Gantengnya.

Part 13

_____

“Marsya! Marsya!” teriak Wardani mengejar Marsya yang berlari terus masuk ke dalam rumah. Kemudian langkah kakinya terhenti di pertengahan anak tangga.

“Maaf nona Wardani! Saya lagi tidak ingin di ganggu.” Ucap Marsya kemudian ia berlari kembali menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamar dengan membanting pintu kamar yang amat kuat.

Bam!!

Suaranya terdengar sampai kebawah.

“Biarkan saja dia seperti itu, nanti dia akan tenang sendiri istriku.” Ucap tuan Agung dari belakang Wardani.

“Tapi suamiku!” sahut Wardani terputus.

“Sudah biarkan saja. Bukankah kamu hari ini ada pemotretan.” Sambung tuan Agung.

“Ya ampun! Hampir lupa, kalau begitu aku pergi dulu ya sayang.” Ucap Wardani sambil memberi ciuman di pipi tuan Agung.

“Hati-hati!” ucap tuan Agung.

“Iya!” Wardani melangkahkan kaki dan berjalan meninggalkan tuan Agung yang masih berdiri di bawah anak tangga.

“Tuan! Sore ini kita di undang tuan Hans di rumahnya. Karena hari ini adalah hari jadi pernikahan tuan Hans yang ke tiga puluh tahun.” Tarjok datang dengan memberitahu.

“Baik! Nanti kita akan pergi, sekarang kamu pesan beberapa gaun dan sepatu buat Marsya. Jika sudah datang kamu bisa membawanya ke kamarnya.” Perintah tuan Agung.

“Baik tuan! Saya permisi.” Tarjok membalikkan badannya dan pergi meninggalkan tuan Agung yang masih berdiri di bawah anak tangga.

“Sebaiknya aku temui dia di atas.” Gumam tuan Agung melangkahkan kakinya menaiki anak tangga. Perlahan-lahan ia mendekati kamar Marsya. Tanpa basa-basi ia membuka kamar dan masuk kedalam.

Ia melihat Marsya yang sedang berdiri di jendela. Kemudian ia melangkahkan kaki dan mendekatinya.

“Apakah kamu masih ingin terus seperti ini?” tanya tuan Agung sambil duduk di tepian ranjang Marsya.

Marsya hanya diam dan terus menatap keluar jendela.

“Marsya saya tanya sekali lagi! Apakah kamu ingin menunjukkan sikap seperti ini kepada kedua orang tua kamu. Apa kamu masih terus ingin bersedih. Bukankah kedua orang tua kamu sudah tenang di alam sana! Kenapa kamu masih seperti ini, apakah kamu tidak ingin melihat kedua orang tua kamu senang melihat kamu sudah merelakan kepergian mereka. Jika sikap kamu seperti ini, kedua orang tua kamu pasti bersedih dan tidak akan tenang di sana.” Teriak tuan Agung.

“Baiklah jika kamu tidak ingin berbicara lagi kepada saya. Saya akan pergi.” Bentak tuan Agung sambil beranjak meninggalkan kamar Marsya.

Braak!

Tuan Agung menutup pintu kamar Marsya sangat kuat. Kemudian Marsya membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya berjalan menuju tepian ranjang dan menjatuhkan badannya sambil terlentang.

“Tuan dan nona sudah baik ke saya! Saya tidak lagi bersedih, saya sudah ikhlas. Cuman saya tidak mengerti, kenapa kedua orang tua saya begitu tragis meninggalkan saya.” Gumam Marsya sambil melihat langit-langit kamarnya.

“Huft!” Marsya menarik nafas panjang kemudian ia bangkit dan berjalan keluar dari kamarnya.

“Rasanya lapar sekali dan haus.” Gumam Marsya pelan sambil berjalan menuruni anak tangga. Ketika ia hendak melewati ruang tamu, ia melihat tuan Agung sedang duduk santai sambil minum teh dan di temani laptop.

“Kenapa tuan Agung masih disini!” ucap Marsya sambil melirik tuan Agung dan kemudian ia terus berjalan ke arah dapur.

Ketika Marsya melewatinya, tuan Agung pura-pura tidak melihatnya. Hingga Marsya sudah jauh dan masuk ke ruang dapur baru ia melirik dan menolehkan kepalanya.

“Ada apa dengan gadis itu.” Gumam tuan Agung pelan.

Hampir dua puluh menit lamanya Marsya tidak keluar dari dapur. Sedangkan tuan Agung terus melirik dan melirik ke arah ruang dapur. Hingga Marsya memunculkan wajahnya dan keluar dari dapur baru tuan Agung pura-pura mengetik dan sibuk bekerja menghadap laptopnya.

Marsya tidak memperdulikan tuan Agung. Ia hanya berjalan terus dan menaiki anak tangga untuk kembali ke kamarnya.

Tak lama kemudian datanglah Tarjok dengan membawa beberapa bungkusan belanjaan yang di pesan oleh tuan Agung.

“Tuan! Ini pesanan Anda.” Seru Tarjok memberitahu.

“Berikan kepada nona Marsya dan bilang bersiaplah karena jam lima nanti kita akan pergi ke rumah tuan Hans.” Seru tuan Agung.

“Baik!” Tarjok pun naik menuju kamar Marsya.

Tok!

Tok!

“Masuk.” Sahut Marsya dari dalam kamarnya.

“Nona ini buat nona! Tuan menyuruh nona untuk menemani ia pergi ke rumah tuan Hans.” Ucap Tarjok menyampaikan pesan dari tuan Agung.

“Apa! Apa tidak bisa nona Wardani menemaninya.” Ucap Marsya yang terkejut dan bangkit dari duduknya.

“Ini perintah dari tuan.” Jawab Tarjok dengan gugup.

“Baiklah kalau begitu saya mau istirahat dulu.” Sahut Marsya.

“Baik nona.” Tarjok membalikkan badan dan pergi dari kamar Marsya.

“Ini baru jam tiga sore, masa suruh bersiap-siap! Lebih bagus tidur dulu.” Ucap Marsya kemudian menjatuhkan badannya dengan cara telungkup di atas ranjangnya.

Jam pun terus berjalan, sedangkan tuan Agung sudah sangat lama menunggu Marsya di bawah. Tuan Agung menunggu Marsya cukup lama hingga jarum jam panjang menunjukkan pukul 05:10 menit. Membuat tuan Agung menjadi tidak sabar dan naik ke kamar Marsya.

“Marsya!” teriak tuan Agung saat membuka pintu kamarnya.

“Ada apa!” ucap Marsya yang terbangun sambil mengucek matanya ketika mendengar suara teriakan tuan Agung.

“Ayo bangun dan mandi!” tuan Agung menggendong Marsya dan menceburkannya ke dalam bak mandi.

Byur!!

“Tuan apa yang anda lakukan!” Marsya kaget dan mengusap wajah nya yang basah akibat di ceburkan ke dalam bak mandi.

“Apa kamu lupa kita akan pergi ke rumah tuan Hans. Apa perlu saya yang memandikan kamu.” Ucap tuan Agung sambil mendekatkan dirinya ke Marsya.

“Maaf tuan, saya lelah jadi lupa.” Jawab Marsya dengan gugup.

“Cepat! Jangan banyak alasan. Saya tunggu di luar.” Tuan Agung kemudian keluar dari kamar mandi dan duduk di sofa kamar Marsya.

Beberapa menit kemudian Marsya pun keluar dari kamar mandinya. Ia terkejut melihat tuan Agung sedang duduk dan masih berada di dalam kamarnya.

“Tuan! Saya ingin memakai baju.” Seru Marsya dengan gugup.

“Tidak perlu banyak alasan! Pakai saja baju kamu di depan saya. Lagian saya juga gak bakal selera dengan kamu.” Seru tuan Agung sambil melihat buku novel yang berjudul Gantungan Kunci Tua.

“Baiklah kalau begitu tuan jangan mengintip.” Ucap Marsya lalu menjatuhkan handuknya ke lantai.

“Sapa yang mau melihat anak kecil seperti kamu.” Sahut tuan Agung kemudian tidak sengaja melihat tubuh indah Marsya.

Indah sekali! Semua begitu masih sempurna.

Batin tuan Agung yang tercengang.

“Tidak! Tidak!” tuan Agung sambil menggelengkan kepalanya.

“Apa yang tidak tuan!” tanya Marsya yang kesusahan menarik kancing baju gaun belakangnya.

“Itu kamu mau saya bantu.” Tuan Agung berdiri lalu mendekatkan diri dan memegang kancing resleting belakang baju Marsya.

“Tuan saya bisa sendiri.” Ucap Marsya gugup.

“Saya suami kamu! Bukan orang lain, jadi saya berhak membantu kamu.” Ucap tuan Agung sambil membelai sedikit tubuh bagian belakang yang terlihat.

“Tuan! Kamu mau ngapain.” Marsya merasa kurang nyaman.

“Bantu kamulah! Jangan mikirin yang tidak-tidak. Cepat kamu rapihkan rambut kamu dan segera berdandan.” Ucap tuan Agung setelah selesai membantu Marsya.

Beberapa menit kemudian Marsya pun selesai. Dengan gaun yang anggun berwarna biru dongker yang senada dengan setelan jas tuan Agung.

“Tuan! Apakah ini tidak terlalu berlebihan. Dan gimana dengan nona Wardani nanti.” Tanya Marsya dengan gugup.

“Soal istri saya dia tidak mungkin pulang cepat. Karena ia ada pemotretan dan hal lainnya, kalau tidak tengah malam paling besok pagi ia pulang. Ayo kita sudah terlambat.” Ucap tuan Agung sambil berjalan duluan.

****

Kediaman tuan Hans

“Selamat tuan Hans dan nyonya Lily.” Ucap tuan Agung memberi selamat.

“Siapa lagi yang tuan Agung bawa. Kelihatan begitu spesial dari yang lain.” Tanya tuan Hans sambil menatap dengan genit ke Marsya.

“Saya Asisten baru tuan Agung.” Ucap Marsya sambil memberi hormat.

“Pandai juga kamu ya tuan Agung.” Sahut tuan Hans sambil menepuk pundak tuan Agung.

Tak lama kemudian datanglah seorang pemuda yang ganteng dan gagah memakai setelah jas berwarna putih yang di kombinasikan dengan warna gold. Lalu pemuda tersebut menyapa tuan Agung.

“Terimakasih sudah datang tuan Agung! Saya adalah anak tertua dari tuan Hans dan nyonya Lily. Dan nama saya adalah tuan muda Alexdian.” Sambil menjulurkan tangannya memberi salam.

“Kalau saya tuan Agung Laksmana! Dan yang di sebelah saya adalah Asisten saya bernama Marsya Aulia.” Ucap tuan Agung memperkenalkan.

“Salam tuan!” Marsya memberi salam sambil tersenyum.

“Apakah saya boleh mengajak Asisten tuan.” Tanya tuan muda Alexdian.

“Apa!” tuan Agung terkejut.

“Boleh! Mari tuan, saya akan temani tuan.” Jawab Marsya dengan polosnya.

“Kalau begitu saya permisi dulu dan pinjam Asisten tuan.” Sahut tuan muda Alexdian sambil menggandeng tangan Marsya.

“Marsya! Beraninya kamu mengiyakan orang lain.” Gumam di dalam hati tuan Agung dengan wajah yang memerah.

Sedang Marsya merasa senang melihat ada seorang pria sebaya dengannya dan mengajaknya berbicara.

Wah! Pemuda ini ganteng sekali, kalau ini baru cocok buat Marsya.

Gumam Marsya di dalam hati sambil menatap wajah tuan muda Alexdian.

Kemudian tuan muda Alexdian dan Marsya pun berbincang-bincang. Mereka satu sama lain tertawa. Hingga membuat tuan Agung merasa jengkel.

Beraninya ia tersenyum dan tertawa selepas itu di hadapan orang lain. Tidak boleh dibiarkan.

Batin tuan Agung yang selalu memperhatikan gerak-gerik mereka.

“Tuan Agung! Apakah anda sedang sakit.” tanya tuan Hans cemas ketika melihat wajah tuan Agung yang sangat merah padam.

“Iya! Saya sakit, maaf tuan sebaiknya saya pamit pulang dulu dan ini kado pernikahan buat tuan Hans dan nyonya Lily.” Sahut tuan Agung sambil memberi sebuah kalung berlian berwarna ungu muda. Kemudian ia berjalan mendekati tuan Alexdian dan Marsya.

“Tuan muda Alexdian, saya permisi pamit dulu. Dan saya ingin membawa asisten saya pulang.” Sambil menarik tangan Marsya.

“Tuan muda Alexdian! Sampai berjumpa lagi.” Ucap Marsya sambil melambaikan tangannya.

Kemudian tuan Alexdian membalas lambaian Marsya.

Bersambung..

Nama : Alexdian

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Tuan muda di pertambangan batu berlian dan batu bara.

Terpopuler

Comments

Esa Aurelia

Esa Aurelia

Waduh Kim bum..

