Wanita lain.

Sore ini Jelita baru saja turun dari mobil miliknya, gadis bersuami itu berjalan gontai memasuki rumah di mana selama dua tahun ini ia menjalani biduk rumah tangga yang tak wajar, keberadaan nya di rumah itu benar-benar hanya sebatas istri pajangan, parasnya yang cantik selalu Brandon bangga bangga kan sebagai istrinya, tapi, di balik itu ada duka mendalam yang tersemat.

"Aku pulang!" Ucap Jelita berseru, berharap suaminya menyambut dengan ciuman hangat, tapi justeru di sambut oleh wajah wanita lain.

Deg!

Kebas seketika menjalari seluruh tubuhnya, gadis itu menghela napas panjang berusaha menguatkan dirinya dengan mata yang terpejam sekilas "Seperti biasa, kamu kuat Je!" Gumam nya.

"Jeje, ya ampun apa kabar sayang?"

Jelita mendadak kecut menatap wanita yang tidak tahu diri tersenyum sangat manis padanya "Baik, seperti yang kamu lihat, aku sangat sehat." Ucapnya dengan senyum paksaan nya.

"Makin cantik aja kamu Je, aku jadi iri sama kamu!" Shasha mencebik kan bibirnya bukanya manis tapi justru terlihat sangat menyebalkan di mata Jelita.

"Ga usah iri, kamu tetap unggul, karena kamu punya pasangan, sedang aku tidak, aku cuma perabotan rumah." Jelita menyindir dengan terkekeh, berusaha tak terlihat cemburu ataupun tak suka pada wanita perebut suami orang itu.

"Jangan begitu dong Je, ..." Sambung Shasha lembut dan halus karena original wanita itu memang begitu "Lagian kamu kenapa gak cari pacar aja sih? Pasti banyak yang mau sama gadis cantik seperti mu." Lanjutnya mengusul sambil merangkul bahu Jelita berjalan ke arah meja makan.

"Aku mau cari pacar kalo pacar mu menceraikan ku, ..." Jelita tersenyum sangat lebar dengan gondok di dadanya lalu melepas pelan rangkulan wanita itu.

"Iya juga yah Je. Kamu pasti gak bebas yah dengan status mu? Ok, kalo begitu, aku coba ngomong sama Mas Brandon buat ceraikan kamu, mungkin saja dia mau. Kamu juga perlu pasangan hidup yang benar benar menjadi kan mu isteri kan Je, aku tahu karena kita sama-sama perempuan." Ucap Shasha terlihat sangat perduli menurutnya sendiri.

"Sama-sama perempuan bedanya aku tidak merebut suami orang seperti mu!" Batin Jelita berkata pilu.

"Ya udah aku ke kamar dulu yah, mau ganti baju, gerah." Pamit Jelita kemudian.

Shasha mengangguk "Iya, ." Ucapnya lalu duduk di meja makan panjang tersebut membiarkan Jelita pergi memasuki kamar.

"Jeje," Brandon baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil di kepalanya membuat hati Jelita seakan tersengat hujaman belati berkali-kali, sudah pasti alasan rambut basah itu hal haram yang seharusnya tidak di lakukan oleh kedua orang yang belum menikah

"Kamu sudah pulang? Aku kira beneran satu Minggu?" Tanya Brandon mendekat sambil menggosok rambut nya dengan handuk.

"Kamu merasa terganggu?" Tanya balik Jelita.

"Bukan, bukan begitu, aku malah seneng kamu pulang cepet, aku masih suka tiba-tiba inget kamu kalo bikin kopi. Biasanya kan kamu yang suka ngerecokin kopi ku." Brandon terkekeh setelah mengucapkan itu.

"Itu biasanya, tapi kan malam ini akan ada wanita lain yang merecoki mu, jadi nikmati saja itu." Jelita membuang tas selempang miliknya serampangan lalu melangkah menuju kamar mandi di ruangan itu.

"Je, ..." Brandon mencekal lengannya mencegah gadis itu "Kamu pakai kamar mandi di luar saja yah, di dalam masih ada pakaian Shasha, biasanya kamu kan suka ngambek kalo ada barang bekas orang lain. Nanti aku suruh Bik Mina beresin dulu, sementara ini kamu yang mengalah yah." Ujar Brandon.

"Oh, ..." Tangan Jelita mengepal erat menahan amarah yang sebegitu dahsyat nya saat mendengar informasi itu "Yah, aku sekalian tidur di kamar tamu saja. Kalian jangan sungkan berbuat lah sesuka hati mu." Dengan perasaan hancur gadis itu keluar dari kamar nya sendiri mengalah hendak memakai kamar tamu.

