Leon baru melangkah beberapa langkah ketika terdengar bunyi tembakan yang berasal dari dalam gua, ia dengan cepat mengejar Alicia yang berlari memasuki gua bersama semua orang anggota kepolisian yang berjaga di pintu masuk gua.
"Alicia, tunggu!" Leon meraih tangan Alicia, "Lebih baik biarkan mereka masuk terlebih dahulu! Aku bisa merasakan keberadaan makhluk itu di sini!" tukas Leon.
"Makhluk itu ada di sini?!" tanya Alicia.
Leon mengangguk.
"Bukankah itu artinya teman-temanku juga berada di sini?!"
"Kalau itu aku belum bisa memastikannya! Aku hanya bisa merasakan keberadaan makhluk itu saja!"
"Jika teman-temanku tidak berada di sini, lalu di mana mereka berada?! Leon, ucapanmu sama sekali tidak masuk akal! Aku akan mencari tahu ini sendiri!!" Alicia menarik tangannya dari Leon dan berlari mengejar anggota kepolisian yang telah masuk terlebih dahulu.
"Hei, Alicia!!" teriak Leon, "Gadis kecil ini benar-benar tidak memiliki rasa takut sama sekali!!" dengusnya, dengan cepat mengejar Alicia.
Di sebuah ruangan yang berada di dalam gua, Alicia dan anggota kepolisian yang memasuki gua, menghentikan langkahnya.
Di hadapan mereka saat ini, tampak enam orang polisi yang mengikuti Sang Kapten, tengah terbaring dengan tubuh dipenuhi luka seperti bekas cakaran kuku-kuku panjang yang tajam.
Sementara Sang Kapten tampak membungkuk di sudut ruangan dengan menggenggam pistol di tangannya.
"Kapten!!" Leo menghampiri Kaptennya, "Kapten, apa yang telah terjadi di sini?!" tanya Leo sambil membantu Sang Kapten untuk berdiri.
"Makh.. Makhluk itu berada di dalam salah satu ruangan yang berada di gua ini!" jawab Sang Kapten sambil meringis, tampak luka terbuka di tubuh bagian depannya ketika Sang Kapten telah berdiri tegak, "Kita harus segera menemukan makhluk itu! Jika tidak, maka kelak akan lebih banyak lagi korban yang didapatkan olehnya! Perintahkan semua yang berjaga di pintu gua untuk masuk!"
"Semua sudah berada di sini Kapten!" lapor Leo.
"Kalau begitu, sebagian tinggallah di sini untuk menjaga anggota yang telah terluka! Sebagian lagi ikut bersamaku!" perintah Sang Kapten.
Leon yang hanya diam mendengarkan sejak awal, karena sedang menahan keinginannya untuk makan saat melihat begitu banyak darah di hadapannya, mendekati Sang Kapten.
"Aku pikir, lebih baik Kapten menunggu di sini! Karena tubuh anda telah terluka! Tidak baik bagi anda terlalu banyak bergerak! Masalah mengejar makhluk ini serahkan padaku dan gadis itu saja! Dan juga, sebaiknya polisi yang tersisa ikut menjaga anda saja, karena... Bau darah ini kemungkinan besar akan memancing makhluk itu untuk kembali ke ruangan ini!" papar Leon.
"Mr. Leon, walau aku tahu selama ini kamu selalu membantu pihak kepolisian dalam kasus orang hilang karena makhluk ini, tetapi bagaimana mungkin aku bisa membiarkanmu mengejar makhluk ini berdua saja dengan gadis itu?!" protes Sang Kapten.
Leon tersenyum mendengar ucapan Sang Kapten.
"Kapten jangan khawatir!" Leon menepuk pundak Sang Kapten, "Gadis itu seorang Wonder Women! Aku pernah melihatnya mengalahkan makhluk ini!" bisiknya.
Kata-kata Leon membuat Sang Kapten melirik Alicia.
"Bagaimana mungkin tubuh sekecil itu bisa mengalahkan makhluk ini? Bahkan enam bawahanku saja tidak mampu menghadapinya!" bisik Sang Kapten dalam hati.
"Aku tidak meminta gadis itu menghadapinya sendiri!" tandas Leon, setelah melihat tatapan Sang Kapten pada Alicia, "Bukankah aku akan ikut bersamanya?! Sudah, diputuskan begini saja! Alicia... Kita masuk!" ajak Leon.
Alicia mengangguk, ia menghampiri Sang Kapten dan menunduk hormat, lalu mengikuti Leon.
