Tertangkap

Part 12

______

“Selamat pagi tuan.” Sapa dengan hormat para penjaga yang berada di depan pintu kantor tuan Agung.

“Pagi!” sapa Marsya sambil melemparkan senyuman manisnya. Kemudian berjalan di belakang tuan Agung.

“Siapa gadis manis dan cantik yang bersama tuan Agung ya?” ucap para penjaga sambil melihat Marsya yang sedang ikut berjalan di belakang tuan Agung.

“Pagi tuan.” Sambut serentak para pegawai yang berada di ruangan kantor tuan Agung.

Tuan Agung pun memberhentikan langkahnya di tengah-tengah para karyawannya. Marsya pun ikut berdiri di belakang tuan Agung.

“Saya ingin memberitahukan bahwa kita kedatangan anggota baru.” Ucap tuan Agung, kemudian menyambungkan perkataannya.

“Dia adalah Marsya! Asisten pribadi saya, jika kalian butuh sesuatu dan ingin menyampaikan sesuatu kepada saya. Kalian tinggal cari dia saja.” Seru tuan Agung memberitahu.

“Halo! Nama saya Marsya Aulia.” Sapa ramah Marsya sambil melambaikan tangannya.

“Wah cantik sekali! Baru kali ini ada pegawai tuan yang cantik.” Suasana menjadi sangat ramai membahas Marsya. Kemudian ada satu karyawan wanita yang menaikkan bibirnya sambil menatap sadis Marsya. Karyawan wanita itu pun membalikkan badannya dan meninggalkan kerumunan yang masih membahas tentang Marsya.

“Marsya! Cepat ikut saya, dan kalian berhenti berbicara lebih bagus banyak bekerja dari pada banyak berbicara, kalau tidak gaji kalian akan saya potong.” Ucap tuan Agung sambil membalikkan badannya dan meninggalkan ruang kerja karyawannya.

“Saya permisi dulu ya?” ucap Marsya sambil mengikuti tuan Agung dari belakang.

Marsya dan tuan Agung berjalan lurus kemudian menaiki lift. Di dalam lift, Marsya hanya diam tak berani berkata apa pun. Tak lama mereka pun sampai di lantai ruangan kerja tuan Agung.

Tak jauh dari lift mereka berjalan, sampailah di depan ruangan yang bertulisan Presdir Agung Laksmana. Dan di depan ruangan tuan Agung, sudah terletak meja dan kursi yang sangat nyaman untuk di duduki

.

“Marsya ini adalah meja kamu!” ucap tuan Agung berhenti tepat di sebuah meja yang sudah dibuat sangat nyaman.

“Kalau ruangan tuan yang mana?” tanya Marsya dengan polosnya.

“Apa kamu tidak bisa baca! Kamu lihat ada nama saya sudah terpajang di depan pintu tepat di depan meja kerja kamu. Ruangan saya juga transparan, apa kamu tidak bisa melihat.” ucap tuan Agung dengan nada kesal.

“Gitu saja pun marah! Nanti cepat tua dan wajahnya menjadi bergelambir.” Gumam Marsya sambil beranjak melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya.

“Apa tadi kamu bilang!” tuan Agung dengan wajah yang kesal dan memegang pergelangan tangan Marsya.

“Tidak! Saya bilang, saya tidak ingin makan banyak biar tubuh saya tetap cantik tuan. Soalnya di sini cowoknya ganteng-genteng tuan.” Jawab Marsya tanpa memikirkan perasaan tuan Agung.

“Cari lah pria tampan dan kaya. Agar kamu bisa melunasi hutang kamu.” Ucap tuan Agung lalu beranjak pergi meninggalkan meja Marsya dan masuk keruangan nya.

Braak!!

“Dia bilang wajah saya sudah tua dan dia pikir dia bisa cari pengganti saya di sini. Coba saja kalau dia bisa.” Gumam tuan Agung sambil menatap Marsya dari ruang kerjanya.

Tap!

Tap!

Marsya menoleh kearah suara hentakan sepatu tumit tinggi wanita yang sedang berjalan. Ternyata wanita tadi yang tidak suka dengan Marsya. Wanita itu pun terus berjalan kemudian berhenti di depan pintu ruangan tuan Agung. Dengan sigap Marsya berdiri di samping wanita tadi.

“Apa ada yang bisa saya bantu nona?” tanya Marsya menghentikan langkah wanita tadi.

“Kamu masih anak baru disini, jadi saya tidak butuh bantuan kamu.” Ketus wanita tadi.

“Maaf nona Tasya. Itu perintah tuan Agung tadi.” Marsya menjawab sambil melihat bet nama wanita tadi.

