Bening pun duduk berhadapan dengan Bu Yani, masih ada sedikit rasa takut dan gugup di dalam diri Bening. Entah mengapa seharusnya Bening sudah mulai terbiasa dengan semuanya. Bu Yani baik kenapa Bening harus takut dan gugup.
"Bening, saya panggil kamu kemari hanya karena saya suka melihat kinerja kamu hari ini. Saya tadi tanpa sengaja melihat kamu yang berdiri di meja penerima tamu, memberi salam kepada pengunjung. Saya senang akan sikap ramah kamu."
"Terima kasih, Bu."
"Bening? Kalau kamu mau, saya punya kerjaan tambahan yang mungkin bisa kamu anggap sebagai bonus."
"Saya baru pertama bekerja. Kalau menerima pasti akan merasa tidak enak sama yang lain."
"Jadi, mau kamu tolak saja?"
"Mana berani saya menolak, Bu. Saya tetap akan menerima pekerjaan tambahannya, tapi tidak dengan bonus. Biarkan gaji saya tetap seperti yang lain."
"Baiklah," ucap Bu Yani dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.
"Kalau boleh tahu, pekerjaan tambahannya apa ya, Bu?" Tanya Bening kelihatan penasaran dan ingin tahu.
"Besok ada acara kantor anak saya yang diadakan di Bar ini. Saya berniat untuk menyuruh kamu menghibur para tamu."
"Bagaimana caranya bu?"
"Sumbangkan suara indah kamu dalam suatu pertunjukan bakat."
"T-tapi, saya tidak bisa bernyanyi. Mohon maaf, Bu! Saya tidak bisa."
"Jangan bohong! Anissa bilang kamu bisa bernyanyi dan memiliki suara indah. Dia juga punya bukti kalau kamu memang pandai bernyanyi."
"Saya tidak bisa, Bu! Mungkin yang ditunjukan Anissa itu suara orang lain."
"Katanya tadi tidak berani menolak?"
"Maaf karena lancang."
"Besok malam pukul delapan. Kamu masuk pukul tujuh dan pulang setelah acara selesai. Kerjaan untuk kamu besok berbeda."
"Baik Bu. Saya akan lakukan," jawab Bening yang ujungnya menyetujui permintaan dari atasan.
"Kamu boleh pergi, terima kasih," tukas Bu Yani yang telah usai berbincang dengan gadis itu.
Bakat, hobi Bening yang sudah ditutupinya bertahun-tahun akhirnya harus diketahui oleh publik karena temannya Anissa yang mulutnya tidak bisa dijaga. Ya, kelihaian Bening dalam bernyanyi. Bukan tidak ingin mengembangkan tapi karena Bening takut suara yang dianggapnya bagus tapi bagi orang lain tidak seindah yang diharapkan. Rasa ketidak percayaan diri yang ditunjukan oleh Bening.
...****************...
Keluar dari ruangan HRD Bening sangat bingung harus menunjukan ekspresi yang bagaimana, entah harus bahagia, atau sedih. Tapi ini atas perintah atasan, Bening pun tidak dapat menolaknya daripada ia mempertaruhkan pekerjaannya yang baru ia dapat.
Anissa yang setelah selesai istirahat, melihat wajah Bening sahabatnya yang muram, entah apa yang sahabatnya pikirkan tapi wajahnya ekspresinya menunjukan rasa bingung, takut, gugup.
"Bening, Ada apa? Apa kata bu Yani?" Tanya Anissa penasaran.
"Aku disuruh nyanyi di acara kantor Dave besok," mendengar itu Anissa malah tertawa terbahak-bahak.
"Terus ngapain wajah lo murung sedih kek gini?" Tanya Anissa.
"Ini semua gara-gara kamu Nissa. Kamu yang bilang ke Bu Yani kalau aku bisa nyanyi kan? Aku kan takut gugup kalau dihadapan orang banyak," kata Bening menyalahkan temannya itu.
"Mau sampai kapan hah? Lo nyanyi dikamar mandi? Di kamar? Kalau kayak gini kan bisa menghasilkan duit buat lo," kata Anissa mengatakan kenyataan.
"Tapi, aku kan malu," ucap Bening.
"Ngapain? Lo pakai baju lengkap, anggota tubuh lengkap, cantik lagi, ngapain harus malu? Aneh lo," singgung Anissa.
"Udah gue mau lanjut kerja biar bisa pulang cepet," Kata Anissa, kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan sang teman.
Anissa pun meninggalkan Bening di tempatnya sedang menggerutu sendirian bersama dinding dan tembok yang ada.
Hari pertama Bening masuk kerja akan usai sebentar lagi dan hari pertama Anissa bekerja bersama Bening pun akan usai juga. Hari yang sangat panjang dan melelahkan untuk mereka berdua tetapi sangat menyenangkan untuk dijalani.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Miah Restiana
setuju lanjut..
2021-11-16
0
Siti Julaeha Julai
menarik
2021-11-09
0
Salma Cheng
lanjut
2021-08-01
0