"Ruang di dalam gua ini memiliki tiga cabang, apa sebaiknya kita menyelidikinya secara terpisah?!" Alicia menatap Leon.
"Tunggu!" Leon menghentikan langkahnya dan menahan tangan Alicia, ia memejamkan matanya dan mulai mengendus.
"Hei Leon, mengapa tingkahmu ini mirip seekor anjing?!" tanya Alicia bingung.
Leon membuka matanya mendengar ucapan Alicia.
"Gadis kecil, lidahmu ini tajam sekali! Bagaimana jika membiarkanku mencicipinya?!" Leon mendekatkan wajahnya pada Alicia.
Wajah Alicia bersemu merah melihat wajah Leon yang berada sangat dekat dengannya, ia mengangkat tangannya dan mendorong jidat Leon dengan telunjuknya.
"Seriuslah!! Ada hal yang lebih penting yang harus dilakukan terlebih dahulu!" sungut Alicia, kesal pada Leon yang selalu menggodanya.
"Kalau begitu, setelah ini selesai apakah aku boleh mencicipinya?!" goda Leon.
Wajah Alicia semakin memerah karena ucapan Leon.
"Dasar bodoh!!" gerutunya, kemudian dengan cepat berlari ke sebuah cabang gua.
Leon tertawa kecil melihat hal itu, tetapi wajahnya seketika berubah ketika menyadari ke arah mana Alicia berlari.
"Gawat, Alicia berlari ke tempat di mana makhluk itu berada!" rutuknya dalam hati, "Hei, Alicia jangan ke sana!!" teriak Leon.
Tak lama kemudian.
"Aarrgghht!!" terdengar teriakan Alicia dari ujung cabang tersebut.
"Alicia??" Leon mempercepat larinya, ia tiba di ruangan lainnya dari gua tersebut, tampak Alicia terduduk di lantai dengan wajah takut melihat sesuatu yang berada di sudut ruangan.
"Teman-temanku!" Alicia menunjuk ketiga sahabatnya yang terluka dikurung dalam sebuah ruangan kecil yang mirip seperti penjara tetapi terbuat dari kayu.
Leon memperhatikan ketiga teman Alicia sambil memicingkan matanya.
"Tenanglah! Mereka baik-baik saja! Mereka hanya tak sadarkan diri saat ini!" bisik Leon, ia menarik tangan Alicia dan membantunya untuk berdiri.
"Apakah benar mereka dalam keadaan baik-baik saja?" tanya Alicia pelan.
Leon mengangguk.
"Kalau begitu, aku akan mengeluarkan mereka dari sana!" Alicia menghampiri ruangan tempat ketiga sahabatnya.
"Hei gadis kecil, apa benar kamu bisa melakukannya?!"
Tanpa menjawab pertanyaan Leon, Alicia memukul kayu-kayu yang mengurung ketiga sahabatnya hingga hancur.
"What?!!" Leon tertegun, "Apakah gadis ini benar-benar Wonder Women?!" bisik hatinya.
"Leon... Leon..." Alicia memanggil Leon dengan suara pelan, "Bagaimana sekarang?!" tanyanya.
Leon tersadar dari kekagumannya ketika mendengar pertanyaan Alicia.
"Sebaiknya, sadarkan mereka dulu! Membawa tiga orang sekaligus aku tidak bisa melakukannya!"
Baru saja Leon menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba dua buah tangan mengangkat tubuhnya dan membantingnya dengan keras ke dinding gua, seiring dengan itu terdengar raungan keras di dalam ruangan di mana Alicia dan Leon kini berada.
"Leon!!" teriak Alicia sambil berlari menghampiri Leon.
Leon terbatuk setelah hantaman keras tubuhnya pada dinding gua, darah segar tampak di sudut bibirnya.
"Le..."
Belum selesai satu kata terucap dari mulut Alicia, makhluk itu kembali mengangkat Leon dan melemparnya sekali lagi ke dinding gua.
"Makhluk ini, mengapa sangat marah pada Leon?!" bisik hati Alicia yang bingung melihat apa yang dilakukan makhluk itu pada Leon.
Ketika makhluk itu akan melempar Leon sekali lagi, Alicia berlari menangkap tubuh Leon, membuat Leon mendarat di atas tubuhnya, tetapi Leon yang telah terluka akibat hantaman keras tubuhnya dengan dinding gua berkali-kali, tampak hampir tak mampu menggerakkan tubuhnya.
"Alicia... Aku butuh darah!" gumam Leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments