Jatuh di peluk boss muda

Rani merasa sangat pusing sekali kepalanya hari ini tapi dia tetap memaksakan diri untuk berangkat kerja.

Rani takut mau ijin- ijin soalnya kalau ijin nya banyak nanti gajinya tinggal sedikit karena di potong dan nanti gak cukup juga untuk biaya hidup dirinya dan ibunya selama satu bulan.

Selepas mandi Rani mengenakan baju seragam nya dia duduk di depan meja rias dan mulai memakai make up tipis-tipis di wajahnya.

"Aduh kenapa kepalaku pusing sekali ya," Rani berkata sambil memegangi kepalanya.

Ibu masuk ke dalam kamar dan melihat Rani yang memegangi kepalanya.

"Kenapa Ran,kamu pusing?"

"Ah,enggak Bu Rani gak apa-apa," kata Rani sambil tersenyum pada ibunya.

"Kalau kamu pusing jangan masuk kerja dulu kamu ijin saja, nanti kamu kenapa-kenapa lagi di tempat kerjamu sana."

"Enggak Bu,Rani gak apa-apa kok nanti minum obat saja di sana pasti sembuh," Rani meyakinkan ibunya.

"Ya sudah Bu, Rani berangkat dulu ya." Rani mencium tangan ibunya dan bergegas menuju sepedanya yang sudah ia siapkan di halaman rumah.

Ibu mengikuti Rani dari belakang.

"Rani,hati-hati ya nak jangan kebut-kebutan bawa sepedanya,terus nanti kalau kamu gak kuat kamu ijin pulang aja ya," pesan ibu dengan wajah khawatir akan kesehatan putri tersayangnya.

"Iya Bu," jawab Rani sambil menghidupkan mesin motornya dan berlalu dari hadapan ibunya.

"Seandainya.... ibu tahu,betapa galaknya si boss muda padaku. Pasti ibu gak akan menyuruh aku untuk ijin-ijin." Rani bergumam sendiri dalam hatinya.

Pukul delapan lewat empat puluh lima menit, Rani sudah memasuki pintu masuk karyawan,dan untung nya pagi ini si bos muda tidak berdiri di depan pintu masuk karyawan seperti biasanya.

Rani takut kalau boss muda melihat wajahnya lesu dan tidak semangat nanti kena damprat lagi.

Rani bergegas masuk menuju counter nya dan Rani memulai aktivitas seperti biasanya,dia membersihkan rak-rak baju dan menata kembali baju-baju yang berserakan akibat semalam di bolak balik sama customer.

"Aduh...kenapa kepalaku semakin pusing ya."

Rani kemudian duduk berjongkok sambil membersihkan dan merapikan baju-baju yang ada di rak bawah.

Agak lama dia duduk di bawah situ dengan sedikit menahan rasa sakit kepalanya.

Tiba-tiba seperti ada suara yang melangkah ke tempatnya duduk dan berdiri tepat di belakangnya.

Rani hendak berdiri tapi matanya agak berkunang-kunang dan ketika ia memaksa untuk berdiri tiba-tiba salah satu kakinya tergelincir dan itu menyebabkan dirinya hampir terjatuh.

Untung saja orang yang berdiri di belakangnya tadi dengan sigap menangkap tubuh Rani.

Rani kaget dan terkejut setengah mati,dengan mata yang berkunang-kunang ia memaksakan diri untuk melihat wajah orang yang ada tepat di depan matanya.

Dan alangkah semakin terkejutnya Rani ketika ia tahu orang itu adalah si boss muda.

Mata mereka saling bertatapan,Rani merasa sangat takut.

Si boss muda menatap Rani dengan tatapan tajam dan sejurus kemudian tiba-tiba si boss muda melepaskan rangkulan nya dari tubuh Rani.

Buru-buru Rani membetulkan letak berdirinya serta merapikan baju dan rambutnya .

Si boss muda kemudian menatap Rani sambil berkata .

"Makanya kalau kerja hati-hati dong!"

"Maaf pak kepala saya tadi pusing dan mata saya berkunang-kunang," jawab Rani pelan.

"Kalau pusing ngapain masuk kerja! bikin repot orang aja."

Kemudian boss muda pergi begitu saja dengan wajah bersungut-sungut.

Rani heran dengan sikap si boss muda tadi.

"Padahal dia kan galaknya minta ampun sama aku,tapi kenapa tadi pas aku mau jatuh dia nolongin?" Rani bertanya pada dirinya sendiri.

"Berarti di balik sikapnya yang suka marah-marah gitu ternyata ada sisi baiknya juga."

