Bab 7

Ana pun berlahan menghapus air matanya lalu pelan-pelan Ana mulai menceritakan kejadian yang di alaminya selepas pulang kuliah.

Kana yang mendengar cerita Ana pun terkejut. Tak habis pikir dengan tanggapan keluarga Arsenio tentang masalah yang menurutnya adalah hal yang sepeleh.

“Kenapa mereka seenaknya memutuskan hal sebesar ini?”.

“Aku pun tak tau Na, aku sudah mencoba menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi tapi keluarga Pak Arsenio seperti tak mendengarya” jelas Ana.

“Aku benar-benar belum mau menikah Na. Tolong beritahu aku apa yang harus aku lakukan sekarang. Terus bagaimana aku menjelaskan hal ini pada mamaku” ucap Ana yang kembali mengeluarkan air matanya.

Kana yang mendengarnya pun menarik Ana ke dalam pelukannya berharap Ana bisa tenang.

Di waktu yang bersamaan, suara ketukan pintu membuat Rany kembali membuka pintu yang kedua kalinya.

“Selamat sore” sapa salah satu dari ketiga pria yang ada di depan pintu.

Rany yang mengenali salah satu dari ketiganya itu pun terkejut.

“Ada hal apa yang membuat mereka datang ke sini?” batin Rany.

“Sore. Silakan masuk tuan?” ucap Rany mempersilakan.

Salah satu dari ketiga pria itu masuk dan duanya tinggal di luar.

“Apakah benar ini dengan rumah Larissa Putri Hana?” tanya Nicholas.

Ya orang yang dikenal Rany adalah Nicholas Saguna sang pengusaha terkenal di kotanya.

“Benar tuan, saya ibunya” jawab Rany.

Nicholas pun segerah mengungkapkan maksud kedatangannya.

“Langsung ke intinya saja, Saya datang ke sini untuk memberitahukan dua hal kepada ibu. Di antara kedua hal ini, ada hal buruk dan ada hal baik. Jadi ibu mau mendengarkan apa dulu?, baik atau buruk?” ucap Nicholas serius.

Rany yang mendengarnya pun ikut menampilkan raut wajah serius. Ia mulai merasa tak enak hati setelah mendengar ucapan Nicholas barusan. Secara, Ia juga bekerja di salah satu cabang perusahaan milik tuan Nicholas.

Setelah cukup lama diam, Rany pun menghela nafas panjang lalu berkata.

“Saya ingin mendengar kabar buruk terlebih dahulu Tuan” ucapnya ragu.

“Baiklah, pertama-tama atas nama keluarga Saguna saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada ibu atas perlakuan cucu saya Arsenio Saguna” ucap Nicholas.

Rany yang mendengarnya pun mengerutkan dahinya.

“Hal apa yang sebenarnya terjadi?” batin Rany sambil menatap Nicholas dengan serius.

Nicholas pun mulai menceritakan kejadian yang baru saja terjadi kemarin secara lengkap tanpa terkurang sedikit pun.

Rany membulatkan matanya, tubuhnya gemetar berusaha menahan amarahnya yang berlahan mulai menguasainya.

“Saya benar-benar minta maaf atas kesalahan putri saya tuan” ucap Rany sambil berusaha menenagkan dirinya.

Nicholas yang mendengarnya pun mengelengkan kepalanya.

“Tidak!. Itu bukan sepenuhnya salah putrimu, cucuku juga ikut bersalah dalam hal ini” jelas Nicholas.

“Itu adalah kabar buruknya. Sekarang apa ibu mau mendengarkan kabar baiknya?” tanya Nicholas.

Rany pun menggaguk setuju.

“Baik, kabar baiknya adalah, izinkan cucu saya mempertanggung jawabkan perbutanya dengan cara menikahi putri ibu” jelas Nicholas.

“Saya harap ibu mempertimbangkan apa yang telah saya sampaikan tadi” sambung Nicholas.

Rany diam, mengingat apa yang dikatakan Nicholas dengan keadaan putrinya yang masih cukup mudah untuk melangsungkan pernikahan.

Di waktu yang sama Ana menatap Kana serius.

“Sepertinya diluar ada tamu, apa kau mendengarnya?” tanya Ana.

“Ya sepertinya begitu” jawab Kana sambil menganguk.

Keduanya berlahan turun dari ranjang lalu membuka pelan pintu kamar dan melihat ke arah ruang tamu.

Seketika Ana membulatkan kedua matanya, denyut jantung Ana berdebar tak mentu, rasa khawatir mulai menyelimuti dirinya. Hal itu tak luput dari pandangan Kana. Ana dengan cepat menutup kembali pintu kamarnya.

“Kenapa?, apa kamu kenal orang itu?” tanya Kana sambil menatap Ana yang berjalan mondar-mandir.

“Pasti mamaku sangat kecewa, apa yang harus aku lakukan” ucap Ana dengan tangan kanan meremas ujung bajunya.

