"Dhel, kamu kenapa? Kok muka kamu pucat begitu?"
Tanya salah seorang rekannya saat dia tiba di pantry.
"Gak apa-apa kok mbak. Mungkin aku cuma kecapean. Soalnya ini pertama kalinya aku kerja shift malam seperti ini."
Jawab Adhelia berbohong.
"Kamu harus sering konsumsi puding dan vitamin Dhel. Beban kerja shift malam itu dua kali lebih berat daripada shift biasa."
Saran temannya tersebut.
"Iya, makasih sarannya mbak Citra."
jawab Adhelia.
"Em.. Mbak, boleh aku tanya sesuatu?"
tanya Adhelia.
"Boleh, tanya aja."
jawab Citra.
"Mbak udah lama kerja disini?"
"Sekitar tiga tahunan lah."
jawab Citra.
Adhelia tampak ragu menyampaikan apa yang ingin dia tanyakan.
"Yaudah tanya aja kali, mumpung gratis. Nanti kalo aku udah jadi artis satu pertanyaan 1 juta."
Ucap Citra sambil tertawa sumringah.
"Ya, kalo gitu tumpur dong aku mbak.."
Jawab Adhelia yang berpura-lura terkejut dan akhirnya ikut tertawa.
"Mbak, pernah gak sih ngalamin hal yang aneh dengan pelanggan?"
tanya Adhelia.
"Ya banyak lah Dhel, sering malah. Ada yang marah-marah karena pesanannya gak sesuai, ada yang maki-maki, bahkan yang lebih parahnya lagi ada yang melecehkan.
Itu sudah jadi resiko Dhel."
Jawab Citra.
"Sampe dilecehkan segala mbak?"
Adhelia tampak tak percaya.
"Ya, terkadang ada aja pelanggan yang usil.
Kenapa kamu tanya itu?"
Tanya Citra.
"Em, Bukan apa-apa kok mbak."
jawab Adhelia sambil menelan ludah.
-----------
Di rumah keluarga Adhelia, sejak kepergian putri satu-satunya Pak Dermawan tampak sangat terpukul.
Setiap hari setelah bekerja dia mencari putrinya kesana kemari.
Dia bahkan tidak makan dan istirahat dengan teratur.
tiga hari kemudian dia harus dilarikan ke rumah sakit akibat asam lambung.
"Bu, apa sudah ada kabar dari Adhel?"
Tanya Pak Dermawan pagi itu.
Kondisinya sudah mulai membaik, namun dia masih harus dirawat di rumah sakit.
"Masih belum ada kabar juga wan, bahkan Zaki sudah mencari Adhelia ke rumah beberapa orang temannya. Namun belum ada tanda-tanda keberadaan Adhelia."
"Bu, apa wawan telah melakukan kesalahan? Kenapa Adhel menghukum wawan seperti ini.
Wawan sudah kehilangan istri, dan sekarang Wawan juga gagal sebagai ayah. Wawan malu bu.."
Pak Dermawan menangis.
"Sabar toh le, kita berdoa saja semoga Adhelia segera pulang dengan selamat."
Ujar nenek Adhelia.
"Semoga saja bu."
Gumam Pak Dermawan.
"Kamu yakin gadis yang kamu lihat di hotel itu sama dengan gadis yang ada difoto?"
Tanya Zaki pada seorang temannya.
Saat ini mereka sedang berada didepan masjid.
"Yakin Za. Aku bahkan sudah mencari tahu identitasnya, dan ternyata sesuai dengan identitas gadis yang ada di foto itu.
Namanya Adhelia, dan dia baru satu minggu bekerja di hotel itu."
"Oke, makasih banyak Ndra."
Sebelum meninggalkan masjid, Zaki menghubungi seseorang.
"Mbak Mira, apa mbak ada waktu sekarang?"
Tanya Zaki pada wanita di telepon yang ternyata adalah sepupunya.
"Kebetulan sekarang mbak lagi senggang sih Za, kenapa?"
