Jelita mulai menyumpit sushi matang pemberian tetangga tampan nya dan tak di sangka rasanya benar-benar lezat. Hanya dengan satu kali suapan saja sudah begitu menggigit lidah sampai ketagihan.
"Gila sih, baru pertama kalinya aku makan sushi seenak ini." Jelita mengucap batin padahal tadinya sudah bertekad untuk tidak mengucap satu kata pun dalam hatinya takut Dylan benar-benar bisa membaca pikiran orang karena sepertinya laki-laki itu serba tahu tentang nya.
Satu persatu Jelita menyumpit sushi matang berisi timun Jepang, wortel, salmon dan isian lain yang sudah di matangkan terlebih dahulu jadi aman untuk ibu hamil sekalipun, saking enaknya bahkan terkesan melupakan pria tampan yang duduk di sebelahnya.
"Kamu lapar apa doyan Jeje?" Tegur Dylan tersenyum miring menatapnya.
"Hmm?" Jelita menoleh dia baru menyadari dirinya serakus itu ternyata, tidak seperti Jelita biasanya yang selalu malas makan dan menjaga bentuk tubuhnya, mungkin ini bawaan dari calon bayi nya. May be.
"Hehe," Untuk kali pertama Jelita melempar cengiran pada Dylan lagi "Dua duanya Dylan, aku doyan karena lapar." Ucapnya terkekeh.
"Tapi pelan-pelan makan nya, kalo kurang, koki handal ku bisa membuat kan nya lagi. Kamu bisa tersedak nanti." Tutur lembut pria itu memberi senyum damai yang berhasil membuat Jelita juga membalas senyuman.
"Btw, terimakasih ya, gara-gara kamu, aku jadi bisa makan pagi ini." Ucap wanita itu tulus.
"Jangan sungkan, kapan pun kamu mau, kamu boleh datang ke rumah ku." Ucap Dylan "Kau tahu, ada sepuluh koki handal di rumah ku, di jamin kamu tidak akan bosan dengan masakan masakan mereka!" Lanjutnya promosi.
"Hah?" Jelita terperangah mendengar penuturan tetangganya "Sepuluh Dyl?" Tanyanya memastikan dengan pandangan mata yang lucu bagi Dylan.
"Iyah, sepuluh, mereka semua koki di hotel bintang lima yang aku rekrut kerumah ku, kebetulan aku jarang sekali keluar rumah, jadi aku yang memboyong mereka untuk melayani ku." Jelas pria yang sepertinya billionaire bukan kaleng-kaleng.
"Koki handal bintang lima?" Jelita lagi-lagi di buat terperangah dengan ujaran tetangga sebelahnya "Pasti mahal gajinya? Iyakan? Berapa kamu menggaji mereka?" Tanyanya penasaran, tak mungkin sekelas koki handal bintang lima mau di gaji di bawah lima juta perbulan.
"Tentu saja, semuanya aku bayar tiga kali lipat dari gajinya di hotel." Ucap sombong Dylan dengan smirk songong nya.
"Wah wah, tiga kali lipat, berarti kalo di kali sepuluh koki...???" Jelita menaikan pupil matanya ke atas menghitung berapa ratus juta yang Dylan keluarkan hanya untuk menggaji koki saja.
Dan Dylan tersenyum geli mengamati raut wajah wanita hamil itu meski tak mengucapkan sepatah kata pun.
"Memang nya berapa jumlah pegawai di rumah mu? Aku lihat pengawal mu berjaga di setiap sudut rumah mu? Sebenar nya apa pekerjaan mu? Aku lihat kamu tidak pernah keluar rumah tapi mampu menggaji karyawan sebanyak itu di rumah mu? Apa jangan-jangan kamu Om mafia yang menjual obat terlarang yah? Atau penyelundupan senjata api yah?" Tuduh Jelita berpikir buruk.
Dylan terkikik geli mendengar tuduhan Jelita yang begitu menggelitik perut nya "Anggap saja begitu." Ucapnya tak menampik.
"Kok begitu sih Dylan, aku kan penasaran!" Jelita sudah berani memukul bahu laki-laki itu "Apa kamu benar-benar mafia? Bandar narkoba begitu?" Cecar nya berkerut kening.
"Aku tidak akan mengatakan apa pekerjaan ku sebelum waktunya kau tahu." Singkat laki-laki itu tersenyum.
"Memangnya apa bedanya tahu sekarang atau nanti?" Sela Jelita memanyunkan bibirnya, tak terasa kehadiran Dylan membuatnya lupa dengan rasa sakit pada Brandon dan Shasha.