Setelah melihat keadaan Ana dan mendengar ucapannya Ia pun mengerti.

“Kamu tenang dulu, mohon dengarkan aku dulu!” pinta Kana sambil menahan Ana agar berhenti untuk berjalan mondar-mandir.

“Bangaimana aku bisa tenang Na?, mereka serius dengan apa yang telah mereka ucapkan” ucap Ana berusaha menahan tagisnya.

“Dengarkan aku, tarik nafas dalam-dalam lalu berlahan keluarkan melalui mulut” pinta Kana.

Tampa pikir panjang Ana pun menuruti apa yang di ucapkan Kana. Dan benar saja Ana berlahan meresa sedikit tenang.

Melihat Ana mulai tenang, Kana melangkah lebih dekat lalu menatap Ana serius.

“Kita keluar ya?, dan cobalah untuk menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi” ucap Kana.

Ana mengelengkan kepala lalu berkata

“Ngak, aku ngak bisa”.

“Tidak. Kamu harus pasti bisa. Selagi ada ada waktu tidak ada salahnya untuk mencoba”

ucap Kana berusaha menyakinkan Ana.

Setelah cukup lama berpikir Ana pun menyetujui saran Kana dan berlahan berjalan keluar dari kamar di temani oleh Kana.

Nicholas yang melihatnya pun tersenyum, hal itu membuat Rany berbalik menatap Ana yang kini berada di belakangnya.

Tidak menunggu waktu lama Ana berjalan dan berhenti tepat di depan ibunya, lalu berlahan duduk berlutut di depan ibunya.

“Ma, Ana benar-benar minta maaf. Izinkan Ana menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi. Mohon mama percaya pada Ana” ucap Ana dengan air mata mengalir membasahi pipinya.

“Ma, mama dengar aku kan?” ucap Ana saat ibunya tak begreming sedikitpun, tatapan ibunya lurus ke depan tampa ekspresi.

“Saya sudah menjelaskan semua hal ke pada ibumu, jadi maukah kamu menerima pertanggung jawaban dari cucu saya Arsenio Saguna?. Tanya Nicholas pada Ana.

“Ngak!, tidak ada yang perlu di pertanggung jawabkan, toh itu adalah kecelakaan” tutur Ana sambil menatap Nicholas dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajahnya.

Setelah melakukan banyak pertimbangan, Rany pun menatap Nicholas serius.

“Saya pikir saya tidak punya alasan untuk menolak cucu dari tuan untuk mempertangung jawabkan perbuatanya” ujar Rany.

Nicholas yang mendengarnya pun tersenyum.

“Keputusan yang baik Rany. Saya sangat menghargai keputusanmu” ucapanya.

Semntara Ana dan Kana tak percaya dengan apa yang mereka dengarnya.

“Tapi ma, mama jangan asal memutuskan, Ana belum menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi” ucap Ana sambil mengengam erat kedua tangan ibunya.

“Tidak ada lagi hal yang perlu dijelaskan. Semuanya sudah jelas!” ucap Rany tanpa menatap Ana.

“Tapi ma”.

Belum sempat Ana melanjutkan ucapanya, Nicholas segera memotong pembicaraannya.

“Terima kasih telah mempercayakan cucu saya untuk menjaga putrimu, dalam waktu dekat ini orang-orangku akan mengurus segala keperluan pernikahannya” ucap Nicholas.

“Saya rasa semuanya sudah cukup jelas, kalau begitu saya izin pamit” sambung Nicholas lalu berdiri dari duduknya.

“Iya silakan tuan, sekali lagi mohon maaf atas kesalahan putri saya” ucap Rany sambil ikut berdiri dari duduknya.

Nicholas yang mendengarnya pun membalas dengan senyuman lalu melangkah pergi.

“Ma Ana benar-benar minta maaf, tapi tolong percayalah pada Ana kali ini saja” ucap Ana dengan tatapan seduh.

Tanpa berkata apapun, Rany pun melangkah pergi meninggalkan Ana dengan posisi masih berlutut.

“Ma…..Ana benar-benar minta maaf” teriak Ana yang masih dapat didengar oleh ibunya namun Rany bersikap seakan tak mendengarnya.

Kana yang melihat itu pun melangkah menghampiri Ana lalu membantunya untuk berdiri.

“Na, pasti mamaku kecewa, mama menyesal punya anak seperti aku kan?” ucap Ana dengan tatapan seduh dan air mata yang tak henti-hentinya menetes.

Kana lagi-lagi memeluk Ana dengan erat. Tidak ada yang bisa Ia lakukan selain menenagkan Ana.

“Mamamu hanya butuh waktu untuk menerimannya, dan Ia tidak akan menyesal seperti yang dikatakan olehmu, toh kamu anak yang baik” ucap Kana berusaha menenangkannya.

"Hai ka👋, terima kasih telah membaca karya ini😊, jangan lupa komen dan like pada setiap episod yang di sukai, dengan begitu Author akan lebih semangat dalam membuat ceritanya".

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!