Bab 13

Kana diam lalu duduk tepat di samping Ana.

Dan benar saja, sesuai yang dikatakan oleh Clarissa, selang beberpa menit Arsenio pun memasuki kelas.

"Pagi" sapa Arsenio.

"Pagi... Pak".

"Sebelum saya melanjutkan materi pelajaran hari ini, saya meminta maaf atas ketidak hadiran saya belakangan ini yang membuat kalian ketinggalan beberapa materi" ucap Arsenio.

"Kami ngak apa-apa ko pak, yang terpenting sekarang bapak sudah mulai mengajar lagi" ucap Clarissa di barengi senyum.

"Iya benar pak apa yang di katakan Clarissa" sambung mahasiswa lainnya.

"chii, kerjaannya cari muka mulu😏. Sadar dia sudah jadi milik orang" gerutu Kana.

"Siapa yang sudah jadi milik orang?" tanya Maya yang juga ikut mendengar ucapan Kana.

Ana dan Kana yang mendengarnya pun saling bertatapan dan secara bersamaan berbalik menatap Maya.

"Kamu salah dengar kali" ucap Kana.

"Tapi aku mendengar dengan jelas kamu ngomong gitu barusan" tutur Maya.

"Haha, biasalah dia sering ngaco. Palingan dia asal ngomong aja, iya kan Na? " jelas Ana.

"Hmm, benar apa yang di katakan Ana, jadi jangan di ambil pusing dengan ucapanku barusan" tambah Kana.

"Hmm ialah" jawab Maya.

Ana dan Kana pun kembali ke posisi semula lalu menghela nafas lega.

"Kamu sih gomongnya ngak lihat-lihat tempat" ucap Ana pelan.

"Iya maaf, habisnya aku kesal dengan Clarissa" ucap Kana.

"Hmm, kalian berdua yang disana!, lagi ngapain?" tanya Arsenio yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"Maaf pak" ucap Ana dan Kana bersamaan.

"Sudah saya katakan jika saya sedang berbicara di depan tolong di perhatikan!. Jika kalian tidak suka dengan pelajaran ini silakan keluar!". ucap Arsenio dengan ekspresi dinginnya.

Sementara Clarissa tersenyum puas melihat kearah Kana dan juga Ana. Berbeda halnya dengan yang lain tampak diam tidak memberi respon apapun.

Arsenio pun kembali melanjutkan menjelaskan materi hingga jam pelajaran berakhir.

"Gila, seram amat suamimu" bisik Kana setelah Arsenio keluar dari kelas.

"Itu yang katamu aku beruntung?, itu belum seberapa yang kamu lihat" ucap Ana.

"Hmm, ngak jadi. Aku tarik perkataanku tadi pagi" ucap Kana.

Ana yang mendengarnya pun menertawakan Kana.

"Juga ke kantin" ucap Roby yang baru saja datang menghampiri mereka.

"Ayo, aku juga sudah lapar nih" ucap Kana menyetujui.

Ana diam sejenak lalu berkata.

"Kalian saja,aku belum lapar. Soalnya sebelum ke kampus tadi aku sarapan" ucap Ana.

"Kan itu makan pagi Ana.., sekarang waktunya makan siang" jelas Kana.

"Iya benar apa yang dikatakan Kana, kalau tadi pagi pun kami juga sarapan" ucap Roby.

"Hmm, gimana ya" ucap Ana.

"Udah ngak usah banyak mikir. Ayo nanti keburu masuk mata kuliah selajutnya" ucap Kana lalu menarik tangan Ana agar segera ikut bersama mereka.

Sesampainya di kantin, Roby pun memesan tiga porsi makanan.

Sementara Ana mengeluarkan ponselnya lalu mengirimkan pesan pada Kana yang duduk didepannya.

Kana yang mengetahui ada pesan masuk segerah melihat isi pesan.

Mengetahui Ana yang mengirimkannya pesan segerah menatap Ana binggung. Lalu membuka pesan dan membacaya.

"Tolong bayarin dulu ya, aku lupa bawah uang" begitulah kiranya isi pesan dari Ana.

"Okley, kalau soal itu gampang" ucap Kana. Ana yang mendengarnya pun menghela nafas lega.

"Hal apa itu?" tanya Roby yang baru saja kembali dari tempat memesan.

"Bukan apa-apa ko" jawab Kana.

"Oh iya, hari minggu ini kalian sibuk ngak?" tanya Roby.

Kana dan Ana pun menatapnya lalu bertanya.

"Tidak, memangnya kenapa?"

Roby pun bergantian menatap Kana dan juga Ana.

"Kita nonton yuk, aku yang bayarin" ucap Roby antusias.

"Aku sih yes" Jawab Kana.

Roby dan Kana pun menatap Ana menunggu jawabanya.

"Hmmm, aku ngak janji tapi akan aku usahakan" jawab Ana.

"Soal izin?, tidak perlu khawatir aku akan meminta izin langsung sama ibumu" ucap Roby.

kana dan Ana pun saling bertatapan.

"Ngak perlu, biar aku saja!" ucap Ana cepat.

"Iya, nanti aku juga ikut membantunya agar mendapat izin" sambung Kana.

"Baiklah jika begitu".

Pesanan mereka pun datang, Kana, Ana dan juga Roby pun menyantap makan siangnya sambil berbincang-bincang.

