Numpang

Petang mulai menyergap seluruh pandang mata yang menatap, tapi Jelita justru keluar dari pintu gerbang lalu berjalan menuju hunian mewah di sebelah rumahnya.

Entah apa yang membuat dirinya seberani itu, tapi sungguh Jelita bosan terus menerus berdiam diri di rumah, Brandon sudah pasti pulang malam jadi lebih baik dia mencari hiburan lainnya saja. Bukan kah Brandon sendiri yang mengacuhkan nya? Hingga memberi kesempatan untuk sang isteri mencari hiburan di lapak lain.

"Silahkan Nona." Kali ini penjaga rumah Dylan langsung menyambutnya ramah.

"Iya, terimakasih." Jelita tersenyum lalu mengikuti langkah pria berjambang itu memasuki rumah besar Dylan.

"Silahkan Nona tunggu di sini, sebentar lagi Tuan muda kami akan menemui mu." Ucap pria itu menunduk sopan kemudian pamit pergi.

Jelita tersenyum mengangguk dan stay di tempat sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah. Di mana setiap sisi rumah itu banyak lukisan abstrak dengan inisial yang sama terpajang di dinding.

"Ini pasti lukisan asli milik pelukis terkenal itu, ya iyalah asli, menggaji karyawan saja tiga kali lipat, masa beli lukisan palsu?" Monolog nya bergumam dengan tatapan yang melekat pada lukisan abstrak itu.

"Ekm Ekm." Dari belakang tubuhnya seorang pria berdehem membuat Jelita membalikkan badannya dan langsung bertatap muka dengan laki-laki tampan itu.

"Emmh, eh, Dylan." Jelita tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal, sungguh Dylan terlihat sangat tampan di lihat dari dekat.

"Kamu mencari ku? Apa kau merindukan ku?" Goda laki-laki tampan itu masih dengan gelagat dinginnya.

"Ih PD," Sambar Jelita dengan bibir yang naik sebelah "Aku ke sini cuma mau balikin kotak makan kamu!" Jelasnya lalu menyodorkan benda persegi itu pada si pemilik.

"Oh, ..." Dylan menerima kotak pink miliknya dengan tatapan yang melekat pada wajah cantik Jelita lalu mencekal tangannya ke belakang "Sudah, atau masih ada lagi?" Tanyanya memastikan.

"Sud....." Ucapan Jelita terjeda karena aroma yang tiba-tiba menusuk hidung minimalis nya.

"Ini bau apa Dyl?" Jelita mengendus-endus aroma lezat yang beterbangan ke mana mana. Kebetulan di sisi ruangan itu ada meja makan yang langsung konek dengan dapur luas rumah tersebut.

"Kamu mau?" Tawar Dylan mengajak lalu dengan ragu-ragu Jelita menggeleng "Emmh t-tidak usah Dylan, gak usah repot-repot." Nyengir nya malu-malu.

"Itu wagyu panggang yang di hidangkan dengan black truffle sauce, kamu beneran gak mau?"

Mendengar itu Jelita menelan liurnya, aromanya saja seharum ini mungkin rasanya enak sekali.

Kruyuk!!

Dylan terkikik mendengar keruyukan dari dalam perut wanita hamil itu "Kamu lapar?" Tanyanya.

"Ah?" Jelita membulatkan matanya terkejut saking malunya sedang tangannya meremas perutnya salah tingkah.

"T-tentu saja tidak." Elak Jelita menampik padahal memang benar adanya, dari siang wanita itu belum mau makan lagi dan lagi hari ini Brandon asyik di kamar sendiri, tak begitu memperhatikan isteri.

"Sudah, gak perlu malu."

Tanpa bertanya si pemilik Dylan menggandeng tangan Jelita berjalan menuju meja makan mewahnya lalu memaksa wanita itu duduk di salah satu kursi sedang Jelita hanya diam pasrah karena lapar di perutnya yang menuntut untuk menurut.

"Lagi pula aku tidak mungkin menghabiskan daging daging itu sendiri." Ucap Dylan lalu duduk di kursi sebelah kanan wanita itu.

Jelita hanya diam menatap lawa daging sapi yang sedang di matangkan di atas panci pemanggang. Terlihat di hadapannya beberapa koki melakukan tugasnya masing-masing, ada yang mencuci buah, memotong daging dan lain sebagainya, belum lagi asisten kokinya yang juga memenuhi dapur luas itu.

