"Gadis kecil, kamu belum menjawab pertanyaanku," bisik Leon, ketika melihat Alicia hanya terpaku menatapnya.
"Narsis!" Alicia menjulurkan lidahnya.
Leon tertawa kecil melihat apa yang dilakukan Alicia.
"Pangeran Drakula ini jika benar-benar ada pasti lebih tampan darimu!" lanjut Alicia.
"Bagaimana kamu bisa membuat kesimpulan seperti itu?! Semua orang tahu kalau Drakula adalah makhluk penghisap darah yang menakutkan!"
"Dari film, semua film tentang Drakula biasanya selalu dimainkan oleh artis yang tampan! Kisah hidup mereka juga selalu digambarkan dengan menyedihkan," ucap Alicia polos.
"Bodoh!" Leon menjentik kepala Alicia pelan, "Itu hanya film, apakah menurutmu semua Sutradara film itu pernah melihat Drakula yang sebenarnya?!"
"Tadinya aku juga tidak akan percaya, tetapi setelah melihat sampul depan buku ini, menurutku Pangeran Drakula ini sangat tampan, tetapi mengapa matanya ini seperti terlihat sedih dan kesepian?" tanya Alicia sambil memperhatikan sampul buku yang sedang dipegangnya.
"Ternyata kamu cukup mengerti apa yang dirasakan olehnya!" Leon tersenyum.
"Apakah menurutmu begitu?" Alicia menatap Leon, mata bulatnya mengerjap sesekali.
Keindahan mata Alicia yang memiliki bulu mata panjang dan lentik membuat Leon tertegun.
"Gadis ini memiliki mata yang indah..." bisik hati Leon.
"Leon??" Alicia menjentikkan jarinya di hadapan Leon yang sedang melamun.
"Oh... Eh... Ada apa?!" Leon tergagap menjawab panggilan Alicia.
"Apakah ada sesuatu di wajahku? Mengapa melihatku seperti itu?" tanya Alicia bingung.
"Hahaha..." Leon tertawa canggung sambil memalingkan wajahnya, "Bagaimana mungkin aku mengatakan jika matanya itu telah membuatku terpesona, memalukan sekali!" bisik hati Leon.
"Oh ya, buku ini... Aku ingin meminjamnya, dan untuk nanti malam..." Alicia menggantungkan kalimatnya sambil melirik Leon.
"Nanti malam ada yang harus kulakukan! Tetapi aku akan menyusulmu setelah aku menyelesaikan pekerjaanku!"
"Baiklah, aku akan menunggumu bersama para polisi itu!"
***
Malam harinya, Alicia bersama 10 orang anggota kepolisian Transylvania menyisir beberapa tempat yang mungkin dijadikan tempat oleh makhluk pemangsa itu untuk tinggal.
"Kapten, seorang warga baru saja menelpon ke kantor dan mengatakan telah melihat makhluk itu di pinggiran kota!" teriak seorang polisi yang berjaga di mobil, berlari menghampiri sang Kapten yang melangkah ke arahnya.
"Pinggiran kota? Bukankah di sana hanya terdapat hutan dan gua-gua batu?" sang Kapten tampak berpikir.
"Apakah kita perlu melihatnya ke sana Kapten?" tanya bawahannya.
"Saat ini keadaan anak-anak yang telah diculik olehnya belum diketahui, bahkan mayat anak-anak muda ini juga belum ditemukan, itu artinya makhluk itu masih menyembunyikan mereka! Sebaiknya kita segera menemukan lokasi tempat persembunyian makhluk ini agar memiliki kesempatan untuk menyelamatkan mereka yang telah dibawa makhluk tersebut! Hubungi kantor sekarang! Perintahkan kepada anggota yang berada di kantor untuk mengirimkan beberapa orang lagi! Kita akan bekerja maksimal malam ini!" sahut sang Kapten.
"Baik Kapten." bawahan itu kembali ke mobil dan menghubungi kantornya dengan radio mobil.
"Nona Alicia, tetaplah bersama anggotaku! Jangan memisahkan diri dari team! Semoga malam ini kita bisa menemukan ketiga teman Nona itu!" ucap sang Kapten pada Alicia yang mengikutinya selama pencarian.
"Baik, aku ucapkan terima kasih sekali karena Kapten dan yang lain bersedia bekerja lembur untuk menemukan teman-temanku." Alicia menunduk hormat.
"Ini sudah kewajiban kami untuk melindungi setiap warga, Nona Alicia tidak perlu sungkan, mari Nona Alicia," ajak sang Kapten.
***
Setelah berkendara selama hampir dua jam bersama pihak kepolisian, akhirnya Alicia tiba di pinggiran kota Transylvania.
Beberapa anggota polisi yang baru datang dari kantor kepolisian tampak sedang menunggu.
Menembus kegelapan hutan Transylvania dengan hanya diterangi cahaya senter dari pihak kepolisian, akhirnya Alicia dan rombongan berhenti di depan sebuah gua yang sangat besar, gua itu tampak diterangi cahaya temaram yang berasal dari dalam gua.
"Kapten, sepertinya ada orang yang tinggal di dalam gua ini," bisik bawahan sang Kapten.
Sang Kapten mengangguk setuju atas ucapan bawahannya itu.
"Leo... Ajak enam orang anggota untuk ikut bersamaku memeriksa gua tersebut! Yang lainnya tunggu kabar dariku di depan gua ini!" perintah sang Kapten pada ajudannya.
"Baik Kapten." Leo pergi memanggil beberapa anggota penembak profesional kepolisian untuk menemani sang Kapten.
"Nona Alicia, sebaiknya Nona menunggu bersama Leo di sini! Agar ketika teman pria Nona tiba, dia bisa menemukan Nona, masalah gua ini biar aku dan yang lain memeriksanya terlebih dahulu!" saran sang Kapten, ketika melihat Alicia ingin mengikutinya masuk ke dalam gua.
"Tapi..."
"Apa yang disarankan Kapten itu benar Nona, lebih baik Nona menunggu di sini bersamaku, agar mempermudah pekerjaan Kapten untuk menyelamatkan teman-teman Nona, jika benar mereka berada di dalam gua ini!" sela Leo.
"Baiklah," gumam Alicia lesu sambil mengangguk pelan.
Setelah melihat anggukan Alicia, sang Kapten dan keenam bawahannya bergerak memasuki gua.
Sudah setengah jam Alicia menunggu di depan gua, tetapi gadis ini belum melihat sorot-sorot senter milik sang Kapten yang mengarah keluar, Alicia berjalan bolak-balik di depan gua dengan perasaan cemas.
"Alicia!!" teriak seseorang dari balik pepohonan.
Alicia membalikkan tubuhnya dan menyipitkan matanya melihat ke arah pepohonan yang tampak gelap sekali.
"Hei!" seseorang menepuk pundaknya tiba-tiba dari arah belakang.
Alicia kembali membalikkan tubuhnya.
"Leon!!" hardiknya dengan wajah cemberut, ketika mengetahui siapa yang telah menepuk pundaknya itu.
Leon tersenyum melihat wajah cemberut Alicia.
Senyum Leon membuat Alicia tertegun.
"Ada yang berbeda pada dirinya sejak terakhir kali aku melihatnya sore tadi," bisik Alicia dalam hati.
Sore hari, ketika Alicia akan ke kantor polisi, Leon telah menghilang dari kastilnya, dan sekarang Leon kembali setelah menghilang beberapa jam, penampilannya terlihat lebih segar, pria yang memiliki tinggi 190cm itu terlihat lebih menarik, kulitnya yang putih pucat terlihat lebih lembab setelah menghilang, matanya yang berwarna biru laut terlihat lebih cerah bercahaya dan rambutnya yang putih bahkan terlihat sangat berkilau.
"Pria ini terlihat luar biasa setelah menghilang, apa yang dilakukannya? Siapa Leon sebenarnya? Mengapa perubahannya sangat besar dalam waktu sesingkat ini?" bisik hati Alicia bingung.
"Hei Gadis Kecil, mengapa melihatku dengan wajah bingung?!" tanya Leon.
Alicia menggeleng pelan.
"Tidak apa-apa," jawabnya, mencoba menyembunyikan detak jantungnya yang berdebar kencang ketika melihat Leon.
"Jangan berbohong padaku, wajahmu itu tidak bisa menyembunyikan apa yang berada di pikiranmu saat ini! Apa kamu jatuh cinta padaku?" goda Leon sambil tersenyum, melihat wajah Alicia yang memerah.
"Mengapa pria sepertimu ini narsis sekali! Sifatmu ini sangat tidak cocok untuk wajahmu yang tampan itu!" tukas Alicia, berusaha menjauhi Leon yang telah berhasil menebak hatinya.
Ucapan Alicia yang memuji dirinya membuat Leon tertawa kecil.
"Hei Alicia, apakah menurutmu aku benar-benar tampan?" Leon kembali menggoda Alicia sambil mengejar gadis itu.
"Masa Bodo!!" teriak Alicia malu, ketika menyadari ucapannya pada Leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments