Janji?

Dalam ruangan mewah dengan gorden toska bervariasi putih, di atas ranjang berukuran super king bersprei yang juga toska-putih, dua orang tengah bergumul satu sama lain, memikat tubuh masing-masing, saling memberi kehangatan di malam yang dingin.

Keringat masih bercucuran napas pun masih tersenggal-senggal setelah bergerilya dalam buai asmara cinta yang salah "Aku sangat mencintai mu Shasha." Ucap laki-laki itu berbisik merdu.

"Aku juga sangat mencintai mu Mas." Balas wanita itu. Lalu keduanya menarik selimut berbaring berdampingan sambil mengatur napas masing-masing.

Kemudian Shasha menegakkan kepalanya menatap wajah tampan suami Jelita dengan dalam "Kamu mau ngomong apa? Biasanya kalo menatap ku seperti ini, ada sesuatu yang mau kamu omongin." Brandon mengusap lembut pipi wanita itu.

"Kapan Mas mau menceraikan Jeje? Sampai kapan Mas berpura-pura menjadi suaminya?" Tuntut wanita itu.

"Berpura-pura?" Brandon tersenyum irit "Aku tidak berpura-pura Yank, Jeje memang benar-benar istri ku, kami menikah secara hukum dan agama, resmi, tidak main-main, kamu juga sudah sering mendengar jawaban ku kan? Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan Jeje ku." Tegasnya.

"Tapi kenapa Mas? Kamu menyukai nya hah?" Tanya Shasha dengan kening yang mengerut.

"Kamu tau jawabannya, aku memang menyukainya, aku menyayangi nya meskipun hanya sebagai sahabat, aku sudah terbiasa hidup dengannya, dia yang sudah dari kecil bersama ku Sha, aku tidak rela melepas nya, belum lagi Papi pasti tidak akan mengizinkan ku menceraikan nya, dia putri kesayangan Papi, Papi bahkan lebih sayang padanya dari pada aku putranya sendiri. Aku tidak mau menanggung resiko jika sampai Papi membuang ku." Tepis laki-laki itu.

"Tapi apa kamu tidak kasihan? Jeje juga butuh suami yang benar-benar mencintainya layaknya suami sungguhan Mas, dia cantik, pasti di luar sana banyak yang mau menikahi nya. Lepaskan dia biarkan dia selingkuh, maka setelah itu dia yang akan di salahkan, bukan kamu! Kamu masih bisa mengambil hati Papi kamu." Sambung Shasha keras.

"Membiarkan dia selingkuh katamu?" Brandon berkerut kening mendengar usulan dari kekasihnya "Kamu gila hah? Dia istri ku! Aku bisa malu kalo sampai tersebar gosip seperti itu, lagi pula aku tidak akan tega membuat Jeje menjadi bahan gunjingan orang!" Tampik Brandon.

"Tapi semua ini demi masa depan kita Mas, supaya di masa depan, tidak ada orang ke tiga di antara hubungan kita!" Sela Shasha penuh penekanan.

"Sudahlah, aku malas terus berdebat hal yang sama dengan mu! Aku tekankan sekali lagi, aku tidak akan pernah menceraikan Jeje ku! Titik!" Tegas Brandon lalu menyingkap selimut tebal nya dengan raut murka, Brandon lantas memasuki kamar mandi.

Di bawah guyuran air shower pria itu meredam amarahnya, sesungguhnya setiap Shasha menuntut perceraiannya dengan Jelita, Brandon selalu murka.

Hidup tanpa Jelita bukan lah cita-citanya, selama ini Brandon amat sangat bergantung atas keberadaan Jelita, lagi pula selama ini Brandon menikmati pujian demi pujian orang saat memamerkan isteri cantiknya.

"Mungkin kamu gak sadar kalo kamu sudah mencintai Jeje Mas, mana ada sih persahabatan yang berujung menikah? Ini konyol!" Shasha terisak sambil memukul-mukul bantal milik isteri Syah kekasihnya.

......................

Sedang di tempat lain. Di sebuah kamar mewah berhiaskan lukisan lukisan abstrak, seorang pria tampan tengah asyik memainkan jemarinya di bawah bibir sensualnya sambil menatap seorang gadis cantik yang menampilkan wajah murung dari kejauhan.