"Ini semua mau kamu apakan Dyl?" Jelita terheran heran dengan pandangan yang mengedar pada tangan tangan handal para koki, setahunya Dylan tinggal seorang diri tapi kenapa memasak sebanyak ini?

"Biasanya ini semua aku kirim ke suatu tempat." Jawab Dylan cepat sambil membalikkan piring yang tergeletak di depan dada Jelita.

"Kemana?" Jelita menoleh menatap Dylan.

"Ada deh, kamu gak perlu tahu. Itu masih bagian dari rahasia hidup ku, kamu boleh tahu setelah kamu bersedia aku nikahi."

"Dylan!" Jelita memekik sambil melotot pada laki-laki tampan penggoda iman itu "Kamu bisa enggak sih gak ngomong begitu? Nanti kedengaran sama orang jadi salah paham loh!" Lanjutnya cemberut.

"Ya ya ya." Sahut Dylan enteng lalu mengambil sumpit dan mengangkut beberapa daging yang sudah matang sempurna dari atas pemanggang.

Ia kemudian memasukkannya ke dalam piring milik Jelita "Makan lah." Titahnya sambil memasukkan nasi juga ke sana.

"Aku, ..." Jelita ragu-ragu, tadi pagi saja Brandon terlihat sangat marah padanya lalu apakah malam nya ia ulangi lagi menerima makanan dari Dylan?

Tapi daging sapi panggang di hadapannya benar-benar membuatnya susah payah menelan saliva, apa lagi di hidangkan dengan black truffle sauce yang terkenal mahal itu.

Meskipun Brandon juga kaya raya, tapi selama ini Jelita jarang sekali makan makanan yang aneh-aneh, sejatinya Brandon hanya menuruti kemauan yang Jelita ucapkan saja, tak pernah peka atau berinisiatif untuk memberikan apapun padanya sedang Jelita tipe wanita yang tak mau menuntut atau merepotkan.

"Apa mau aku suapi?" Tanya Dylan saat melihat ekspresi wajah Jelita yang ragu-ragu.

Huff, Jelita mendengus lalu mengambil sumpit di sebelah kanan piringnya "Aku bisa makan sendiri, tapi tapi, ...." Jelita melirik ke arah Dylan dengan tatapan mata yang lucu bagi Dylan.

"Apa?"

"Ini mungkin bawaan dari calon bayi ku yang celamitan, kamu jangan GR yah. Jangan pernah berpikir kalo aku memberi harapan padamu."

Dylan di buat terkikik lagi oleh ucapan menggelitik Jelita, seluruh pelayan di rumah itu sampai terperangah melihat Tuan arogannya tertawa lepas seperti itu, baru pernah ada seseorang apa lagi wanita yang bisa membuat pria bermata hijau itu tertawa.

"Kenapa ketawa?"

"Kamu lucu." Singkat Dylan yang masih nyaman dengan senyumnya.

"Sekarang makan lah, tenang saja, aku tidak akan mengharap lebih hanya karena kau mau makan malam di tempat ku. Aku tahu ibu hamil punya kebiasaan yang aneh-aneh, jadi nikmati lah semua proses nya." Lanjutnya.

Jelita tercengang menatap heran laki-laki itu yang mendadak bijak "Sepertinya kamu tahu banyak tentang ibu hamil? Apa kamu pernah menikah?" Tanyanya memastikan.

"My Mother." Ucap lirih Dylan tersenyum dengan pandangan yang ia turunkan ke bawah, Jelita sempat melihat binar rindu di mata hijaunya.

"Apa dia masih ada? Di mana ibu mu? Aku belum pernah melihat orang lain yang bolak-balik ke rumah ini selain anak buah mu!"

"Yah." Dylan menatap wajah wanita itu "But I'm sorry, that's also part of the secret in my life.(Tapi maaf kan aku, itu juga bagian dari rahasia dalam hidup ku.)" Tampik nya lirih.

Jelita tersenyum mencoba menguatkan laki-laki yang sepertinya sedang merindukan ibunya "Ok, aku gak akan tanya tanya lagi deh. Om mafia tetangga ku." Ucapnya terkekeh.

Terpopuler

Comments

yetiku86

yetiku86

yaelah Thor....lapak lain 🤭🤭🤭

2024-08-14

0

juhaina R💫💫

juhaina R💫💫

gak salah jelita nyaman sama Dylan,, baik perhatian pantas aja suatu saat jelita pindah haluan😅😅

2023-12-10

1

Ernayanti Erna

Ernayanti Erna

si dylan sepertinya pebinor yang manis 😅

2022-09-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!