Ngenes

"Tapi, terimakasih banyak makanan nya, akhirnya hari ini aku makan malam juga. Kau tahu Dylan, akhir akhir ini aku mual dengan masakan di rumah, aku juga heran kenapa aku bisa makan makanan dari mu." Ucap Jelita terkekeh.

"Itu karma!" Sindir Dylan tersenyum miring "Dulu kamu membenci ku, sekarang rasakan lah, bayi mu meniru ku Jelita, dia cuma mau makan makanan dari tangan koki handal saja." Lanjutnya terkekeh.

Jelita tampak mencebik kan bibirnya sambil menaikkan pupil matanya ke atas "Apa iya begitu?" Batinnya berpikir.

Setelah menyuruh pelayan membungkus beberapa makanan Dylan menyodorkan nya pada Jelita "Kalau begitu, sekarang aku antar kamu sampai ke depan rumah mu." Ajak nya.

Cepat-cepat Jelita mengibas kan tangan nya "Gak perlu, aku bisa sendiri, gak enak di lihat tetangga nanti." Tolaknya.

"Ok kalo begitu, hati-hati." Dylan mengangguk kecil lalu mempersilahkan wanita itu berlalu sendiri saja membawa buah tangan darinya.

Bahagia sudah pasti sangat-sangat bahagia, wanita cantik yang selama ini hanya bisa dia tatap dari kejauhan malam ini mau dia ajak makan malam.

...🖋️................🖋️...

Tiba di rumah Jelita langsung di sambut oleh Mina yang terlihat khawatir "Nyonya muda, kenapa lama sekali? Saya khawatir!" Ucapnya gusar.

"Nih, aku kasih oleh-oleh, itu dari tetangga sebelah, makan lah selagi panas Mbok." Jelita menyodorkan kotak berisi makanan yang dia angkut dari tetangganya.

Mina tampak berkerut kening menatap heran majikannya, tidak biasanya Jelita celamitan seperti itu apa lagi pada tetangga yang belum terlalu lama ia kenal.

"Gimana kalo Tuan muda tahu Nyonya? Dia pasti marah Nyonya." Mina mengingatkan Jelita, tadi pagi saja Brandon terlihat marah, Mina hanya tak mau melihat Jelita bersedih lagi, sudah cukup wanita itu di duakan pasti akan lebih sakit hati jika ada kekerasan dalam rumah tangga nya.

"Ya jangan sampai tahu dong Mbok, lagian aku ke sana juga bukan mau selingkuh, aku cuma cari hiburan saja, aku lagi buang suntuk, mungkin salah satunya dengan mengunjungi tetangga, buktinya calon baby ku gak mual makan makanan Dylan." Sambung Jelita enteng.

"Ya sudah aku ke kamar yah Mbok." Jelita lantas melangkah pergi meninggalkan Mina setelah menepuk lengan wanita paru baya itu.

Mina menggeleng sambil menatap punggung majikannya menaiki anak tangga "Ya Tuhan, semoga saja Tuan muda tidak tahu hal ini. Kasihan Nyonya muda, pasti di marah lagi." Gumamnya.

Mina tahu, seorang istri akan terkena masalah saat sudah berani menyambangi rumah laki-laki lain, dengan alasan apapun tiada yang akan membenarkan perselingkuhan. Tapi, sebisa mungkin Mina akan menutupi rahasia yang baru saja dia ketahui.

...🖋️................🖋️...

"Jeje mana bik?"

Brandon baru saja tiba menenteng banyak paper bag yang lalu ia letakkan di atas meja makan. Laki-laki itu bertanya pada asisten rumah tangganya, Mina.

"Ada apa? Aku di sini!" Celetukan dari anak tangga menjawabnya, Jelita turun dengan langkah perlahan menuju meja makan.

"Jeje, sini dulu!" Brandon tersenyum tipis lalu pandangannya beralih pada wanita yang kini duduk di kursi tempat ia berdiri.

"Punya Jelita mana sayang?" Tanya Brandon menanyakan hadiah yang Shasha pilih kan untuk isterinya.

"Ini, yang ini." Shasha menunjukkan paper bag kecil berwarna merah muda pada kekasihnya.

"Wah, banyak banget belanjanya?" Jelita menyeletuk kembali saat sudah sampai di hadapan suaminya dengan masih menjaga jarak sekiranya dua meter.

Brandon memang terbiasa royal bahkan terkesan tidak memperdulikan berapa banyak uang bulanan yang Shasha habiskan dan mungkin itu salah satu alasan Shasha terus betah bersama Brandon meskipun harus menjadi istri kedua nantinya.

"Kebiasaan belanja Shasha kan emang begitu Je, kayak gatau ajah!" Brandon terkekeh saat mengucapkan itu seperti manusia tanpa dosa "Tapi dia juga beliin sesuatu buat kamu." Laki-laki itu memberikan satu paper bag kecil pada isterinya.

Lalu kemudian Jelita menerima meskipun matanya melirik ke arah lain yaitu tas-tas kertas lainya yang berjejer sangat banyak di meja makan "Apakah menurutmu ini adil E'den? Aku satu paper bag kecil sedang kekasih mu?" Batinnya.

"Terimakasih ya, padahal seharusnya aku yang beliin kamu loh Sha, kan kamu yang tamu di sini." Entah dari mana asal kata-kata itu selama ini Jelita tak pernah mau menyindir sepatah katapun pada wanita itu.

Shasha yang asyik dengan barang belanjaan miliknya sampai sontak menoleh dibuatnya "Tamu?" Tanyanya heran "Aku bukan tamu Jeje, tapi sahabat mu juga pacar dari pemilik rumah ini, sejak kapan kamu menganggap ku tamu?" Ujarnya dengan kernyitan di dahi.

"Jeje??" Brandon juga ikut berkerut kening menimpali ujaran kekasihnya.

"Aku bercanda, kok kalian serius begitu sih?" Tampik Jelita memberikan senyum palsunya "Tapi Btw terimakasih ya." Lanjutnya dengan sedikit mengangkat tas kertas merah muda miliknya.

"Kenyataannya aku yang tamu di sini." Batin Jelita berkata pilu.

"Kamu buka gih, suka nggak sama hadiahnya?" Tanya Brandon kemudian.

"Sejak kapan kamu perduli aku suka apa enggak?" Batin Jelita.

"Suka lah E'den, aku tahu selera Shasha bagus." Jelita tersenyum palsu lagi sedang Shasha kembali membereskan barang belanjaannya yang super mahal itu.

"Syukurlah kalau begitu, kamu sudah makan malam belum?" Tanya Brandon.

"Sudah, sekarang aku ke kamar yah, ngantuk." Jelita dengan segera menuju anak tangga kembali tanpa menunggu jawaban apa pun dari laki-laki itu.

Brandon yang melihat itu sedikit mengerutkan keningnya "Kenapa ke atas Je? Kamu kan lagi hamil muda, jangan bolak-balik tangga dulu dong. Gimana kalo, ...."

Belum selesai tuturan Brandon tapi Jelita sudah lebih dulu menimpali "Tenang E'den aku bisa menjaga anak mu!" Ucapnya lalu melanjutkan langkah menaiki anak tangga yang lagi-lagi tanpa menunggu jawaban apa pun darinya.

Brandon sempat termenung menatap punggung isterinya, kenapa sepertinya ada perubahan signifikan dari Jelita setelah hamil?

Kata-katanya menjadi begitu cepat menyerampang omongan orang lain, apakah itu bawaan dari bayi yang dia kandung saat ini? Atau ada sesuatu hal lain yang membuatnya seperti itu? Ah sudah lah Brandon segera menepis jauh-jauh semua pikiran anehnya.

...🖋️................🖋️...

Tiba di kamar Jelita menutup pintu lalu menghempaskan tubuhnya di atas ranjang bersprei putih berukuran king itu. Tangannya membuka paper bag kecil pemberian suaminya yang katanya hadiah pilihan dari calon madunya.

Bibirnya tersenyum kecut saat hanya mendapat satu gaun saja dari dalam sana "Apa ini yang di sebut hadiah E'den? Kamu bahkan menghabiskan seluruh tabungan mu untuk kebutuhan Shasha. Tapi hanya memberikan ku satu gaun saja bahkan setelah aku hamil calon pewaris mu." Gumamnya yang tanpa sadar air mata secepat itu mengalir.

Mengingat bagaimana perlakuan tak adil suaminya selalu menjadi alasan untuk dirinya menerjunkan buliran bening di pipi mulusnya.

Tok tok tok!

Terpopuler

Comments

Erna Wati

Erna Wati

jeje yg bodoh makan tu cinta. emosi aku.

2024-12-13

0

yetiku86

yetiku86

itu semua pilihanmu Jeje, so...nikmati saja

2024-08-14

0

Ning Suswati

Ning Suswati

ya nikmati aja kebodohanmu je, kalau bersikap tegas dan usaha tuk membebaskan diri dari belenggu kebohongan dan kebodohanmu sendiri, mau apa lagi, tinggalkan aja eden, kan dia sdh ketergantungan dg mu, buat ap lama 2 ber thn2 mau menyiksa diri, bukankah itu namany bodoh

2024-07-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!