Dua hari sudah Vika membuntuti Mahen saat berada di rumah. Ketika Mahen tertangkap oleh mata Vika, ia berusaha mendekatinya untuk meminta ijin pulang ke rumah ibunya.
Sebenarnya Vika yakin bahwa Mahen tidak akan mempermasalahkan kemanapun ia pergi. Tapi sebagai istri sholiha, bukankah seharusnya ia harus mendapatkan ijin dari suami saat hendak keluar rumah.
Ternyata gelagat aneh Vika akhir-akhir ini begitu mengganggu Mahen. Bagaimana tidak? Ketika Mahen pergi ke dapur, Vika akan membuntutinya pergi ke dapur. Ketika Mahen hendak melihat acara bola tengah malam, tiba-tiba Vika keluar kamar dan ikut nimbrung sambil duduk bersimpuh di atas karpet. Mahen benar-benar merasa sedang dikuntit.
Pagi itu Mahen hendak berangkat ke kantor. Seperti kebiasaan Vika beberapa hari ini, ia melihat istrinya keduanya itu sudah berada di depan televisi saat ia menuruni anak tangga. Tatapan Vika terus mengikuti setiap gerakan Mahen. Saat hendak mencapai pintu, Mahen berhenti mendadak. Vika yang mengekor akhirnya menabrak punggung Mahen.
“Aduh! Bilang dong, Kak, kalau mau berhenti!” gerutu Vika.
“Kamu tuh kenapa sih, Vik? Akhir-akhir ini bersikap seperti penguntit!” seru Mahen.
“Hehe, i-itu ... sebenarnya ... “ ucap Vika sambil cengengesan.
“Ngomong yang jelas! Ita-itu!” bentak Mahen
“Galak amat sih, Kak! Vika Cuma mau minta ijin buat pulang ke rumah ibu. Aku mau ikut acara wisuda,” ucap Vika.
“Oh, baguslah! Kalau perlu nggak usah balik lagi kesini,” ucap Mahen sambil tersenyum sinis.
“Ya mau Vika sih gitu, tapi kan aku mesti kasih cucu buat mama sebelum pergi!” Kini Vika mendekati Mahen. Ia mencoba menyentuh dada bidang Mahen dengan maksud menggoda lelaki di hadapannya itu.
Dengan cepat Mahen menangkap pergelangan tangan Vika sebelum mendarat ke dadanya. Mata mereka bertemu, perlahan Mahen mendekatkan mukanya ke arah Vika.
Perasaan gugup tiba-tiba hinggap di hati Vika. Dia bisa merasakan hembusan nafas Mahen yang beraroma mint. Jantungnya berdegup kencang. Tanpa sadar Vika berhenti bernafas. Karena tidak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, Vika memutuskan untuk memejamkan matanya. Dan tiba-tiba ...
“MAHEEEEEENNNNN!!!” Teriakan Nova berhasil memekakan telinga Mahen dan Nova.
Akhirnya Mahen melepaskan cengkeramannya dari tangan Vika, dan ia bisa kembali bernafas dengan normal. Suara Stiletto yang beradu dengan anak tangga kini menggema di ruangan itu. Saat sudah berada di hadapan Vika, sebuah tamparan melayang di pipi mulusnya.
PLAAAAKKKKKKK!
Kepala Vika sampai berpaling ke kiri karena tamparan Nova. Rasa panas di pipi membuat Vika meringis. Secara naluriah Vika mengusap pipi yang memerah dengan telapak tangannya. Vika berharap rasa sakitnya segera menghilang
“Berani-beraninya Kamu menggoda suamiku!” teriak Nova penuh amarah.
Bukannya takut, Vika malah balik menatap Nova dengan tatapan menantang. Kini Vika menyilangkan kedua tangannya di atas perut. Ia memberikan senyum penuh ejekan kepada Nova.
“Apa kak Nova lupa bahwa aku juga istri mas Mahen? Bukankah akan menjadi pahala jika seorang istri menggoda suaminya?” ucap Vika dengan senyum miring.
Melihat ekspresi kemarahan Nova, Vika justru ingin berbuat lebih. Ia menarik dasi Mahen lalu mengecup pipi lelaki itu. Mahen yang syok hanya mematung tanpa perlawanan sedikitpun. Sedangkan Nova melotot tak percaya dengan sikap Vika yang menurutnya lancang.
“VIKAAAAAAAAAAA!!!” teriak Nova sambil menghentakkan kakinya berulang kali.
.
.
.
Setelah kejadian itu nasib Vika berakhir tragis. Berulang kali ia merutuki kebodohannya. Ia harus menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah sebelum pulang ke rumah ibunya. Kesengsaraannya bertambah karena Nova selalu meneliti setiap pekerjaan yang ia lakukan.
Hal pertama yang Vika lakukan adalah menyapu lantai. Setiap Vika selesai menyapu, tiba-tiba ada saja kotoran bertebaran di lantai. Entah itu debu, sobekan kertas, atau helai rambut. Pekerjaan itu tidak boleh dilakukan menggunakan mesin penyedot debu.
Setelah selesai acara drama menyapu, Vika diminta untuk mengepel. Kali ini Nova tidak begitu mempersulitnya. Saat ia sibuk dengan kain pel, Nova juga terlihat sibuk dengan ponsel pintarnya.
“Syukurlah ... aku akan cepat menyelesaikan ini,” batin Vika.
