Keesokan harinya, saat Josh mengunjungi Aaron di rumahnya, sahabatnya itu menyambutnya dengan wajah lesu.
"Hei teman, ada apa denganmu?!" tanyanya, sambil mengikuti sahabatnya ke ruang tamu, Aaron menghempaskan tubuhnya ke sofa.
"Aku ditolak,"
"Ditolak?!" Josh menatap sahabatnya dengan wajah tak percaya, Aaron mengangguk pelan, "Mengapa?! Maksudku apa alasannya? Wajahmu cukup menarik, beberapa gadis bahkan antri untuk menjadi pacarmu!"
"Alicia memiliki kenangan buruk di masa kecilnya, aku tidak tahu apa itu, dia tidak ingin mengatakannya padaku, tetapi kenangan itu sepertinya sangat mempengaruhi dirinya! Hingga membuatnya menghindari suatu hubungan dengan orang lain," sahut Aaron lemas.
"Kenangan masa kecil?" Josh tampak berpikir, "Alicia sahabatku juga memiliki kenangan buruk saat kecil!" Josh mengingat kembali masa kecilnya.
"Josh, mengapa hatiku merasa sakit sekali?!" ucapan Aaron membuat Josh tersadar dari lamunannya.
"Hal itu tidak aneh jika kamu selalu mendapatkan apapun yang kamu inginkan! Pertama kali menghadapi penolakan tentu saja akan menyakiti harga dirimu! Tenanglah teman!" Josh menepuk pundak sahabatnya, "Bagaimana jika kita pergi jalan-jalan?" bujuknya, "Ayolah!" Josh menarik sahabatnya yang terlihat malas-malasan.
***
Senin pagi yang cerah, Josh baru saja tiba di kampus saat melihat Alicia turun dari bus, Josh menunggu gadis itu di gerbang kampus.
"Alicia!" sapanya ketika gadis itu melewatinya, Alicia tampak terkejut melihat keberadaan Josh.
"Josh?? Apakah sedang menunggu Aaron?" Alicia memperhatikan semua yang melewati gerbang kampusnya.
"Aku menunggumu!" Alicia memalingkan wajahnya saat mendengar ucapan Josh.
"Aku?" tanyanya bingung sambil menunjuk dirinya, Josh mengangguk, lalu menghampiri Alicia.
"Apakah aku bisa berbicara denganmu di tempat lain?" tanya Josh sambil menatap gadis di hadapannya, Alicia mengangguk pelan, Josh menarik tangan gadis itu dan membawanya meninggalkan gerbang kampus, di saat yang sama Gwen dan Aaron yang baru tiba melihat hal itu dengan perasaan kesal.
Sementara itu, Josh tampak membawa Alicia ke sebuah tempat yang berada tak jauh dari lapangan basket.
"Josh, ada apa?" tanya Alicia bingung saat Josh melepaskan tangannya.
"Katakan padaku, apa alasanmu menolak Aaron?!" Josh menatap Alicia dengan wajah dingin.
"Aku sudah menjelaskannya pada Aaron,"
"Alasanmu ini hanya bisa dipakai untuk membohongi anak kecil!!" teriak Josh, Alicia terkejut melihat wajah Josh yang tampak marah.
"Tapi yang kukatakan itu benar!" sahut Alicia membela diri.
"Benar?!" Josh mendekati gadis itu, "Apakah menggoda pria lalu menyakitinya itu menyenangkan bagimu?!" bentak Josh sambil menangkap kedua tangan Alicia.
"Josh, kamu menyakitiku!" rintih Alicia sambil berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Josh.
"Aku telah mengenal Aaron cukup lama, dia.. Walau sedikit bodoh tetapi tidak pernah menyakiti siapapun!"
"Aku sama sekali tidak bermaksud menyakitinya!!" Alicia menarik tangannya, "Kalian berdua sebaiknya menjauhiku!" sahut Alicia pelan, membalikkan badannya dan melangkah meninggalkan Josh.
"Aku belum selesai denganmu!" Josh menarik tas Alicia, tas itu terjatuh dan membuat beberapa barang yang berada di dalamnya berserakan di lantai, Alicia memasukkan kembali barang-barang miliknya, menatap Josh dengan wajah sedih kemudian berlari meninggalkan tempat itu, "Mengapa dia menatapku seperti itu?!" Josh melihat kepergian Alicia yang tampak sedih, saat akan meninggalkan tempat itu, sesuatu yang tergeletak di lantai menarik perhatiannya, Josh mengambil benda itu dan menatapnya cukup lama.
Di dalam kelas, Alicia menghampiri kursi kosong yang berada di samping Gwen dengan wajah sedih, Gwen yang masih merasa kesal melihat kedekatan Alicia dengan Josh di gerbang kampus, berusaha menjauhi sahabatnya itu.
"Gwen, aku kehilangan bolpoinku, bolehkah aku meminjam salah satu bolpoinmu?" tanya Alicia pada sahabatnya, tetapi Gwen hanya diam, "Gwen??" Alicia menatap Gwen dengan wajah memohon.
"Menjauhlah dariku! Aku tidak memiliki teman sepertimu! Yang menghianati sahabatnya sendiri!" sahut Gwen dengan wajah marah.
"Gwen?? Apakah aku telah melakukan sesuatu yang membuatmu marah?" tanya Alicia lagi, tak mengerti dengan sikap sahabatnya yang tiba-tiba marah padanya.
"Kamu mengetahui kalau aku menyukai Josh, tetapi apa yang telah kulihat pagi ini?! Kamu dan Josh meninggalkan gerbang kampus dengan bergandengan tangan! Bukankah ini sama artinya dengan menusukku dari belakang?!" Gwen menatap Alicia.
"Tetapi itu tidak seperti yang kamu pikirkan!"
"Mungkin kamu bisa membodohi orang lain dengan kata-katamu! Tetapi aku dan Aaron melihat hal ini dengan jelas sekali,"
"Apa?!" Alicia melirik Aaron yang berada di kursi belakang, Aaron tampak memalingkan wajah darinya, "Ini benar-benar tidak seperti yang kalian pikirkan!" Alicia menghela nafas.
"Milikmu?" suara seorang pria membuat Alicia mengangkat wajahnya, tampak Josh berdiri di hadapannya, sambil menyodorkan sesuatu yang berada di tangannya.
"Gelangku," Alicia mengambil benda itu dengan cepat.
"Benda itu.."
"Dari seorang teman baikku," Alicia menatap gelang yang berada di genggamannya, "Aku takut membuatnya rusak, karena itu.. Aku tidak pernah memakainya," bisik Alicia pelan.
"Aku menemukannya! Aku berhasil menemukanmu Alicia," bisik hati Josh senang, "Ini!" Josh meletakkan sebuah bolpoin di meja Alicia, "Kebetulan aku membawa dua hari ini, itu untukmu!" sahutnya, Alicia menatap Josh dengan wajah bingung.
"Ada apa dengannya? Mengapa sikapnya selalu berubah-ubah?"
"Maaf telah memarahimu," Josh mengelus kepala gadis itu yang telah dibuatnya sedih pagi ini.
"Eh," Alicia semakin bingung, Josh tersenyum lembut.
"Aku ke kursiku dulu," setelah mengatakan hal itu, Josh meninggalkan Alicia yang masih terlihat bingung, melangkah ke kursinya.
"Benar-benar tidak seperti yang kupikirkan?!" sahut Gwen sinis, Alicia menunduk lesu.
"Mengapa tidak mengatakan padaku kalau kamu juga menyukainya?!" Aaron menatap sahabatnya yang melemparkan tasnya ke sebuah meja kosong di sampingnya.
"Maksudmu Alicia?!" Josh duduk di samping Aaron.
"Apakah ada gadis lain?!" sahut Aaron kesal, Josh melirik sahabatnya.
"Maaf,"
"Apakah hanya itu yang bisa kamu katakan setelah menghianati sahabatmu?!"
"Tetapi aku selalu jujur padamu! Aku tidak pernah menyukainya! Hingga pagi ini.. Pagi ini aku baru mengetahui bahwa dia adalah Alicia! Sahabat kecilku, gadis yang selama ini kucari, dia cinta pertamaku,"
"Apakah ini hanya alasanmu saja agar aku menerima penghianatanmu?!"
"Alicia masih menyimpan hadiah yang kuberikan padanya!" bantah Josh, "Bukankah aku pernah menceritakan padamu, kalau aku pernah memberikannya sebuah gelang yang kubuat sendiri tepat di hari kepergiannya dari Sekolahku?! Dia masih memiliki gelang itu!" sahut Josh, Aaron menatap Josh, mencoba mencerna semua ucapan sahabatnya itu.
"Jadi, gadis itu benar-benar Alicia?" tanyanya, Josh mengangguk, Aaron menghela nafas, "Sudahlah! Aku menyerah padamu teman!" Aaron menepuk pundak sahabatnya, "Kamu menyukainya selama sebelas tahun! Perasaanku ini dibandingkan dengan penantian panjangmu bukanlah apa-apa,"
"Maaf," Josh menatap sahabatnya, Aaron tersenyum.
"Tidak perlu meminta maaf padaku! Alicia ini.. Kamu menyukainya lebih dulu dariku, akulah yang bersalah padamu teman!"
"Tetapi aku telah membuatmu kecewa sebagai sahabatmu," Aaron menggeleng mendengar ucapan sahabatnya.
"Selama ini, siapapun yang kusuka kamu selalu mendukungku, lagipula persahabatan kita ini telah bertahun-tahun, dan kamu selalu berada di sampingku sebagai seorang sahabat yang baik, hanya seorang gadis? Aku siap melepaskannya untukmu," Aaron tersenyum tulus.
"Terima kasih," Josh memukul lengan sahabatnya, Aaron tertawa kecil.
"Lalu bagaimana dengan Alicia? Apakah dia telah mengetahui tentang dirimu?" Aaron menatap sahabatnya, Josh menggeleng.
"Dia belum mengetahuinya," bisik Josh, Josh menceritakan pada Aaron semua yang terjadi pagi ini.
"Kamu marah padanya?!" teriak Aaron, sebuah spidol melayang ke kepalanya, Aaron memalingkan wajahnya menatap ke depan, Profesor yang memberi mata kuliah hari ini menatapnya dengan wajah kesal, "Maaf Profesor," Aaron tertawa canggung, Josh tersenyum melihat wajah sahabatnya, "Semua karenamu!" bisik Aaron sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments