Nyaman

Dylan ikut tersenyum lalu menatap lekat Jelita yang sudah mulai memakan potongan sapi barbeque darinya.

"Suami mu kemana?" Setelah beberapa saat Dylan berani menanyakan itu.

"Hah?" Jelita menoleh sambil menyeka ujung bibirnya dengan tissue dan menyelesaikan kunyahan nya "Suami ku? E'den pergi, lagi ada urusan." Jawabnya.

"Apa urusan dengan teman wanitanya? Wanita yang sering bolak-balik ke rumah mu itu? Wanita yang rajin menginap dan membuat mu tidur di kamar atas?" Tohok Dylan.

Jelita menatap paku wajah Dylan dengan segala keheranan di otaknya, ternyata sejauh itu tetangganya menyelidik, bahkan sampai ke pernikahan sandiwaranya pun Dylan tahu.

"Emmh, itu rahasia hidup ku, jadi tidak perlu di bahas!" Tampik Jelita berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Apa, kamu yakin bahagia Jelita? Kamu yakin kamu mencintai suami mu?" Sudut Dylan terus mencecar.

Jelita mengernyit heran "Tentu saja!" Ketusnya "Tentu saja, aku sangat sangat mencintai suamiku! Kamu meragukan ketulusan ku hanya karena aku menerima pertemanan kita?" Tanya balik wanita itu setengahnya kesal.

"Kamu yakin, perasaan mu itu bukan karena tergantung dan terbiasa hidup bersama nya?" Sela Dylan menaikan satu alisnya lalu Jelita hanya diam saja termenung menatapnya.

"Setahu ku, tak ada wanita yang rela berbagi suaminya dengan wanita lain, setahuku lagi, cinta itu serakah Jelita, bahkan melihat orang lain melirik ke arah orang yang kita sukai saja tidak akan pernah bisa di terima." Tutur Dylan lagi mencoba mencampuri permasalahan yang Jelita lalui saat ini.

"Coba pikir lebih matang lagi, tanyakan pada hatimu yang paling dalam, apakah kamu ketergantungan atau memang benar-benar mencintai Brandon Dwi Pangga sahabat mu itu?" Lanjutnya.

Jelita semakin terheran heran menatap tajam pria serba tahu itu "Kamu tahu dari mana semua kehidupan ku? Apa kamu meletakkan penyadap di kamar ku? Jadi kamu benar-benar mafia Dylan?!" Tuding nya memojokkan.

Dylan melepas smirk "Siapa yang tidak mengenal keluarga suami mu? Beritanya bahkan di muat di line paling atas majalah bisnis, tidak sulit bagiku mengetahui nya, Jelita." Ujarnya.

"Tapi, ..." Jelita bingung harus marah atau tidak, kenapa dia justru mempertimbangkan perkataan laki-laki itu, cinta atau terbiasa? Tapi bukanya cinta memang datang karena terbiasa? Pikirnya.

"Sudah lah, jangan lagi bahas suami ku!" Kali ini Jelita benar-benar ingin mengalihkan pembicaraan dengan fokus kembali pada makanan nya.

"Ok, ..." Dylan sedikit memiringkan kepalanya tanda ia setuju.

...🖋️................🖋️...

Di tempat lain, Brandon masih berdiri tegak tepat di bawah plang bertuliskan toilet, dia menenteng banyak paper bag di kanan dan kiri tangannya.

"E'den!" Pekikan dari belakang membuatnya menoleh secara cepat, dilihatnya laki-laki bertubuh tinggi tegap dengan wajah tampan tersenyum padanya.

"Bang Galang, k-kau di sini?" Tanya Brandon terbata melihat Kakak kedua dari Jelita.

Galang mengangguk "Iya, kebetulan ketemu klien barusan di restoran depan." Sambung laki-laki itu "Kamu ngapain di sini? Apa Jelita di toilet?" Tanyanya.

"Emmh, bukan, Jelita di rumah." Jawab gugup Brandon.

"Terus, ngapain di sini? Kamu di sini sendiri? Belanja?" Galang mencecar adik iparnya yang tampak mencurigakan.

"Iyah, aku sendiri bang." Brandon mulai salah tingkah.

"Kamu belanja underwear wanita sendiri? Kamu yakin? Kamu tidak sedang membohongi ku kan, E'den?" Galang terus mencecar, di lihat dari paper bag yang Brandon bawa sepertinya itu produk pakaian dalam wanita, apakah masuk akal sekelas Brandon Dwi Pangga membelinya seorang sendiri?

"Tentu saja tidak, bang! Aku memang mau memberi kado untuk Jelita, makanya belanja sendiri, sebenarnya ada yang mau aku kasih tau besok ke kalian, ini rahasia tapi karena bang Galang mencurigai ku, jadi aku bocorkan saja, sebenarnya Jelita sedang hamil, jadi aku ke sini sendiri sengaja mencari kado untuk nya." Kilah Brandon yang sudah sangat lihai bersilat lidah.

"Apa?" Galang tersentak kaget mendengar berita dari adik iparnya, sudah dua tahun keluarganya juga sangat menanti kan kabar bahagia itu "Kamu serius E'den? Adikku hamil? Aku mau jadi Om?" Cecar nya penasaran sampai mencengkeram lengan pria itu.

"Sssutttt, tapi bang Galang diam dulu, jangan sampai bocor ke mana mana, aku mau kasih surprise buat keluarga yang lain." Desis Brandon.

"Ok, siap, kalo begitu aku juga harus cari kado buat Jelita. Kamu gapapa kan aku tinggal?" Dengan senyum manis tiada henti Galang bertanya.

Brandon mengangguk "Silahkan bang, aku juga mau langsung pulang." Jawabnya.

Galang segera berputar haluan meninggalkan tempat itu dan kembali memasuki gerai brand ternama di mall tersebut, mungkin mau mencari sesuatu untuk adik kesayangannya.

Brandon tampak lebih lega saat berhasil membuat iparnya percaya dengan bualannya "Mas, ..." Dari belakang tubuhnya Shasha menepuk pelan pundak nya.

"Eh?" Brandon menoleh lalu dengan cepat menarik wanita itu pergi menjauh dari sana.

"Mas, tunggu, kenapa kamu tarik aku begini?" Shasha bingung.

"Sudah jangan banyak tanya, ada bang Galang di sini, kita pulang sebelum ada yang mengenali kita lagi!" Sahut Brandon masih dengan langkah cepat nya menarik kekasihnya.

Shasha mendengus tapi tetap menuruti perkataan laki-laki itu lagi pula apa yang harus dia lakukan selain dari pada menurut.

Tiba di halaman parkir Brandon segera menenggelamkan tubuhnya pada kendaraan hitam mewah beroda empat miliknya, hingga kini keduanya cukup merasa aman dari intaian seseorang.

"Mas, lagi pula kenapa sih kamu terus sembunyikan hubungan kita dari mereka? Memangnya apa salahnya kalo nantinya kamu menikah lagi? Toh Jelita juga tidak keberatan kan? Dia mau di madu." Ucap Shasha setengahnya kesal, wanita itu sudah terlalu lelah bermain kucing kucingan terus menerus.

"Kamu gila hah? Gimana sama media? Istri tengah hamil muda tapi putra Anson Dwi Pangga justru mengumumkan kekasihnya ke ruang publik, begitu kah beritanya nanti?" Sahut ketus Brandon menaikan alisnya.

"Ya tapi aku capek Mas, kita sering banget gagal nonton film gara-gara ada orang yang kenal dengan mu, bahkan pernah gagal beli perhiasan cuma gara-gara ada rekan bisnis mu!" Keluh Shasha yang juga ketus.

"Ya kamu sabar, tunggu sampai dua tahun lagi, baru kita umumkan hubungan kita. Ok!" Brandon mengusap lembut pipi kekasihnya, membujuk.

...🖋️................🖋️...

Kembali ke rumah mewah Dylan Jackson, si ibu hamil itu sudah terlihat kekenyangan setelah mencicipi berbagai macam jenis makanan ala hotel bintang lima.

"Kayaknya sebentar lagi suami ku pulang deh Dyl, sekarang aku langsung pulang yah." Ucapnya sambil melirik ke arah jam yang melingkar di tangannya.

"Iyah." Angguk Dylan tersenyum manis.

"Tapi tapi, Dylan, apa aku boleh bawa pulang wagyu nya? Hehe. Sepertinya calon anakku ini celamitan nya tingkat dewa." Wanita hamil itu memperlihatkan deretan gigi putihnya nyengir.

Entah dari bawaan bayi atau memang dia yang sudah mulai nyaman, Jelita tak merasa canggung lagi dengan tetangga tampannya, mungkin karena mulai bisa merasakan kehangatan seorang Dylan di balik wajah dinginnya. Sejatinya Jelita tipe wanita yang bernaung pada seseorang, itulah kenapa Dylan meragukan perasaan cinta bodoh wanita itu.

"Boleh, angkut saja semua yang kamu suka, sekalian pemiliknya juga boleh." Dylan lagi-lagi melepaskan tembakan maut pada wanita itu dengan senyum manis nya. Dan hanya mendapat cibiran dari Jelita "Gajelas!"

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

semangat dylan rebut tuh jeje..hempaskan si lucknut eden

2023-01-21

0

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

fighting Dylan, Ganbatte 💪💪💪👍

2022-03-12

1

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

nah lho... 😳😳😳

2022-03-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!