"Je, kamu gak marah kan? Iya lain kali Shasha gak aku izinkan pakai kamar mandi kita deh, ini tadi darurat Je, maaf yah." Laki-laki itu mengikuti langkah isterinya.

Senyuman paksaan Jelita usung sambil membalikkan tubuhnya menghadap ke arah suaminya "Aku gak marah E'den, kita ini kan sahabat, jadi buat apa aku marah? Kecuali kalo kamu merasa aku ini isteri mu, baru boleh kamu berpikir aku marah, iyakan?" Ucapnya.

Brandon hening. Sejatinya Brandon sangat khatam sekali dengan sifat isterinya, sudah dari kecil mereka bersama menjadi teman yang sedih senang bersama. Brandon tau kali ini Jelita marah padanya.

"Udah, aku mau mandi, lengket!" Pamit Jelita lalu melengos pergi memasuki kamar tamu.

Sudahlah, Jelita benar-benar sedang belajar menerima, meskipun kenyataannya belum cukup mampu ia lakukan, bahkan sampai di titik ini hatinya masih terus merasa sakit meskipun sudah bertekad untuk menjadi sahabat saja.

Sejujurnya, Jelita juga menyadari kebodohannya sendiri, mungkin di dunia ini, hanya Jelita yang mengizinkan wanita lain masuk mengacak acak rumah tangganya, Rasanya sudah tidak kuat, tapi, bisa apa dia?

Jelita menganggap dirinya sudah tidak punya pilihan hidup lagi, dia bahkan sudah tak bisa mempercayai laki-laki lain, jadi percuma saja meminta cerai, acap kali gadis itu menikmati hubungannya dengan E'den meski hanya sebatas teman saja.

BRAK!

"Aaaaaaaaaaaa!!"

Di dalam kamar tamu kedap suara itu, Jelita menjerit, mengeluarkan amarah yang tak bisa ia tunjukkan pada siapapun, menangis, meraung, terisak, tersedu, sesak nya begitu menyeruak "Tuhan, kenapa tidak angkat saja rasa cinta ku? Rubah lah rasa tulus ini menjadi kebencian! Aku sudah muak dengan kebodohan ini! Kenapa aku harus mencintai orang yang tidak pernah membalas nya? Hiks hiks, huuuuuu." Tangisnya.

...🖋️................🖋️...

Malam harinya.

Menampilkan raut sendu di wajah cantiknya, Jelita duduk pada sofa balkon kamar tamu, murung tak bersemangat, dia masih saja merasakan panas yang timbul tenggelam di dalam hatinya.

Apa lagi jikalau mengingat sang suami yang kini berada satu kamar dengan wanita lain, sungguh terasa sangat menyakitkan.

Sudah dua tahun lamanya hidup bersama tapi tak sedikitpun ada kemajuan dalam hubungannya, Brandon benar-benar tak mempedulikan status halal mereka, pria itu justru menggauli wanita lain yang belum resmi ia nikahi.

Alasannya Shasha masih belum siap menikah, tapi sudah berani menyerahkan dirinya pada Brandon, bahkan tak jarang Shasha kebobolan hamil lalu ia gugur kan lagi, Shasha tak mau tubuh seksinya menghilang karena mengandung dan melahirkan.

"Kapan punya baby?"

Pertanyaan receh yang terus menyambut Jelita setiap ada kesempatan berkumpul dengan keluarga dan rekan rekan bisnis suaminya membuat gadis bersuami ini lebih menderita lagi.

Bukan karena mandul tapi karena belum sekalipun Brandon menyentuhnya meskipun mereka tidur di atas ranjang yang sama. Teman, teman, teman, yah begitulah hubungan tak lazim mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Udah tau sama sama perempuan tapi dengan tidak tau malu nya masuk ke rumah tangga orang 🙄 situ waras? 😤

2025-02-12

0

Erna Wati

Erna Wati

bodoh memang klu cinta buta

2024-12-12

0

Ning Suswati

Ning Suswati

ternyata emang banyàk wanita bodoh dlm dunia ini, berani menyiksa diri dan me nyia2kan harga diri dan waktu, sdhlah je, segeralah menatap masa depan yg tdk akan terulang kembali, napa juga harus menyiksa diri demi harta yg diinginkan laki2 laknak cam itu

2024-07-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!