"Hei Ran ini obat yang kamu pesan tadi." Kata Maya sembari menyodorkan obat sakit kepala padaku.

"Sana buruan istirahat makan dan minum obatnya biar gak pusing lagi."

"Iya May,makasih ya," kataku seraya pergi menuju ruang istirahat.

Sudah satu jam Rani istirahat dan tepat pukul dua siang ini dia kembali ke counternya.

Di tengah perjalanan menuju ke counternya dia melihat si boss muda tengah berbincang-bincang dengan seseorang .

Sebenarnya Rani gak ingin menyapa boss muda ketika lewat di depanya ia malu setelah kejadian tadi pagi itu.

"Tapi rasanya gak sopan banget kalau aku gak menyapanya,dia kan boss di sini," gumam Rani.

Tepat ketika Rani lewat di depan si boss muda

Rani menganggukkan kepalanya dan melihat ke arah si boss muda.

Boss muda melihatnya dengan pandangan acuh dan tak membalas sapaan Rani

Tapi Rani tak menghiraukannya ia sudah hafal dengan sifat bosa muda yang begitu.

Ketika sampai di counternya Maya langsung menghampirinya.

"Ran...sini Ran," Maya menarik tangan Rani.

"Ada apa May?"

"Kata anak-anak tadi kamu hampir terjatuh tapi kemudian di tangkap sama si boss muda,benar itu?" pekik Maya sambil matanya melotot menatap Rani.

'Iya benar," jawab Rani.

"Terus,terus,terus gimana Ran."

"Ya....gak gimana-gimana May, si boss muda terus melepaskan aku sambil marah- marah seperti biasanya."

"Aduhh.....kamu kenapa sih jadi orang lugu amat,harusnya kamu manfaatkan momen tadi dengan pura-pura pingsan kek biar sekalian di gendong sama si boss muda." Seloroh Maya.

"Itu kan kalau kamu May," selorohku pada Maya.

"Ya iyalah,kapan lagi dapat momen kayak gitu di peluk orang ganteng,sultan lagi aduhhh....romantis banget.........," kata Maya sambil matanya berkedip-kedip genit.

"Ah kamu May kebanyakan berkhayal kamu ini,mana mungkinlah sultan jatuh cinta pada pegawainya. Boss muda itu orangnya kaya raya,jelas teman- teman nya juga golongan orang-orang berkelas."

"Ah kamu Ran gak asyik banget sih,biarin aja berkhayal siapa tahu jadi kenyataan ha ha ha ha..." Kata Maya sambil ngakak.

Waktu menunjukkan pukul lima sore, waktunya karyawan yang shif pagi pulang.

Seperti biasa semua karyawan berhamburan menuju pintu keluar.

Senang rasanya kalau sudah waktunya pulang,bebas dari kepenatan seharian bekerja.

Antrian keluar pintu karyawan sangat panjang sekali,Rani mengambil posisi antrian di belakang sendiri.

"Ran aku duluan ya!" pekik Maya sambil ngeloyor kabur.

Rani hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.

Semua karyawan sudah pada keluar,giliran Rani antrian paling belakang sendiri,sekilas ia melihat si boss muda lewat dan kemudian ia berdiri di depan pintu karyawan sambil melihat ke halaman dan mengawasi ke sekeliling.

Rani berjalan menuju pintu keluar karyawan,Dia merasa sangat beban sekali kalau harus lewat di depan boss muda masalahnya dia harus menyapanya meski di cuekin,tapi Rani merasa itu perlu di lakukan nya sebagai karyawan yang sopan dan baik

Dengan besar hati Rani menyapa si boss muda.

"Sore pak," sapa Rani dengan sedikit mengembangkan senyuman di bibirnya.

"Ya," jawab si boss muda singkat dan dengan mimik muka yang datar.

"Tumben di jawab ya," pikir Rani dalam hati.

Kemudian Rani bergegas menuju parkiran karyawan.