Tapi tidak semudah itu Jamilah! Saat Nova sedang menelpon seseorang, dia menabrak ember yang penuh air kotor. Alhasil lantai yang sudah sebersih kertas HVS kosong harus kembali kotor. Karena merasa lelah dan pekerjaannya terasa sia-sia, Vika membanting pel yang sudah ikut andil dalam kegiatan bersih-bersih hari ini.
“Kaaaakkk!” teriak Vika.
Nova hanya melirik Vika yang sedang meluapkan amarah. Sedetik kemudian, perempuan itu sudah fokus kembali ke ponselnya.
“Kak! Aku bicara sama Kak Nova!” seru Vika.
“Hm, lalu?” Nova sama sekali tidak memperhatikan omongan Vika.
“Tolong, hargai aku Kak! Aku udah capek ngerjain semuanya biar cepat selesai! Tapi apa yang Kak Nova lakukan? Kakak sengaja kan mempersulit pekerjaanku hari ini?”
Lagi-lagi Nova mengacuhkan Vika. Kemarahannya kali ini sudah sampai ke ubun-ubun. Akhirnya Vika merebut ponsel Nova lalu membantingnya tanpa ampun. Mata Nova melotot dan mulutnya mengaga lebar karena terkejut.
“Apa sih, Vik! Aku sedang membalas pesan penting dari klien!” seru Nova.
“Aku tidak peduli!” teriak Vika.
“Kamu itu memang nggak tahu diri yaa, Vik! Sudah menumpang di rumah orang! Cuma ngerjain kerjaan begini aja masih banyak protes!” seru Nova.
“Kerjaan begini apa maksud Kak Nova? Ha?! Apa kak Nova pikir bekerja mengurus rumah itu hal yang mudah? Coba Kakak jadi aku sehari saja!” teriak Vika.
“Hahaha, jika aku jadi Kamu? Tidak akan pernah terjadi! Aku tidak akan mau menikah dengan pria beristri apapun itu imbalannya!” sindir Nova.
“Memangnya aku mau menjadi seperti ini, Kak?"
“Hahaha, kalau tidak mau? Kalau tidak mau kenapa tidak memilih jalan lain untuk mendapat uang itu? Banyak kok hal lain yang bisa menghasilkan uang banyak dalam waktu cepat!" seru Nova.
Nova terlihat berfikir, kemudian iya menyebutkan beberapa hal yang bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
"Jual ginjal, jual keperawanan, atau ngepet? Hahahaha!" ucap Nova sambil menghitung jari.
Vika hanya memutar bola matanya mendengarkan ocehan Nova.
"Kak, sebenarnya aku juga tidak mau menikah dengan Kak Mahen. Aku sudah menegaskan berulang kali! Bahkan aku dan Kak Mahen sama sekali tidak pernah melakukan kontak fisik. Karena aku belum mencintainya."
"Belum katamu? Jadi mungkin kamu akan mencintai Mahen suatu saat nanti?" cecar Nova.
Vika hanya terdiam, tidak bisa menjawab. Karena memang masih mungkin ia malenaruh hati pada Mahen. Dia wanita normal yang pasti bisa jatuh cinta. Ditambah lagi Mahen memiliki paras yang begitu menawan. Benar-benar tipe Vika, ketampanan yang begitu oriental.
"Haha, apa itu cinta? Yang terpenting di dunia ini kamu bisa hidup mewah dan bergelimang harta! Tidak peduli kau mencintai orang yang kamu nikahi atau tidak!" seru Nova.
“Maksud Kak Nova? Kakak menikahi kak Mahen juga karena uang?” Vika mencoba menerka apa maksud dari ucapan Nova.
“Hahaha, Vika, kamu jangan naif! Sekarang ini orang-orang melakukan segala cara agar mendapatkan kedudukan dan uang!” ucap Nova sambil tersenyum sinis.
Mendengar ucapan Nova membuat Vika terkejut. Ia tak menyangka bahwa Nova memiliki tujuan terselubung saat menikahi Mahen. Tapi apa pedulinya? Toh, kebusukan akan tercium jika terlalu lama disimpan.
"Untuk itu aku tidak mau berbagi suami! Karena berbagi suami sama saja dengan aku berbagi tambang emasku!"
Akhirnya Nova memilih untuk menghentikan pertikaian dengan madunya itu. Nova memutuskan untuk keluar rumah. Sebelum membuka pintu utama, tubuh Vika berhenti di ambang pintu.
“Jangan pernah pergi dari rumah sebelum semua pekerjaan selesai!” ujar Nova lalu membanting pintu.
Vika mendengus kesal, bahkan di lemari pendingin sudah tertempel to do list yang harus ia kerjaan hari ini. Ia membaca satu per satu deretan huruf itu. Matanya terbelalak saat mendapati satu pekerjaan yang tak mungkin ia bisa kerjakan.
“Kak Novaaaaaa! Masa iya aku suruh benerin genteng bocor! Gila emang tuh orang!”
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
udh kabur aja dr rmh buar Nova di omelin mertua
2022-04-24
0
auliasiamatir
jangan mau dong, di kerjain madu...
berani jadi pelakor, berati harus berani melawan...
2021-12-18
0
🌸Santi Suki🌸
😁😁🤭 nggak apa-apa beneren genteng juga... kamu pasti bisa ... 🤭
semangat Kak 💪💪💪
2021-12-14
0