Akhirnya mereka tiba di Rumah Sakit.
Adhelia bergegas turun dan langsung menuju resepsionis untuk memastikan apakah ayahnya benar-benar dirawat di rumah sakit ini.
Setelah mendapatkan informasi ruang tempat ayahnya di rawat Adhelia langsung berlari menuju ruangan dimaksud.
"Ayah.. Adhel minta maaf ayah.. Adhel gak bermaksud membuat ayah jadi seperti ini."
Adhelia langsung menghambur memeluk ayahnya yang sedang terbaring.
Dia bahkan tidak mampu menahan tangisnya.
Namun Ayahnya hanya diam, tidak berkata apapun.
Zaki dan Mira tiba setelahnya.
Mira mencoba menenangkan Adhelia.
"Zaki, tolong bawa dia keluar dari sini."
Ucap Pak Dermawan.
Adhelia mendelik merasa tak terima.
"Ayah tolong maafin Adhel yah.."
Adhelia mencoba mengguncang lengan Ayahnya yang langsung ditepis begitu saja.
"Wan.."
Nenek Adhelia berusaha menjadi penengah, namun Pak Dermawan menahannya.
"Adhelia, sebaiknya kita keluar dulu.
Mungkin ayah kamu perlu istirahat."
Ujar Mira sambil menyentuh bahunya.
"Jangan pegang-pegang!"
Hardik Adhelia.
"Sampai kapanpun kamu memang tidak akan pernah berubah Adhel, janji kamu hanya tinggal janji."
Ucap Ayahnya yang kemudian memalingkan wajah.
"Adhel, ayo kita keluar. Nanti nenek yang akan berbicara dengan ayahmu."
Bujuk nenek Adhelia.
"Tapi nek.."
"Adhelia, nenek kamu benar.
Biarkan ayahmu tenang dulu. Sebaiknya kita keluar sekarang."
Timpal Zaki.
"Aku gak minta saran kamu!"
Adhelia menatap Zaki dengan sinis.
"Ini semua salah kamu. Kalau kamu tidak menerima perjodohan itu, semua ini gak akan terjadi!"
Adhelia melempar kesalahan pada Zaki.
"Ini semua adalah kehendak Allah Dhel, kita hanya manusia biasa."
Ucap Zaki.
"Gak usah bawa-bawa nama Allah segala, dasar munafik!"
Umpatan demi umpatan yang sangat sarkas Adhelia layangkan kepada Zaki, namun pemuda itu tidak membalasnya.
"Nek, kami pamit dulu ya. Salam sama Pak Dermawan. Semoga beliau cepat sembuh."
"Terimakasih banyak ya nak Zaki, sudah banyak membantu keluarga kami."
"Sudah menjadi kewajiban sesama muslim untuk saling membantu nek."
"Dan tentu saja menjadi kewajibannya karena dialah yang menyebabkan ayah jadi seperti ini."
Umpat Adhelia sambil menatap Zaki dengan sinis.
"Kami pamit dulu nek, Adhel.
Assalamualaikum."
Setelah berpamitan Zaki dan Mira langsung meninggalkan Rumah Sakit tersebut.
"Za, kamu kok diam aja sih tadi? Lagian perempuan itu juga kelewatan, udah ditolongin malah maki-maki."
Mira yang sejak tadi berusaha menahan amarahnya akhirnya meledak juga.
"Mbak, Kalo api jangan dilawan dengan api. Gak ada gunanya. Alangkah lebih baik jika kita menjadi air."
Jawab Zaki sambil tersenyum.
"Kamu yakin kamu mau menikahi gadis seperti itu? Za, masih banyak perempuan yang jauh lebih baik dari dia. Kamu juga tampan, mapan, dan yang terpenting kamu soleh. Kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripada Adhelia."
gerutu Mira.
"Mbak, kalo lagi ngomel gitu kok jadi mirip Adhel ya?"
Goda Zaki sambil tersenyum sumringah.
"Mirzaaaa!!!"
Dengan segera Zaki melajukan mobilnya, jika tidak mungkin setelah ini entah berapa banyak lagi petuah yang diberikan oleh mbak Mira.
"Nek.. Apa ayah masih marah sama Adhel?"
tanya Adhelia pada neneknya.
Nenek hanya menghela napas panjang.
"Adhel, bisa kita bicara?"
Kali ini tampak aura ketegasan di wajah neneknya.
"Iya nek.."
jawab Adhelia sambil menunduk penuh sesal.
Nenek berjalan menuju kantin yang ada di rumah sakit, Adhelia mengekor dari belakang.
"Sarapanlah dulu, Adhel pasti lapar."
Ucap nenek.
Kemudian nenek memesan dua porsi nasi soto dan dua porsi teh hangat untuk mereka.
"Adhel, kemana kamu selama ini?"
tanya nenek saat mereka sudah menyelesaikan sarapan.
"Adhel nginap dikontrakan teman Adhel nek."
jawab Adhelia.
"Perempuan?"
tanya nenek memastikan.
"Ya perempuan lah nek.. Biarpun badung begini Adhel juga masih tau jaga diri."
Gerutu Adhel.
"Kamu tahu Dhel, sejak kamu pergi ayah kamu tidak bisa makan dan tidur dengan nyenyak. Setiap pulang kerja dia hanya kembali untuk berganti baju, lalu pergi lagi. Dia mencari kamu kesana kemari seperti orang bodoh."
Adhelia menunduk merasa sangat menyesal. Kembali teringat olehnya sejak beberapa hari yang lalu, dia sengaja menghindar. Dia bahkan menggunakan masker penutup wajah saat keluar dari kontrakan Farah, agar tak ada yang mengenalinya.
Pernah satu kali dia berpapasan dengan ayahnya, Bahkan ayahnya sempat menatapnya intens.
Namun sebelum ayahnya sempat bicara, Adhelia langsung pergi begitu saja seolah tidak mengenalnya.
Dan itulah yang paling membuatnya menyesal.
"Nek.. Apa yang harus Adhel lakukan agar ayah memaafkan Adhel?"
tanya Adhel dengan suara lirih.
Nenek Adhelia menatapnya sejenak, sambil menghela napas.
"Adhel.. Kamu tahu kan, ayah kamu sangat menyayangi kamu. Selama ini semua yang dia lakukan adalah untuk kebaikan kamu. Jadi untuk kali ini, tolong percayalah pada pilihan ayah kamu."
"Maksud nenek menikah dengan Zaki? Nek, Adhel masih muda.. usia Adhel masih 17 tahun dan harus dihadapkan dengan perjodohan dan itupun dengan orang yang Adhel gak cinta.."
protes Adhelia.
"Adhelia, ibumu juga dulu menikah di usia 17 tahun. Dia juga belum pernah mengenal ayah kamu sebelumnya. Tapi, dia percaya dengan pilihan orang tuanya. Dan akhirnya, mereka bahagia kan. Meskipun kebahagiaan itu hanya sesaat. Tapi, sampai saat ini ayah kamu masih tetap menjaga hatinya hanya untuk ibu kamu."
"Tapi nek.. Adhel masih ingin melanjutkan kuliah, Adhel juga punya cita-cita nek. Adhel akui memang Adhel nakal, tapi Adhel ingin suatu saat nanti bisa membuat ayah bangga dengan hasil yang Adhel capai.."
"Adhel.. ibu kamu juga dulu kuliah, bahkan sampai S2 dan berhasil mencapai cita-citanya menjadi dokter spesialis anak diusia yang masih sangat muda. Jangan jadikan pernikahan sebagai kambing hitam."
"Tapi apakah nantinya Zaki mengijinkan Adhelia untuk melanjutkan kuliah? Nek, Adhel tahu persis bagaimana kehidupan istri dari pria seperti Zaki.
Contohnya aunty Humairah dan aunty Fatimah. (Adik kandung almarhumah ibu Adhelia) mereka akhirnya hanya mengurus rumah dan keluarga. Adhel gak mau seperti mereka nek.."
"Adhel.. Mereka melakukan itu bukan karena paksaan. Tapi itu memang pilihan mereka. Mereka yang ingin sepenuhnya membaktikan diri untuk keluarga kecil mereka. Lagipula, Zaki pria yang pengertian. Nenek yakin dia akan mengijinkanmu untuk melanjutkan kuliah."
"Tapi nek.."
"Kalau memang kamu menyayangi ayah kamu dan kamu benar-benar menyesal atas perbuatan kamu, ikutilah kemauan ayah kamu."
Ucap nenek dengan tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Suri Hadassa
Buka Hati menorehkan 10 like buatmu Thor, Semangat 💪💪
Ditunggu feedbacknya ya 😊🙏
2021-05-15
0
Sunah Mukim
adel.. keras kepala.. banget kmu...
2020-12-10
0
princess Almira
terima dhel cinta tumbuh karna biasa
2020-05-29
3