2022-01-26

0

Fatma Kodja

Fatma Kodja

rasain tuan agung makanya jangan sok jual mahal pakai bilang tidak selera dan bahkan bilang tipe cewek idaman, akhirnya dapat saingan Alexdian, ayo Alexdian dekati Marsya biar tuan Agung cemburu ☺️☺️☺️☺️

2021-12-13

0

Afifatul Izzah

Afifatul Izzah

up lagi donk Thor 😆

2021-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Di Rumah Sakit
2 Pertemuan.
3 Berdebat dengan Ayah.
4 Syarat
5 Merubah penampilan.
6 Rumah baru.
7 Terpaksa menikah.
8 Aku bukan istrimu.
9 Siapa pembunuh ibuku
10 Sopan santun hari ini hilang.
11 Minta jatah.
12 Tertangkap
13 Gantengnya.
14 Tanda merah
15 Wardani pergi ke Bali.
16 Suara apa itu tuan?
17 Wardani ketahuan selingkuh
18 Tuan Agung dan Marsya di fitnah.
19 Marsya di dorong.
20 Selang oksigen Marsya di gunting.
21 TPU
22 Tuan Agung memang hebat.
23 Jumpa Fans
24 Tisu berserakan.
25 Saya Masih perjaka bukan perawan
26 Telepon dari siapakah itu?
27 Apartemen Surya di kota S
28 Rumah Sakit kota S
29 Demi bunga mawar merah muda.
30 Flashback
31 Ukuran tidak menjamin.
32 Kalau begitu ceraikan dia.
33 Ada bidadari di Vila
34 Lemas.
35 Di Hotel
36 Bandara.
37 Gedung Putih
38 Kamu memang lemah
39 Berbelanja.
40 Salah membangunkan
41 PT.Jaya.
42 Kabur dari sel tahanan.
43 Burung yang tidak bersayap.
44 Pikiran Marsya.
45 Baju gaun sexy.
46 Di dalam kamar.
47 Luar biasa
48 Toko perhiasan.
49 Wardani menyerahkan diri.
50 Dalam kamar.
51 Amplop yang sama datang.
52 Linglung di buat surat.
53 Keras kepala.
54 Jangan pergi tanpa pesan.
55 Akhirnya Tarjok menikah.
56 Kopi penambah stamina.
57 Wisata Alam.
58 Tidak mungkin.
59 Jangan Buat Nona bersedih
60 Biasanya kalau ibu hamil Ngidam.
61 3 bulan telah berlalu.
62 Hasil USG.
63 Hati menjadi gusar.
64 Telepon nomor Luar.
65 Ronde yang tertunda.
66 Marsya melahirkan.
67 Rutan Khusus Perempuan (Tamat)
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Di Rumah Sakit
2
Pertemuan.
3
Berdebat dengan Ayah.
4
Syarat
5
Merubah penampilan.
6
Rumah baru.
7
Terpaksa menikah.
8
Aku bukan istrimu.
9
Siapa pembunuh ibuku
10
Sopan santun hari ini hilang.
11
Minta jatah.
12
Tertangkap
13
Gantengnya.
14
Tanda merah
15
Wardani pergi ke Bali.
16
Suara apa itu tuan?
17
Wardani ketahuan selingkuh
18
Tuan Agung dan Marsya di fitnah.
19
Marsya di dorong.
20
Selang oksigen Marsya di gunting.
21
TPU
22
Tuan Agung memang hebat.
23
Jumpa Fans
24
Tisu berserakan.
25
Saya Masih perjaka bukan perawan
26
Telepon dari siapakah itu?
27
Apartemen Surya di kota S
28
Rumah Sakit kota S
29
Demi bunga mawar merah muda.
30
Flashback
31
Ukuran tidak menjamin.
32
Kalau begitu ceraikan dia.
33
Ada bidadari di Vila
34
Lemas.
35
Di Hotel
36
Bandara.
37
Gedung Putih
38
Kamu memang lemah
39
Berbelanja.
40
Salah membangunkan
41
PT.Jaya.
42
Kabur dari sel tahanan.
43
Burung yang tidak bersayap.
44
Pikiran Marsya.
45
Baju gaun sexy.
46
Di dalam kamar.
47
Luar biasa
48
Toko perhiasan.
49
Wardani menyerahkan diri.
50
Dalam kamar.
51
Amplop yang sama datang.
52
Linglung di buat surat.
53
Keras kepala.
54
Jangan pergi tanpa pesan.
55
Akhirnya Tarjok menikah.
56
Kopi penambah stamina.
57
Wisata Alam.
58
Tidak mungkin.
59
Jangan Buat Nona bersedih
60
Biasanya kalau ibu hamil Ngidam.
61
3 bulan telah berlalu.
62
Hasil USG.
63
Hati menjadi gusar.
64
Telepon nomor Luar.
65
Ronde yang tertunda.
66
Marsya melahirkan.
67
Rutan Khusus Perempuan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!