Setelah mengejar makhluk pemangsa dan tidak membuahkan hasil, Alicia dan Leon memutuskan kembali ke rumah di mana anggota Mahasiswa yang ikut tour berada.
Alicia melaporkan hasil pencariannya bersama Leon malam itu kepada Miss Erin, ketika pagi tiba Miss Erin ditemani Alicia dan Leon melaporkan kejadian malam itu pada pihak berwajib, yang langsung mencari ketiga teman Alicia yang telah dilarikan oleh makhluk pemangsa itu.
Alicia mengajukan diri untuk ikut dalam pencarian tersebut, sementara Miss Erin memutuskan untuk membawa sisa Muridnya kembali ke Los Angeles untuk mencegah kehilangan berikutnya, Alicia yang bersikeras untuk tetap tinggal sampai menemukan teman-temannya dititipkan oleh Miss Erin kepada Leon yang dengan senang hati menerima gadis itu di Kastil miliknya.
Siang hari setelah mengantar rombongan teman-temannya dan Dosennya ke bandara, Alicia diajak Leon untuk ke Kastil miliknya.
"Selamat datang kembali ke Kastilku!" ucap Leon, ketika melangkahkan kaki memasuki Kastil miliknya bersama Alicia.
Alicia tertawa kecil mendengar ucapan Leon, yang menurutnya sedikit berlebihan.
Leon membawa Alicia ke sebuah kamar yang indah.
"Sementara di sini, kamu bisa tidur di kamar ini!"
Alicia memperhatikan kamar yang ditunjukkan Leon padanya, kamar itu sangat indah dengan tempat tidur yang besar dan dinding yang berwarna merah, ada lukisan seorang gadis cantik di kamar tersebut.
"Siapa dia?" tanya Alicia sambil menunjuk lukisan tersebut.
"Dia... Seseorang yang sangat aku cintai, tetapi dia telah tiada saat ini." Leon memandang lukisan itu dengan wajah sedih.
"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu merasa sedih," ucap Alicia pelan dengan rasa bersalah, melirik Leon yang telah mengalihkan pandangannya dan menatap dirinya.
"Itu sudah berlalu, karena hal itu sudah terjadi lama sekali, aku juga telah melupakannya." Leon tersenyum, "Tetapi... Karena saat ini kita telah berada di kamar ini dan hanya berdua, bagaimana jika..." Leon sengaja menggantungkan kalimatnya dan menatap Alicia dengan wajah nakalnya.
Ucapan Leon dan sifat nakal yang ditunjukkannya membuat wajah Alicia bersemu merah.
"Hei paman, aku tidak mengerti maksudmu! sekarang keluarlah! Aku ingin mandi." Alicia mendorong Leon.
"Yakin tidak ingin ditemani olehku?!" Leon kembali menggoda Alicia ketika telah berada di depan pintu kamar.
"Tidak, terima kasih! Aku terlalu kecil untuk mengerti apa yang berada dipikiranmu saat ini!" Alicia menutup pintu kamarnya sambil tertawa kecil.
"Panggil aku jika berubah pikiran! Kamarku berada di sebelahmu!!" teriak Leon dari luar kamar.
"Tidak akan!!"
Leon tertawa mendengar jawaban dari Alicia.
"Gadis yang menarik!" bisiknya, lalu melangkah menuju kamarnya.
***
Satu jam kemudian Alicia mendapat telpon dari pihak kepolisian yang mengatakan akan kembali melanjutkan pencarian malam harinya dan mengajak Alicia untuk ikut bersama, setelah panggilan berakhir Alicia berlari keluar dari kamarnya, mengetuk pintu kamar yang berada di sebelahnya.
"Leon!!" panggilnya.
Beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka.
"Masuklah!!" ajak Leon yang baru saja selesai mandi dan hanya mengenakan celana jeans panjang, tanpa mengacuhkan wajah Alicia yang memerah karena melihat tubuh kekarnya yang belum mengenakan pakaian, Leon justru melangkah dengan santainya mengambil pakaiannya, "Ada apa?" tanyanya sambil membelakangi Alicia dan mengancing kemejanya.
Tetapi Alicia yang saat ini terlihat sangat canggung, tidak menjawab pertanyaannya, Alicia bahkan menghembuskan nafasnya berkali-kali untuk mengalihkan rasa canggung nya.
Leon yang mendengar hal itu membalikkan tubuhnya.
"Alicia, ada apa?" Leon mengulangi pertanyaannya.
Alicia melirik Leon yang belum selesai mengancing kemejanya, dada bidangnya tampak mengintip di bagian kemeja yang terbuka, melihat hal itu wajah Alicia semakin memerah.
Leon yang melihat perubahan wajah Alicia tersenyum, dan menghampiri Alicia.
"Hei Gadis Kecil, hal kotor apa yang sedang kamu pikirkan saat ini?" bisik Leon.
Wajah Alicia semakin kemerahan karena ucapan Leon.
"Apakah tubuhku menarik perhatianmu? Jika suka aku akan memperlihatkan seluruhnya padamu!" goda Leon.
"Tidak, aku tidak ingin melihatnya!!" Alicia berlari keluar kamar sambil menutup wajahnya.
Leon tertawa kecil melihat wajah Alicia yang terlihat malu padanya.
"Imut sekali..." bisik Leon, "Hei Alicia, bukankah ada sesuatu yang ingin kamu katakan padaku?!" Leon mengejar Alicia.
Tetapi gadis itu telah kembali ke kamarnya dan menutupi pintunya.
"Alicia!!" Leon memanggil Alicia sambil mengetuk pintu kamarnya, karena tak juga mendengar jawaban Alicia, Leon memutar knop pintu.
"Jangan masuk!" Alicia menahan pintu yang terbuka sedikit dengan tubuhnya.
Menyadari Alicia yang malu padanya, Leon dengan iseng mendorong pintu kamar Alicia, hingga membuat Alicia terjatuh ke depan, melihat hal itu tangan kekar Leon dengan cepat meraih tubuh kecil Alicia dan menahannya agar tidak terhempas ke lantai.
"Ternyata tubuh kecilmu lumayan berisi!" bisik Leon, sambil menggerakan jarinya di tubuh Alicia yang tersentuh olehnya.
"Aaarrgghht!!" jerit Alicia ketika menyadari di mana tangan itu berada, Alicia berdiri dengan cepat sebelum jari-jari nakal Leon menikmati menyentuh dadanya, "Leon bodoh!!" teriaknya dengan wajah cemberut, lalu berlari keluar dari kamarnya.
Leon melirik tangannya yang baru saja menyentuh sesuatu yang menyenangkan baginya sambil tersenyum.
"Mengapa aku harus mengatakan hal ini padanya, jika tidak... Aku masih memiliki sedikit waktu untuk bermain-main dengannya!" bisik hati Leon menyesali ucapannya.
"Hei Alicia!! Tunggu aku!" Leon kembali mengejar Alicia.
"Aku tidak ingin bicara padamu!!" teriak Alicia kesal.
"Tetapi kita hanya tinggal berdua di sini, jika tidak bicara padaku, pada siapa kamu akan berbicara?!"
"Lebih baik aku berbicara pada patung-patung ini saja daripada berbicara kepada pria genit sepertimu!!"
"Alicia, jangan buka pintu itu!!" Leon menangkap tubuh Alicia dengan cepat ketika melihat gadis itu membuka sebuah pintu dan hampir terjatuh ke jurang yang berada di luar pintu, "Bodoh!! Kamu hampir membuatku mati ketakutan!" sahut Leon, sambil memeluk Alicia dengan wajah khawatir.
Alicia hanya diam, jantungnya berdebar kencang karena terkejut.
"Gawat!! Wangi darahnya membuatku lapar!" Leon melepaskan pelukannya dari Alicia, dan menutup kembali pintu yang telah dibuka oleh Alicia, "Ingatlah untuk tidak menyentuh pintu ini!" pesan Leon.
Alicia mengangguk pelan, melihat Alicia yang sedikit shock Leon menarik tangan Alicia menjauhi tempat tersebut.
"Leon? Mengapa ada pintu di tempat seperti itu?" tanya Alicia pelan.
"Menurut sejarahnya, pintu itu dipergunakan Count Drakula dan keluarganya untuk melarikan diri dari manusia-manusia yang menyerang kastilnya," sahut Leon.
"Lalu di mana mereka sekarang? Maksudku Count Drakula dan keluarganya?"
Pertanyaan Alicia membuat Leon menghentikan langkahnya.
"Apakah kamu ingin mengetahui tentang sejarah mereka?" Leon menatap Alicia, Alicia mengangguk, "Kalau begitu, ikuti aku!" Leon mengajak Alicia ke sebuah ruangan besar yang penuh dengan buku-buku, seperti sebuah perpustakaan yang sangat mewah, "Ini bacalah!" Leon memberi sebuah buku pada Alicia, "Buku ini menjelaskan tentang keturunan terakhir Count Drakula, Sang Pangeran Drakula."
"Sampul buku ini, apakah benar-benar wajah Pangeran Drakula?" Alicia memperlihatkan sampul depan buku pada Leon, Leon mengangguk, "Ternyata wajahnya cukup tampan dengan rambut putihnya yang panjang." Alicia tampak mengagumi lukisan di sampul depan buku tersebut.
"Jika dibandingkan denganku, menurutmu siapa yang lebih menarik?" bisik Leon.
"Eh." Alicia menatap Leon yang sedang tersenyum padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments