Setelah selesai merapikan buku-buku, Arsenio berjalan menghampiri Ana dan juga Kana.
"Sepertinya kau berusaha menghindariku" ucap Arsenio sambil menatap Ana.
"Mana ada Pak?" jawab Ana secara spontan.
Arsenio tersenyum sinis mendengar jawaban Ana.
"Lalu apa yang kamu lakukan barusan?. Bukankah kau sedang bersembunyi?" tanya Arsenio.
“Ah…itu pak. Saya hanya takut bapak akan mengeluarkan saya dari kelas, karena saya telah menabrak mobil bapak tadi. Tapi saya benar-benar tidak bermaksud untuk tidak bertanggung jawab. Saya kan sudah memberikan kartu mahasiswa saya kepada bapak sebagai jaminan” jelas Ana panjang lebar.
Kana yang mendengar kata terakhir temannya pun terkejut.
“Ana … Ana …, baru kali ini aku mendengar kartu mahasiswa dipakai untuk jaminan” gumam Kana dalam hati.
“Kartu mahasiswa kau buat jaminan?, memangnya kartu mahasiswamu seberharga itu?, sehingga kau jadikan jaminan” tanya Arsenio lagi.
“Tentu saja saja Pak, itu salah satu barang berharga yang saya miliki” jawabnya polos.
Arsenio mengehela nafas panjang.
“Lalu kapan kau memperbaiki kerusakan mobil saya?”.
“Hmm, kalau boleh tau kira-kira berapa ya biaya memperbaiki mobil bapak?” tanya Ana.
“3 - 4 juta atau bisa jadi lebih dari itu" jawab Arsenio.
"Apa?. 3-4 juta?"
"Ya" sahut Arsenio mengiakan.
Ana menatap Kana dari samping
“Mana ada aku uang sebanyak itu”.
Ana kembali menatap Arsenio.
“Maaf Pak, tapi tabungan saya tidak cukup dengan uang sebanyak itu, adanya baru 2 juta. Apa saya bisa membayarnya dua kali Pak?, saya janji akan segera membayar sisanya dalam waktu dekat” ucap Ana.
“Baiklah, saya tunggu besok” ucap Arsenio lalu melangkah pergi.
“Besok?. Ngak besok juga Pak, mana bisa saya mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu satu hari” ucap Ana sambil berjalan mengikuti langkah Arsenio.
Kana yang melihat itu segera menahan tangan Ana agar tidak menyusul Arsenio ke ruangannya.
“Na…aku harus mengikuti Pak Arsenio ke ruangannya, aku ingin meminta tambahan waktu. Masa iya waktu yang dia berikan hanya satu hari” ucap Ana lalu melanjutkan langkahnya mengikuti Arsenio sedang menuju ruanganya.
“Pak, tolonglah tambahkan waktunya pak. Bagaimana saya bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu satu hari” keluh Ana yang kini sudah berada tepat di belakang Arsenio.
Arsenio meletakan buku beserta leptobnya ke atas meja kerjanya lalu berbalik menatap Ana yang juga ikut masuk ke dalam ruanganya.
“Pak tolonglah, beri aku tambahan waktu” ucap Ana mememohon seperti sedang memohon pada seseorang yang sudah lama dikenalnya.
Sementara Arsenio menatapnya dengan serius.
"Bukankah tadi pagi kau yang mengatakan akan memperbaiki mobilku setelah kau menyelesaikan kelas pagimu?".
“Iya Pak, tapi saya tidak tahu kalau biaya perbaikan mobil bapak semahal itu. Jadi saya bilang begitu,” jelas Ana.
"Kalau begitu saya kasih waktu satu minggu. Jika sudah sampai waktu yang sudah saya tentukan kau masih belum juga membayar, saya akan laporkan hal ini ke pihak yang berwajib" kata Arsenio serius.
"Satu minggu Pak?" tanya Ana lagi.
"Ya, sekarang kamu bisa pergi!"
“Pak, bisa ditambah sedikit lagi waktunya? Dua minggu atau sebulan gitu?” pinta Ana.
"Kalau tidak mau seminggu, ya sehari saja" ucap Arsenio.
"Tidak Pak, batas waktunya satu minggu. Jangan diubah-ubah lagi!" ucap Ana lalu berjalan menuju pintu.
"Untungan tampan, kalau tidak ...".
"Ngomong apa kau barusan?" tanya Arsenio sebelum Ana menyelesaikan ucapanya.
Ana berbalik kerahnya sambil tersenyum.
"Ngak bilang apa-apa ko, Pak. Terima kasih atas waktunya. Kalau begitu saya pamit" ucap Ana lalu segera meninggalkan ruangan Arsenio.
Sementara Arsenio masih menatapnya dengan tatapan dinginnya.
"Bagaimana?, apakah Pak Arsenio memberi tambahan waktu?" tanya Kana yang sudah menunggu Ana keluar dari ruangan Arsenio.
Ana menyandarkan tubuhnya ke dinding lalu berkata.
“Ya, dia memberiku waktu satu minggu. Tapi, kamu tau sendiri bagaimana mungkin dalam waktu sesingkat itu aku bisa mengumpulkan uang sebanyak itu”.
“Hmm bagaimana ya?. Oh iya, aku baru ingat” ucap Kana sambil tersenyum sementara Ana menatapnya bingung.
“Saya punya tabungan tapi tidak banyak, hanya ada satu juta. Tapi, kamu bisa menggunakannya untuk menambah biaya perbaikan mobil Pak Arsenio." jelas Kana.
“Ngak bisa. itu kan uang tabunganmu, mana bisa kamu berikan padaku untuk biaya perbaikan mobil Pak Arsenio” tutur Ana.
“Aku ngak mau tahu, pokonya kamu harus menerimannya. Kalau kamu tidak menerimanya, aku marah loh” ucap Kana serius.
Ana yang pun menghela nafas panjang.
“Baiklah, tapi aku akan tetap menggantinya nanti” ucap Ana. Kana pun mengangguk setuju.
“Ya udah, ngapain masih berdiri di sana?. Ayo pulang” tutur Kana sambil menarik tangan Ana untuk ikut dengannya.
Keduanya pun berjalan menuju area parkir kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments