Malam itu Adhelia kembali ke Rumah Sakit.
Dari jauh dia melihat sosok tak asing,
Zaki sedang bicara dengan nenek.
Dan, wanita itu juga disana!
Wanita yang subuh tadi bersama Zaki saat bertemu dengannya di hotel.
"Ngapain sih mereka malam-malam ada disini. Dan siapa sebenarnya wanita itu?"
gerutu Adhelia.
Saat berpapasan dengan ketiga orang tersebut Adhelia hanya melengos sambil melewati mereka dan masuk kedalam ruangan ayahnya.
"Gimana kondisi ayah?"
Sapa Adhelia sambil meraih kursi disamping ranjang pasien.
"Alhamdulillah, semakin membaik. Dan Dokter bilang besok ayah sudah boleh pulang."
jawab Pak Dermawan.
"Syukurlah. Adhel senang mendengarnya."
"Adhel, ada hal yang ingin ayah sampaikan pada kamu. Ini soal pernikahan kamu dengan Zaki."
Adhelia tertegun. Meskipun dia telah menyetujui perjodohan itu, namun hatinya masih belum bisa menerima.
"Ayah sudah bicara dengan Zaki. Setelah ayah keluar dari Rumah Sakit ini, Zaki akan datang kerumah untuk melamar kamu secara resmi. Zaki juga setuju untuk mempercepat pernikahan kalian."
Dada Adhelia terasa sesak, seperti ditimpa batu yang sangat besar.
Dia merasa sulit bernapas.
Hatinya menjerit menolak, namun bibirnya kelu tak dapat berucap.
Akhirnya dia hanya bisa menangis dibalik kedua telapak tangannya.
"Adhel, maafkan ayah nak. Ayah tahu kamu sangat membenci ayah sekarang. Kamu menganggap ayah egois karena membuat keputusan tanpa memikirkan perasaan kamu. Tapi satu hal yang harus kamu tahu nak, Zaki adalah pemuda terbaik yang ayah pilihkan untuk kamu. Ayah hanya ingin kamu menikah dengan lelaki yang soleh dan bertanggung jawab, seperti keinginan almarhumah ibu kamu."
Adhelia hanya menunduk, sambil mengusap airmatanya.
"Adhel.. tolong katakan sesuatu, apa kamu marah pada ayah?"
Saat itu juga sangat ingin rasanya Adhelia menumpahkan semua kekesalannya, namun dia juga tidak tega melihat kondisi ayahnya yang masih terbaring di ranjang pesakitan.
"Adhel menerima perjodohan ini, dengan satu syarat."
Ucap Adhelia akhirnya.
"Apa syaratnya?"
tanya Ayah Adhelia.
"Adhelia ingin melanjutkan kuliah jurusan Kedokteran, di kampus almarhumah ibu dulu."
Ayah Adhelia tampak terkejut.
Bahkan meski kelak Adhelia sudah menikah, tentu dia tidak ingin terpisah jauh dari putri kesayangannya.
"Adhel.. Apakah ini hukuman untuk ayah?"
Dengan cepat Adhelia menggeleng.
"Karena itu adalah cita-cita Adhel sejak kecil. Ayah tidak pernah tahu kan, sejak kecil Adhel ingin seperti ibu. Adhel memilih sekolah, yang dulu tempat almarhumah ibu sekolah. Bahkan Adhel memilih posisi bangku yang dulu di duduki almarhumah ibu semasa sekolah. Dan kali ini juga, Adhel ingin melanjutkan kuliah di kampus yang sama dengan almarhumah ibu."
Pak Dermawan menghela napas berat.
"Ayah akan coba membicarakan ini dengan Zaki."
"Jika dia menolak, Adhel juga tidak bisa melanjutkan perjodohan ini. Dan tolong jangan paksa Adhel lagi."
Kemudian Adhelia keluar dari ruangan tersebut.
"Sudah bicara dengan ayahmu?"
Tanya nenek Adhelia yang sedang duduk sendiri di luar ruangan.
Adhelia hanya mengangguk, kemudian duduk di bangku kosong tepat di samping neneknya.