"Tentu saja berbeda, kalau kamu mau menjadi isteri ku, aku baru akan kasih tahu apa pekerjaan ku!" Jelas Dylan menggoda.
"What? Istri? Gila kamu yah?" Jelita berkerut kening menatap tajam laki-laki itu heran, kenapa tidak kapok juga menggoda nya padahal sudah tahu dia seorang istri yang sedang hamil.
"Aku tidak memaksa, itu sih seandainya saja Jeje. Anggap saja aku menunggu janda mu!" Lagi-lagi Dylan membuang smirk, yah memang begitulah original nya, Dylan mempunyai sikap yang dingin, maka berusaha terlihat sehangat apapun tetap tak bisa.
"Ih sinting kamu!" Jelita memberi tanda miring di dahinya dengan satu jari telunjuk." Jadi kamu menyumpahi ku bercerai?!" Ungkap nya.
"Mungkin bisa di katakan begitu!"
Semakin lama keduanya semakin asyik mengobrol, saling mengenal satu sama lain meskipun masih dalam tahap pengenalan yang wajar sekedar menceritakan sedikit tentang pengalaman mereka masing-masing, tanpa sadar Jelita nyaman bersama laki-laki yang satu bulan lalu dia umpat dengan sarkas, dia bahkan melupakan bahwa di dalam rumahnya masih ada selingkuhan suaminya.
"Je,.."
"Hmm?"
"Aku langsung pulang yah." Pamit Dylan buru-buru setelah melihat seorang pria berjalan mendekati bangku taman yang mereka duduki.
"Terus kotak nya gimana? Aku belum mencucinya loh Dyl. Aku juga belum selesai makan." Sedari tadi Jelita asyik mengobrol sampai tak fokus lagi makan padahal masih ingin menikmati sushi rumahan lezat ala bintang lima milik Dylan.
"Rumah ku dekat Jeje. Kan bisa kembalikan kapan saja kamu sempat, aku pulang sekarang." Dylan segera nyelonong pergi sebelum suami dari wanita pujaannya menegur. Dylan Jackson bukan orang yang suka berbasa-basi.
"Jeje!" Suara itu terdengar memekik hingga membuat wanita itu menoleh dengan raut kaget. Dilihatnya Brandon menatap tajam ke arah nya.
"E'den."
"Kamu makan apa? Dari mana asalnya?" Tanya pria itu seperti tidak suka.
"Oh," Lanjut Jelita menurunkan pandangan ke arah kotak dalam pangkuannya "Ini, ini sushi dari Dylan." Jawabnya enteng.
"Kamu yakin itu sehat hah? Sejak kapan kamu sembarangan makan dari tangan orang? Masakan bik Mina saja kamu gamau makan kalo gak terpaksa!" Brandon sedikit menaikan nada bicaranya.
"Ya memang kenapa E'den? Bukanya malah bagus? Aku pagi ini bisa makan? Sudah berapa hari ini aku jarang bisa makan karbohidrat." Sela Jelita berkerut kening heran, apakah orang yang tidak menyukainya berhak cemburu? Tunggu dulu, mungkin bukan cemburu, Brandon hanya posesif pada bayinya saja, dengan cepat pikiran negatif bertengger di otak Jelita.
"Kamu kan tahu, kamu sedang hamil anakku Je, gim...."
"Iya aku tahu E'den." Jeda Jelita memangkas ucapan suaminya "Aku tahu aku sedang mengandung anak mu, yah, aku akan lebih berhati-hati lagi." Rasanya sudah muak sekali dengan semua ini, luka lama dalam hatinya seolah tercabik-cabik kembali bahkan semakin meradang di dalam sana.
Tanpa mengucap apapun lagi Jelita melangkah pergi membawa kotak pink milik Dylan tentunya masih mengemban rasa yang begitu menyakitkan di dadanya.
"Kuat kan aku Tuhan, jika memang sudah menjadi nasib ku seperti ini, kau yang memilih nya, maka kuatkan aku!" Di sela langkahnya batin Jelita berkata pilu.
...🖋️..... Bersambung.....🖋️...
Like komen Vote nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
juhaina R💫💫
moga keguguran 🤲🤲🤲
2023-12-10
1
Juan Sastra
semoga keguguran jejenya ggak sudi banget jika jeje lahirin tuh benih eden lucknut
2023-01-21
0
Samsia Chia Bahir
SeX lg, bodoooohhhh 😄😄😄😄😄
2022-07-18
0