“Kamu tahu dari mana kalau saya ini Tasya?” tanya wanita tadi yang merasa kesal.

“Itu!” Marsya menunjuk bet nama wanita tadi.

“Saya tidak butuh kamu!” wanita itu mendorong Marsya hingga ia mundur beberapa langkah kebelakang.

“Tuan! Ini dokumen- dokumennya sudah siap.” Tasya masuk kedalam ruangan tuan Agung sambil berjalan mendekati tuan Agung dengan sedikit merayu.

Sedangkan Marsya hanya melihat dari meja kerjanya dengan tatapan yang tidak bisa kita artikan. Sedangkan tuan Agung melihat tatapan itu dan membuatnya semakin panas.

“Apa kamu tidak bisa meletakkan dokumen itu ke meja asisten saya.” Bisik tuan Agung dengan menarik tubuh Tasya sambil berbisik di telinganya.

“Dasar! Sama saja dengan istrinya.” Gumam Marsya merasa kesal melihat tingkah laku tuan Agung. Ia pun pergi beranjak dari meja kerjanya.

Ketika tuan Agung sadar jika Marsya sudah tidak ada lagi di meja kerjanya, ia melepaskan Tasya sambil berkata.

“Pergi dari ruangan kerja saya dan jangan coba merayu saya! Karena kamu bukan tipe wanitaku.” Seru tuan Agung sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

“Ba baik tuan.” Tasya pun berbalik meninggalkan ruangan tuan Agung.

“Dimana Marsya! Bisa-bisanya menghilang seperti hantu.” Gumam tuan Agung sambil melirik meja kerja Marsya.

Sedangkan Marsya terus berjalan, dia berkeliling kantor tuan Agung.

“Hem! Begini sudah lama tidak berjalan-jalan.” Marsya berjalan di koridor kantor sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

“Ibu! Lihatlah putrimu sudah bekerja di suatu perusahaan yang besar.” Gumam Marsya dalam hati.

Sedangkan tuan Agung merasa cemas, hampir setengah jam Marsya tidak balik ke mejanya. Ia mondar-mandir di depan ruang mejanya, kemudian telepon dia berdering.

Bfft!

Bfft!

📲 “Hallo!” sahut tuan Agung.

📲 “Apa! Ayah Marsya di gebukin orang hingga tewas.” Tuan Agung terkejut mendengar berita dari pihak kepolisian.

📲 “Baiklah! Urus pemakamannya. Nanti saya akan ke sana.” Tuan Agung menutup teleponnya.

Kemudian tuan Agung memencet telepon kantor dan menghubungi bagian Cctv kantor, agar mengetahui dimana Marsya sekarang.

Tak lama kemudian penjaga menemukan Marsya. Ternyata ia sedang duduk di taman belakang kantor. Penjaga itu pun mendekatinya lalu menyampaikan pesan yang sudah di bilang oleh tuan Agung.

“Nona! Tuan ada pesan buat anda.” Ucap kedua penjaga kepada Marsya.

“Hem! Bilang saja.” Marsya masih menikmati indahnya taman yang dialiri air pancur dan beberapa bunga yang bermekaran.

“Ayah nona telah meninggal dunia akibat di pukuli orang.” Penjaga memberitahu.

“Ha!” Marsya tertegun dan terdiam. Kemudian ia melangkahkan kakinya berjalan menuju ruangan tuan Agung.

Setelah berjalan dengan cukup cepat ia sampai di depan ruang kerja tuan Agung. Ia berdiri dengan lemah ia mengangkat tangan dan mengetuk pintu.

Tok!

“Masuk saja!” sahut tuan Agung.

“Tuan! Apakah yang disampaikan tadi itu benar?” tanya Marsya dengan wajah datar.

“Iya! Saya turut berduka buat kepergian kedua orang tua kamu.” Ucap tuan Agung.

“Tidak! Dia bukan ayah saya, dia tidak menginginkan seorang anak perempuan terlahir di dunia. Dia hanya membuat saya dan ibu saya bekerja terlalu keras.” Ucap Marsya dengan wajah yang mulai berubah dan sempoyongan. Kemudian ia terjatuh dan terduduk. Sedangkan tuan Agung hanya memperhatikan Marsya.

“Dia bukan ayah saya! Dia bukan ayah saya!” teriak Marsya kemudian menangis tersedu-sedu.

“Marsya!” tuan Agung berjalan cepat, kemudian memeluk Marsya.

“Tuan dia bukan ayah saya! Biarkan saja ia meninggal seperti itu, itu semua adalah karma yang harus di terimanya. Rasa sakit yang ibu saya rasakan tidak sebanding dengan apa yang di dapatnya.” Marsya berbicara sambil menggelengkan kepalanya dan meluapkan apa yang pernah ia rasakan.

“Sayang!” kemudian Wardani datang dengan nafas yang memburu akibat berlari untuk memberitahu kabar, bahwa pelakunya sudah tertangkap.

“Sayang! Ada apa ini.” Wardani bingung perlahan ia mendekati Marsya dan tuan Agung.

Ketika Marsya menyadari bahwa Wardani datang. Ia memegang tangan Wardani sambil berkata.

“Nona! Dia bukan ayah saya, dia pantas menerima semua ini. Nona dia tidak menerima saya sebagai anaknya. Jadi dia bukan ayah saya.” Ucap Marsya sambil tersedu-sedu. Dan menundukkan kepalanya.

“Marsya! Jika kamu tidak menganggap ia sebagai ayah kamu, kenapa kamu seperti ini.” Tanya Wardani terang-terangan.

“Karena saya! Karena saya!” Marsya gugup kemudian menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya.

“Sudah jangan menangis! Saya tahu kamu menyayangi kedua orang tua kamu. Sekarang mari kita datang ke pemakaman terakhir ayah kamu.” Ucap Wardani berusaha menenangkan diri Marsya.

Suasana kantor menjadi ramai dan mereka melihat dari luar kantor tuan Agung. Dengan sigap tuan Agung memencet tombol dan membuat ruangan itu menjadi tidak terlihat dari luar.

“Apa yang sebenarnya terjadinya.” Bisik para karyawan.

“Ayahnya katanya meninggal dunia.” Ucap yang lain.

“Kasihan ya! Mana baru pertama kali kerja.” Sahut yang lain.

“Apa sudah siap membahas orang lain. Kalau kalian sudah siap! Silahkan pilih pulang ke rumah atau berusaha bekerja tanpa banyak berbicara.” Tegas tuan Agung yang tiba-tiba datang.

“Maaf! Tuan.” Serentak para pegawai menundukkan kepalanya lalu mereka masing-masing beranjak duduk kembali.

Beberapa menit kemudian keluar Marsya, Wardani dan tuan Agung. Tuan Agung berhenti diruang karyawannya lalu berkata.

“Saya dan Marsya mau pergi ke pemakaman orang tuanya. Kalian bekerja yang bagus jangan sampai besok kalian sudah tidak duduk di sini lagi.” Tegas tuan Agung memberitahu.

“Baik tuan!” jawab serentak karyawan. Sedangkan Tasya hanya menatap tajam ke arah Marsya dan Wardani.

Tuan Agung, Marsya dan Wardani pun berjalan menuju pemakaman ayahnya. Sesampainya di TPU, Marsya melihat ada beberapa mobil polisi dan satu orang pria yang di borgol tangannya.

Ketika melihat pria tersebut dengan langkah tegak Marsya berjalan cepat menghampiri pria tersebut dan melayangkan tangannya.

Plaaak!!

“Kamu bukanlah seorang pria sejati!” ucap Marsya dengan tatapan yang begitu tajam.

“Siapa kamu berani menampar saya.” Teriak pria yang di borgol tadi.

“Saya adalah anak yang kamu bunuh orang tuanya.” Jawab Marsya dengan tatapan tajam dan penuh amarah.

“Saya hanya disuruh nona.” Sahut pria tadi dengan ketakutan.

“Saya tidak perduli! Kamu pantas mendapatkan apa yang kamu perbuat. Kamu bukan seorang manusia.” Teriak Marsya sambil menarik leher baju pria tadi.

“Tolong ampuni saya nona.” Pria tersebut memohon.

“Pak polisi tolong urus saja mereka, karena saya tidak ingin melihat orang yang banyak alasan demi mendapatkan uang dengan cara melenyapkan orang lain.” Ucap Marsya dengan wajah tanpa ekspresi. Air mata nya pun menjadi kering, hanya kehampaan yang terlihat di wajahnya.

Kemudian Marsya berjalan menuju ke pemakaman kedua orang tuanya! Yang di sandingkan bersamaan. Ia jongkok di makam ayahnya lalu berkata.

“Ayah! Ibu dan Marsya sudah memaafkan ayah. Marsya sudah tahu, jika ayah meninggal kerena terlibat hutang yang tak mampu ayah bayar. Sekarang ayah akan menjadi orang yang lebih baik lagi nanti di sana.” Ucap Marsya kemudian berdiri berjalan meninggalkan pemakaman dan melewati tuan Agung dan Wardani.

“Marsya!” Wardani memanggil tapi Marsya tidak mendengarkan dan ia terus berjalan kemudian ia masuk terlebih dahulu ke dalam mobil.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Mifta

Mifta

smg marsyah lebih tegas lagi biar tidak di tindas oleh org laen

2023-06-01

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

wajah bergelamir iku pie yo?