Kegiatan itu sudah cukup lama pria itu gulati, mengagumi sosok gadis cantik pemilik rumah di seberang sana. Dari kamarnya dia bisa melihat dengan jelas seluruh aktivitas gadis murung itu.

"Jadi, Bos benar-benar menyukainya? Dia itu istri orang, jangan main-main Bos!" Tampik Satu pria di sebelahnya yang agaknya asisten pribadi nya.

"Dia tidak bahagia, lihatlah, di kamar bawah, jallang keluar dengan percaya dirinya, sedang di balkon istri Syah menangis tersedu. Dasar direktur biadab." Umpat serapah laki-laki berwajah bule itu merutuki tetangganya.

"Itu bukan urusan kita Bos, lebih baik Bos pikirkan saja perjodohan Bos dengan gadis pilihan Tuan besar, atau dia terus menteror ku, apa Bos tidak kasihan padaku hah? Setiap hari Tuan besar memarahi ku gara-gara Bos tidak mau pulang ke rumah utama!" Ujar sang asisten mengingatkan.

Sang Bos mengerutkan keningnya kuat-kuat saking teramat geramnya "Cerewet mu sudah mirip anak gadis! Dengar! Aku akan menikah dengan gadis pilihan ku sendiri! Jawab saja begitu pada Daddy ku! Kenapa harus repot-repot? Sekolah mu tinggi tapi otak mu pendek!" Hardiknya sadis.

"Tapi, ..." Belum rampung ucapan asisten si Bos lebih dulu menimpali.

"Sekarang pergilah, aku masih ingin melukis wajah cantik kekasih khayalan ku!" Tuan arogan itu mengibaskan tangannya mengusir sang asisten.

Lelaki itu keluar meskipun dengan ujung bibir yang naik sebelah, sungguh, menjadi asisten pribadi Tuan muda arogan memang sangat merepotkan baginya, belum lagi mengurusi Tuan besarnya yang tak kalah arogan, itu benar-benar membuatnya pusing.

"Nasib, nasib, gini amat hidup gue! Kalo gak di semprot yang tua, di semprot yang muda." Gumam laki-laki itu merutuki nasibnya sendiri.

......................

Malam semakin larut, hawa dingin semakin mencekik tubuh ringkih gadis bersuami ini, masih di sofa balkon Jelita duduk bersedekap menatap rembulan yang hanya separuh, keindahannya begitu menentramkan hatinya, Jelita di buat candu menatap rembulan bersinar sedang itu.

Lalu suara langkah kaki terdengar mendekat tapi tak sedikitpun membuat Jelita mengindahkan nya "Je." Panggil pria itu seraya melingkarkan selimut berwarna putih pada tubuh isterinya.

"Di sini dingin, kamu kenapa belum juga masuk hm?" Tanyanya peduli "Aku lihat dari sore kamu belum makan, aku buatkan kamu ramen yah? Mau kan? Kamu jangan terus diet, gak bagus buat kesehatan mu!" Tuturnya lembut.

"Aku belum mengantuk, aku juga tidak lapar." Jawab Jelita datar.

Brandon duduk berhadap-hadapan dengan gadis cantik itu "Kamu masih marah padaku?" Tanyanya menatap lembut gadis itu.

"Marah kenapa?"

"Aku tau kamu gak suka kamar kita di masuki orang lain, lagian kenapa kamu yang tidur di sini? Seharusnya Shasha yang tidur di sini, aku kan cuma menyuruh mu pakai kamar mandi di luar, bukan menyuruh mu tidur di kamar tamu." Rutuk Brandon.

"Gak papa, lagian satu kamar atau tidak, tidak akan mengubah apapun, kita tetap sahabat sejati, iyakan?" Jelita memberikan senyuman manis berusaha tak terlihat marah ataupun cemburu padanya.

Brandon membalas senyuman yang juga tak kalah manis "Janji, apapun keadaannya, kamu akan selalu bersama ku Je." Pintanya.

"Selama aku mampu, aku akan selalu bersama mu." Jawab Jelita tersenyum getir.

......................

Bersambung.... Terimakasih yang udah mampir 😘

Terpopuler

Comments

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Dasar suami pe A

2025-02-12

0

Erna Wati

Erna Wati

sedih banget/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/

2024-12-12

0

yetiku86

yetiku86

sedia payung sebelum hujan dong bro 🤭

2024-08-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!