"Adhel.. Sudah saatnya kamu membahagiakan ayah kamu. Setidaknya untuk kali ini saja, turuti keinginan ayah kamu."
"Iya nek."
jawab Adhelia datar.
Hatinya tengah berkecamuk. Antara sesal dan kesal, bercampur aduk jadi satu.
pria itu.. Kenapa dengan mudahnya dia menerima perjodohan ini? Apakah dia tidak tahu, yang dia lakukan ini menyakiti hati orang lain? Apa sebenarnya yang dia inginkan, apa sebenarnya yang sedang dia rencanakan?
Apakah dia memang sengaja melakukan ini semua?
Dia tahu aku sangat membencinya, tapi dia justru ingin mempercepat hari pernikahan?
sangat konyol. Dia pikir dia siapa? Dia pikir hanya karena aku mengikuti keinginan ayah lantas dia berhak melakukan semaunya?
Zaki... Kamu akan menerima akibatnya. Kita lihat saja, sampai sejauh mana kamu mampu bersabar dengan semua sikapku.
Dalam hati Adhelia telah bertekad untuk membuat Zaki menyerah, dan segera menceraikannya kelak.
"Adhelia, nenek minta maaf. nenek tidak bisa membujuk ayahmu untuk membatalkan perjodohan itu. Tapi, nenek juga ingin kamu bahagia. Nenek yakin Zaki adalah lelaki yang tepat untuk kamu. Jadi nenek mohon, kamu jangan sampai mengecewakan ayah dan nenek ya."
Adhelia tertegun. Dia merasa seolah neneknya mengerti apa yang dia pikirkan.
"Nek, siapa wanita yang datang bersama Zaki?"
Tanya Adhelia untuk mengalihkan pembicaraan.
"Mira maksud kamu? Dia itu sepupu Zaki. Dia gadis yang sangat baik. Nenek harap kamu juga bisa berteman baik dengannya."
Ujar nenek.
Sudah dua hari sejak Pak Dermawan keluar dari Rumah Sakit, dan hari ini dia kembali bekerja seperti biasa meskipun anak dan ibunya melarang.
"Aku sudah sehat, lagipula aku bosan rebahan dirumah."
itulah jawabannya.
Hari itu tak seperti biasa, ayahnya kembali lebih awal.
"Ayah, tumben jam segini udah pulang?"
tanya Adhelia saat melihat ayahnya yang sedang melepas atribut seragamnya.
Namun bukannya menjawab, ayahnya justru mengatakan hal yang mengejutkan.
"Adhelia, bersiaplah. Selepas sholat isya Zaki dan keluarganya akan datang meminang kamu."
Kalimat itu terucap begitu saja seolah itu adalah hal yang mudah.
"Hah?"
Adhelia tampak mematung seolah tak percaya.
"Bukankah waktu itu ayah sudah katakan? Setelah ayah keluar dari rumah sakit Zaki akan segera melamar kamu dan menentukan tanggal pernikahan kalian. Sudah, jangan bengong dan segeralah bersiap."
Adhelia berjalan gontai menuju kamarnya.
Bahkan hingga sebelum ayahnya kembali tadi, dia berharap itu semua hanya mimpi buruk. Namun berita itu menyadarkannya bahwa ini nyata.
Adhelia merengkuh bingkai foto ibunya sambil menangis.
Ibu.. Andai ibu ada disini, Adhel gak akan sesakit ini. Kenapa dulu ibu tidak membawa Adhel bersama ibu?
Adhel tidak suka ada disini bu, tak ada seorangpun yang peduli dengan perasaan Adhel.
Adhelia menangis sambil meringkuk di sudut kamar memeluk foto ibunya, hingga akhirnya dia tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Nia Rahmadani
nanti klau sdh rasain mlm pertama, minta namba itu
2021-01-22
0
Bundanya Naz
jejak dulu
2020-10-09
0
Yuwi
gak suka liat sikap y adel,gak belajar dari pengalaman jadi orang gak punya rasa takut bilang ayah y egois dia y juga egois ortu mana yang gak marah liat anak y badung bilang y pingin ngejar cita cita tapi sikap ke gak punya tujuan pake hijab masuk club
2020-06-19
9