2022-05-18

0

Esa Aurelia

Esa Aurelia

wkwk..wajah bergelambir 🤭

2022-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Di Rumah Sakit
2 Pertemuan.
3 Berdebat dengan Ayah.
4 Syarat
5 Merubah penampilan.
6 Rumah baru.
7 Terpaksa menikah.
8 Aku bukan istrimu.
9 Siapa pembunuh ibuku
10 Sopan santun hari ini hilang.
11 Minta jatah.
12 Tertangkap
13 Gantengnya.
14 Tanda merah
15 Wardani pergi ke Bali.
16 Suara apa itu tuan?
17 Wardani ketahuan selingkuh
18 Tuan Agung dan Marsya di fitnah.
19 Marsya di dorong.
20 Selang oksigen Marsya di gunting.
21 TPU
22 Tuan Agung memang hebat.
23 Jumpa Fans
24 Tisu berserakan.
25 Saya Masih perjaka bukan perawan
26 Telepon dari siapakah itu?
27 Apartemen Surya di kota S
28 Rumah Sakit kota S
29 Demi bunga mawar merah muda.
30 Flashback
31 Ukuran tidak menjamin.
32 Kalau begitu ceraikan dia.
33 Ada bidadari di Vila
34 Lemas.
35 Di Hotel
36 Bandara.
37 Gedung Putih
38 Kamu memang lemah
39 Berbelanja.
40 Salah membangunkan
41 PT.Jaya.
42 Kabur dari sel tahanan.
43 Burung yang tidak bersayap.
44 Pikiran Marsya.
45 Baju gaun sexy.
46 Di dalam kamar.
47 Luar biasa
48 Toko perhiasan.
49 Wardani menyerahkan diri.
50 Dalam kamar.
51 Amplop yang sama datang.
52 Linglung di buat surat.
53 Keras kepala.
54 Jangan pergi tanpa pesan.
55 Akhirnya Tarjok menikah.
56 Kopi penambah stamina.
57 Wisata Alam.
58 Tidak mungkin.
59 Jangan Buat Nona bersedih
60 Biasanya kalau ibu hamil Ngidam.
61 3 bulan telah berlalu.
62 Hasil USG.
63 Hati menjadi gusar.
64 Telepon nomor Luar.
65 Ronde yang tertunda.
66 Marsya melahirkan.
67 Rutan Khusus Perempuan (Tamat)
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Di Rumah Sakit
2
Pertemuan.
3
Berdebat dengan Ayah.
4
Syarat
5
Merubah penampilan.
6
Rumah baru.
7
Terpaksa menikah.
8
Aku bukan istrimu.
9
Siapa pembunuh ibuku
10
Sopan santun hari ini hilang.
11
Minta jatah.
12
Tertangkap
13
Gantengnya.
14
Tanda merah
15
Wardani pergi ke Bali.
16
Suara apa itu tuan?
17
Wardani ketahuan selingkuh
18
Tuan Agung dan Marsya di fitnah.
19
Marsya di dorong.
20
Selang oksigen Marsya di gunting.
21
TPU
22
Tuan Agung memang hebat.
23
Jumpa Fans
24
Tisu berserakan.
25
Saya Masih perjaka bukan perawan
26
Telepon dari siapakah itu?
27
Apartemen Surya di kota S
28
Rumah Sakit kota S
29
Demi bunga mawar merah muda.
30
Flashback
31
Ukuran tidak menjamin.
32
Kalau begitu ceraikan dia.
33
Ada bidadari di Vila
34
Lemas.
35
Di Hotel
36
Bandara.
37
Gedung Putih
38
Kamu memang lemah
39
Berbelanja.
40
Salah membangunkan
41
PT.Jaya.
42
Kabur dari sel tahanan.
43
Burung yang tidak bersayap.
44
Pikiran Marsya.
45
Baju gaun sexy.
46
Di dalam kamar.
47
Luar biasa
48
Toko perhiasan.
49
Wardani menyerahkan diri.
50
Dalam kamar.
51
Amplop yang sama datang.
52
Linglung di buat surat.
53
Keras kepala.
54
Jangan pergi tanpa pesan.
55
Akhirnya Tarjok menikah.
56
Kopi penambah stamina.
57
Wisata Alam.
58
Tidak mungkin.
59
Jangan Buat Nona bersedih
60
Biasanya kalau ibu hamil Ngidam.
61
3 bulan telah berlalu.
62
Hasil USG.
63
Hati menjadi gusar.
64
Telepon nomor Luar.
65
Ronde yang tertunda.
66
Marsya melahirkan.
67
Rutan Khusus Perempuan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!