dave capek berpura-pura seperti ini. Dave gak pernah suka sama Riri. Dave tunangan sama Riri hanya karena Bunda yang memilih. Bukan Riri pilihan Dave," ucap Dave berterus terang.
"Lalu? Siapa pilihan kamu? Riri gadis yang baik, jujur, pekerja keras apa yang kurang dari dia?"
"Dave punya pilihan sendiri. Apa Bunda lebih ingin melihat Dave bahagia dengan pilihan sendiri atau tersiksa dengan pilihan Bunda?"
"Dave?" terlihat air mata mulai ingin menetes dari mata Bu Yani.
"Jangan menangis, Bunda! Dave gak berniat buat Bunda nangis. Dave mengatakan itu hanya karena ingin jujur."
"Baiklah Dave, Bunda sekarang mengerti," ucap Bu Yani lalu pergi meninggalkan Dave sendirian dikamar.
Bersambung...
@clarasetiabudi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Miah Restiana
deve yg cowo aja peka siapa riri kok bundanya.. malah jodohin yah.. lanjut
2021-11-16
0
Tiwik Firdaus
parassn dinovel yang aq baca pasti anaknya jodohkan apa ngak laku kalau ngak dijodohkan perssan kok anaknya ngak bisa milih istri sendiri
2021-04-19
0
Lulu_djie
jadi penasaran.. pendekatan apa yg dilakukan riri dengan camernya..
2021-01-09
1