Terpopuler

Comments

Palgunadi Rata

Palgunadi Rata

Bosnya nunggu bucin ajaa nih wkwkwkwkkw

2021-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bertemu dengan boss muda
2 Masa skors
3 Pasca masa skors
4 Jatuh di peluk boss muda
5 Teman-teman si boss muda
6 Panggilan dari boss muda
7 Teman cewek si boss muda
8 Pesta ulang tahun boss muda
9 Kedatangan Sandy
10 Ibu Rani sakit
11 Kas bon
12 Tertidur di mobil boss muda
13 Getar-getar di hati
14 Ibu Rani drop
15 Shella penasaran
16 Shella menemui Rani di rumah sakit
17 Kepulangan ibu Rani dari Rumah sakit
18 Antara bahagia dan takut
19 Trik boss muda
20 Trik boss muda part 2
21 Kemarahan shella
22 Kata sayang dari boss muda
23 Cemburu
24 Pijatan boss muda.
25 Shella panik
26 Kejutan untuk Rani
27 Cincin pertunangan
28 Cincin pertunangan part 2
29 Permainan Shella di mulai
30 Boss muda kaget
31 Galau
32 Perdebatan sengit Rani dan boss muda
33 Perhatian Sandy dan amarah papa
34 Papa mendiamkan boss muda
35 Tes pack
36 Keputusan
37 Kemenangan Shella
38 Curiga
39 Curiga part 2
40 Menikmati malam berdua
41 Kabar buruk
42 Panik
43 Fitting baju
44 Fitting baju part 2
45 Tabrak lari
46 Hari pertama di rumah sakit
47 Bersitegang
48 Bermalam di rumah sakit
49 H-2
50 Pulang
51 Surat undangan
52 Hari H
53 Resepsi pernikahan
54 Malam pertama
55 Sakit
56 Terungkap
57 Terciduk
58 Kecewa
59 Pulang
60 Pamer kemesraan
61 Hari lahir
62 Terbongkar
63 Kelicikan
64 Eric pulang
65 Bingung
66 Menemui Carin
67 Geram
68 Pembuktian
69 Detik-detik lahiran
70 Surat cerai
71 Fitting baju pengantin
72 Tertidur lagi di mobil boss muda
73 Kepergian Sandy
74 Mengantar Sandy
75 Suatu tempat
76 Hari yang di tunggu
77 Malam pertama
78 Shella jealous
79 Marah
80 Morning sickness
81 Sebuah insiden
82 Menunggu hasil
83 Periksa
84 Helen sakit
85 Kesal
86 Merajuk
87 Rencana tujuh bulanan
88 USG
89 Was-was
90 Junior
91 Suka cita menyambut Junior
92 Akhir yang manis
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bertemu dengan boss muda
2
Masa skors
3
Pasca masa skors
4
Jatuh di peluk boss muda
5
Teman-teman si boss muda
6
Panggilan dari boss muda
7
Teman cewek si boss muda
8
Pesta ulang tahun boss muda
9
Kedatangan Sandy
10
Ibu Rani sakit
11
Kas bon
12
Tertidur di mobil boss muda
13
Getar-getar di hati
14
Ibu Rani drop
15
Shella penasaran
16
Shella menemui Rani di rumah sakit
17
Kepulangan ibu Rani dari Rumah sakit
18
Antara bahagia dan takut
19
Trik boss muda
20
Trik boss muda part 2
21
Kemarahan shella
22
Kata sayang dari boss muda
23
Cemburu
24
Pijatan boss muda.
25
Shella panik
26
Kejutan untuk Rani
27
Cincin pertunangan
28
Cincin pertunangan part 2
29
Permainan Shella di mulai
30
Boss muda kaget
31
Galau
32
Perdebatan sengit Rani dan boss muda
33
Perhatian Sandy dan amarah papa
34
Papa mendiamkan boss muda
35
Tes pack
36
Keputusan
37
Kemenangan Shella
38
Curiga
39
Curiga part 2
40
Menikmati malam berdua
41
Kabar buruk
42
Panik
43
Fitting baju
44
Fitting baju part 2
45
Tabrak lari
46
Hari pertama di rumah sakit
47
Bersitegang
48
Bermalam di rumah sakit
49
H-2
50
Pulang
51
Surat undangan
52
Hari H
53
Resepsi pernikahan
54
Malam pertama
55
Sakit
56
Terungkap
57
Terciduk
58
Kecewa
59
Pulang
60
Pamer kemesraan
61
Hari lahir
62
Terbongkar
63
Kelicikan
64
Eric pulang
65
Bingung
66
Menemui Carin
67
Geram
68
Pembuktian
69
Detik-detik lahiran
70
Surat cerai
71
Fitting baju pengantin
72
Tertidur lagi di mobil boss muda
73
Kepergian Sandy
74
Mengantar Sandy
75
Suatu tempat
76
Hari yang di tunggu
77
Malam pertama
78
Shella jealous
79
Marah
80
Morning sickness
81
Sebuah insiden
82
Menunggu hasil
83
Periksa
84
Helen sakit
85
Kesal
86
Merajuk
87
Rencana tujuh bulanan
88
USG
89
Was-was
90
Junior
91
Suka cita menyambut Junior
92
Akhir yang manis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!