Tanya Mira.
"Bisa temenin aku ke hotel XXXX? Ada masalah penting."
"Ke hotel? sepagi ini?"
dari nada suaranya Mira pasti merasa terkejut.
Apa yang akan mereka lakukan disana sepagi ini?
"Ya, aku udah menemukan Adhelia mbak."
Jawab Zaki.
"Oh, yaudah. Kamu jemput mbak sekarang."
Zaki segera kembali kerumahnya dan meraih kunci mobil di atas nakas.
Dia pergi untuk menjemput mbak Mira, sepupunya.
Tepat pukul 6 pagi saat mereka tiba di hotel XXXX, dan Adhelia baru saja keluar dari hotel tersebut.
"Adhelia..!"
Pekik Zaki.
Mendengar seseorang memanggilnya, Adhelia menoleh.
Dan betapa terkejutnya dia saat melihat Zaki yang sedang berjalan mendekatinya.
"Kamu ngapain disini?"
Tanya Adhelia dengan ketus saat Zaki dan Mira sudah ada dihadapannya.
"Seorang lelaki soleh, dengan wanira berhijab, di depan hotel.
Oke, apa dia istrimu?"
Tanya Adhelia.
"Kamu harus pulang sekarang."
Ucap Zaki.
"Apa urusan kamu? Hei, kamu bukan siapa-siapa jadi jangan mengaturku!"
"Adhelia, Mirza benar. Kamu harus pulang sekarang."
Ucap Mira mencoba menengahi.
"Mirza? Oh, jadi kamu berbohong ya, Zaki, atau Mirza?"
Adhelia memandang dengan sinis.
"Zaki Mirza. Itu nama lengkapku. Berhentilah bersikap kekanakan, kamu harus pulang sekarang."
Ucap Zaki yang berusaha untuk tetap tenang.
"Kalo aku gak mau gimana?"
Adhelia menatap dengan tajam.
Tak kehabisan akal, Zaki langsung menarik tas ransel Adhelia dan memaksanya masuk kedalam mobil dibantu oleh Mira.
"How dare you!!!"
Hardik Adhelia.
"Kamu harus pulang sekarang. Kalau tidak, kamu akan menyesal seumur hidup. Oke, Fine. Aku akan mengatakan pada ayah kamu untuk membatalkan perjodohan kita. Tapi kamu harus pulang sekarang, demi ayah kamu."
"Adhelia.. Ayah kamu sekarang sedang dirawat di rumah sakit akibat asam lambung.
berhari hari beliau tidak makan dan tidur dengan tenang karena mengkhawatirkan kamu."
Akhirnya Zaki mengatakan yang sebenarnya.
Adhelia tampak syok.
"Kamu pasti bohong kan, pasti ayah sengaja minta kamu bilang begitu supaya aku pulang kan?"
Adhelia berusaha meyakinkan diri bahwa Zaki sedang membohonginya.
"Kalo kamu gak percaya, kami akan membawa kamu ke Rumah Sakit sekarang."
Akhirnya mereka berangkat menuju Rumah Sakit tanpa berkata apapun.
Adhelia hanya diam sambil menatap keluar jendela, sedangkan Zaki tetal fokus menyetir.
"Kenapa kamu bekerja di hotel?"
Tanya Zaki.
"Bukan urusan kamu."
jawab Adhelia ketus.
Ya Allah.. Apakah sebegitu bencinya Adhelia kepadaku? Apa salahku?
Batin Zaki sambil menghela napas dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Sunah Mukim
sabar y za...
2020-12-10
0
baida zu
🤦🤦🤦......y bgtula biasax sikap yg keluar jk d jodohkn
2020-04-04
4
Sasaaaa_~
Lanjut kakkk, penasaran sama kelanjutan ceritanya...
Ceritanya bagus banget, aku udah baca + boom like + coment. Tetep semangat ya nulisnya ^^
Jangan lupa baca juga cerita aku judulnya 'BUTTERFLY EFFECT' oke?
2020-04-01
7