Setelah selesai, mereka pun kembali ke kelas untuk mengikuti kelas berikutnya.

Di saat yang bersamaan Tampak Arsenio buru-buru keluar dari ruanganya lalu berjalan munuju kelas Ana.

"Permisi" ucap Arsenio, hal itu membuat semua mahasiswa melihat kearahnya termasuk Kana dan juga Ana.

"Iya, ada yang bisa saya bantu pak?" tanya dosen yang saat itu mengajar lalu datang menghampiri Arsenio.

"Maaf sebelumnya menggagu pak. Saya boleh meminjam satu masiswa di sini?" tanya Arsenio.

"Oh tentu saja pak, silakan".

"Semoga bukan aku orangnya" ucap Ana pelan yang masih dapat di dengar oleh Kana.

"Yang pakai baju coklat deretan ke tiga boleh ikut saya sebentar!" ucap Arsenio sambil menatap Ana.

Semuanya pun melihat kerah yang di maksudnya termasuk Clarissa dan juga Roby.

"Kenapa harus dia sih?, kan aku ketuanya kenapa bukan aku saja" gerutu Clarissa.

"Saya pak?" tanya Ana memastikan.

"Siapa lagi kalau bukan kau di deretan itu?" ucap Arsenio dingin.

"Udah, sana pergi!" bisik Kana.

Ana pun berdiri dari duduknya lalu berjalan menghampiri Arsenio.

"Kalau begitu saya permisi pak" ucap Arsenio.

"Iya silakan pak".

Arsenio pun menarik tangan Ana lalu membawahnya pergi. Hal itu disaksikan oleh semua teman kelas Ana.

"Aduh, gawat nih. Pasti sembentar lagi aku akan diserbu oleh berbagai pertanyaan" gumam Kana dalam hati.

"Memangngya ada hal apa?, dan kenapa harus Ana" gumam Roby.

"Mohon perhatiannya, saya akan melanjutkan kembali materinya".

Semuanya tampak fokus berbeda halnya dengan Roby dan juga Clarissa.

Di saat yang bersamaan Arsenio terus menarik tangan Ana dan membawa masuk ke dalam mobilnya.

"Kita mau kemana pak?" tanya Ana.

"Tidak perlu banyak bertanya, duduk diam dan pasang sabuk pengamannya!" ucap Arsenio dingin.

Arsenio pun melajukan mobilnya keluar dari area kampus. Mobil terus melaju dan Ana memilih diam sambil menatap jalan.

Setelah cukup lama dalam perjalanan mereka pun sampai, dari jauh terlihat Rangga telah menunggu kedatangan mereka.

Melihat kedatangan tuannya Rangga segerah menghampiri mereka. Sementara Arsenio dengan cepat turun dari mobil.

"Ini tuan, semuanya sudah saya urus sesuai perintah" ucap Rangga.

"Baik terima kasih. Jam berapa keberangkatannya?" tanya Arsenio.

"Sekitar setega jam lagi tuan" jawab Rangga.

Sementara Ana di dalam mobil menatap kedua lelaki itu dengan binggung.

"Ngapain dia membawahku kesini?, aku kan bisa ketinggalan materi" guamam Ana dalam hati.

Arsenio menatap Ana yang tetap diam di dalam mobil.

"Ngapain masih di dalam?, ayo cepat keluar!" ucap Arsenio dengan suara sedikit tinggi dari biasanya.

Mendengar itu pun, Ana segera keluar dari mobil tak lupa membawa ponselnya ikut keluar.

"Ngapai kau di dalam?, kau tidak lihat kita sudah sampai?" ucap Ardenio dengan nada suara yang sama.

"Maaf pak" ucap Ana pelan sambil merunduk, tidak berani manatap wajah suaminya.

Sementara Rangga yang menyaksikan itu memilih diam dan tidak mau ikut campur.

"Tolong kamu hendel semua pekerjaan kantor selama saya tidak ada dan lapor pada saya perkembanganya!" pinta Arsenio.

"Baik tuan" jawab Rangga.

Pandangan Arsenio beralih pada Ana yang sedari tadi diam.

"Ayo!" ucap Arsenio. Ana pun mengangkat kepalanya lalu menatap Arsenio.

"Hati-hati tuan" ucap Rangga.

Arsenio pun mengaguk lalu melangkah pergi di ikuti oleh Ana.

"Memangnya kita mau kemana sih?" gumam Ana dalam hati.

Arsenio berbalik menatap Ana.

"Kenapa jalanmu lampat sih?, ayo cepat!" pinta Arsenio, Ana pun sedikit berlari agar dapat mengimbangi langkah Arsenio.

"Maaf pak, memangnya kita mau kemana?" tanya Ana ragu.

"Amerika" jawab Arsenio singkat.

"Amerika?, tapi pak. Saya tidak membawah apapun selain hp" ucap Ana.

Arsenio menghentikan langkahnya lalu kembali menatap Ana dengan tatapan tajam.

"Bisakah kau diam?, dan ikut saja kemana saya pergi!" ucap Arsenio dengan penuh penekanan pada setiap kata yang di ucapkannya.

"Bisa pak" jawab Ana pelan.

Mereka pun kembali berjalan dan naik ke dalam pesawat.

"Hay ka😊, Terima Kasih telah membaca karya ini🤗, Jangan lupa like dan komennya pada setiap episod yang disukai, dengan begitu Author akan semangat dalam membuat ceritanya"

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!