Yosep menyuapi Zahra, dan membuat Zahra pipinya semerah tomat. Ya, mereka makan sekotak bento berdua, sungguh sangat romantis. "Apakah mas Yosep menyukaiku ya? Atau menyukai Rany?" Pikir Zahra diperlakukan Yosep begitu lembut.
"Apa apa Ra?"
"Tidak apa-apa mas. Apa masakanku enak?"
"Enak, sangat enak! terima kasih masakannya. kapan-kapan masakin aku lagi ya!" pinta Yosep tersenyum ramah.
"Ya mas, sama-sama. Nanti aku buatkan lagi!"
"Apakah Zahra bisa memasak kue?"
"Bisa mas."
"Aku memikirkan menu untuk dessert cafe kita, kira-kira apa ya?"
"Tenang saja mas, bunda dan aku yang akan mengurus semuanya. Mas Yosep hanya perlu memberikan modalnya saja."
"Apakah Zahra dan tante Mala butuh karyawan?"
"Tentu mas, kami sebenarnya mempekerjakan anak-anak gelandangan, mereka yatim piatu. Namun kami tak tega karena kami khawatir tidak sanggup membayar gaji mereka dan memberinya tempat istirahat. Jadi untuk sementara memberhentikan mereka dan hanya bunda yang mengurusi semuanya sendirian," ucap Zahra dengan raut wajah yang iba.
"Untuk masalah gaji tak usah dipikirkan, bawa mereka semua kemari, mereka bisa ditinggal di ruko lantai 2."
"Ya mas."
"Kamu gak kuliah hari ini?" Tanya Yosep.
"Kuliah mas, cuma malam, jam 20.00. Emang mas Yosep mau anterin?"
"Ya aku anterin, pulangnya pasti malam. Perempuan pulang malam pasti bahaya."
"Bercanda mas, Zahranya juga. Zahra ngerti mas Yosep orangnya sibuk apalagi sekarang jadi pebisnis, investor sama dokter, pffft," goda Zahra sambil tertawa menutup mulutnya.
"Aku mau pulang dulu ya, nanti naik angkot saja. Nanti aku balik lagi bawa motor kesini anterin Zahra."
"Jangan mas, biar Zahra anterin pulangnya. Zahra juga gak ada kegiatan setelah ini."
"Ya sudah makasih Zahra. Tapi aku gak bisa nyetir masih ngantuk banget nih! tidak apa-apa ya Zahra yang nyetir?"
"Ya mas gak apa-apa, nanti Zahra yang nyetir. Lagipula motormya Zahra motor matic mas. Jadi Zahra bisa bawa motornya."
Zahra mengantarkan pulang Yosep ke rumahnya, di tengah jalan Yosep yang terkena semilirnya angin. Tiba-tiba tertidur lalu memeluk Zahra dan menyandarkan kepalanya di bahu kanannya. Zahra yang dipeluk oleh Yosep pipinya merah merona, dan merasa malu karena belum pernah disentuh oleh lelaki.
Walaupun Zahra pernah bekerja sebagai SPG dengan pakaian seksi, Zahra selalu menjaga martabat dan kehormatan diri serta keluarganya. Belum pernah berpacaran dengan seorang pria manapun.
"Mungkin mas Yosep sangat capek habis bersih-bersih ruko, sampai tertidur pulas seperti ini!" gumam Zahra dalam batinnya dan fokus sambil menyetir motor.
Zahra membawa motornya cukup pelan takut membangunkan Yosep. Jarak tempuh dari ruko ke rumah Yosep, biasanya hanya ditempuh 2 jam kini sampai 2.5 jam.
Yosep membuka matanya. "Sudah sampai ya? maaf ya Zahra jadi ngrepotin Zahra. Pasti cape ya?"
"Ga, kok mas. Aku pulang dulu ya mas!"
"Maksih ya Zahra nanti aku jemput jam 18.30. Biar nanti Zahra yang gak terlambat."
"Ya mas. Zahra izin pamit"
"Ya, hati-hati di jalan."
Dawi keluar dari rumahnya. "Siapa yos, kok gak mampir dulu?"
"Zahra mi. Zahra buru-buru pulang sudah sore, mau buru-buru kuliah nanti malam mi."
"Bagaimana sudah beres rukonya?"
"Sudah mi, nanti hari senin mimi ikut ya! mau grand opening restoran, cafe, dan cateringnya."
"Tapi Yos, mimi malu nanti banyak orang yang datang di sana," ucap Dawi dengan raut wajah yang minder. Sifat introvert Dawi muncul karena sering dihina, dicaci, dan dipermalukan tetangganya.
"Tenang saja mi. Yos paham, pokoknya mimi harus ikut. Jika ingin kehidupan kita berubah mimi juga harus berubah. Jadi mimi mulai sekarang tidak usah minder lagi mi," bujuk Yosep
"I-iya Yos."
***
Sore harinya.
Yosep sudah menjemput Zahra untuk kuliah ke universitas Wiralodra. Sebelum berangkat Yosep berbicara sebentar dengan bu Mala tentang nama restoran, cafe, dan cateringnya dengan nama Rainira (mukamu dalam bahasa indramayu). Rainira juga punya tagline atau jargon kualitas ada padaku.
Yosep dan Zahra sudah sampai diparkiran universitas. Tiba-tiba ada laki-laki memegang tangan Zahra dengan kasar, "Ikut aku!" laki-laki itu adalah Randy, cowok terkaya di kampus yang sangat menyukai Zahra, tepatnya posesif dengan Zahra.
Yosep langsung melepas genggaman tangan Randy. "Jangan ikut campur, Zahra itu cewek gua! berani lu ikut campur gue patahin tangan lu!" ancam Randy.
"Gak mas, Zahra gak ada hubungan sama dia," sangkal Zahra dengan raut muka kesakitan.
"Jangan terlalu kasar sama wanita!" ucap Yosep dengan wajah datar.
"Bukan urusanmu! Akan aku patahkan tanganmu!" Randy melepaskan tendangan miring ke arah bahu Yosep dengan sangat keras.
'Bam!' Tendangan Randy berhasil di tahan lengan Yosep, lalu mendorong dada Randy dengan telapak tangannya hingga jatuh terkapar.
"Ayo Zahra, nanti kamu terlambat masuk jam pelajaran!" seru Yosep sambil memegang tangan Zahra lalu berjalan ke arah kelas Zahra.
"Ya mas makasih sudah menyelamatkan Zahra dari cowok posesif itu," ucap Zahra malu-malu.
Yosep tak menyadari Randy sudah mengeluarkan pisau kecil dari sakunya dan bersiap menusuk Yosep dari belakang. Zahra yang masih takut dan khawatir menoleh kebelakang. "Mas awas!" teriak Zahra sambil mendorong Yosep ke samping.
'Jleb!
"Aakh ...!" Pisau kecil Randy menusuk lengan kiri Zahra. Darah merembes keluar dari lengan kiri Zahra, membasahi lengan baju panjang merah mudanya. Yosep langsung menendang kepala Randy dengan keras, dan membuatnya terpental, menabrak tiang lampu hingga lampunya pecah.
"Akh, sakit mas!" pekik Zahra sambil memegang lengannya. Yosep jadi panik dan kalut melihat Zahra seperti itu hingga kehilangan ketenangannya.
Yosep lalu menyobek bajunya lalu mengikatkan sobekan baju itu ke lengan kiri Zahra. Rany yang melihat ribut-ribut di luar penasaran, dan bergegas melihat. Ternyata Zahra terluka tertusuk pisau dan Yosep sedang mengangkat tubuh Zahra ala bridal style.
"Yos, masukan ke mobilku kita ke rumah sakitku!" Rany berlari ke arah mobilnya lalu menyalakan mobil. Yosep menaruh Zahra di kursi belakang.
"Ran, biar aku yang mengemudi! Kamu temani Zahra di belakang," pinta Yosep dengan raut muka panik dan langsung menginjak pedal gas mobil Rany dengan keras. Yosep memundurkan mobil Rany seperti dalam film action.
Yosep mengendarai mobil Rany begitu cepat, melewati setiap mobil begitu lincahnya seperti pembalap profesional.
Jarak Universitas Wiralodra ke rumah sakit Budi Asih Technolgy cukup jauh, yaitu jarak perjalanan 30 menit. Namun berkat Yosep mengemudi yang lincah dan gesit hanya di tempuh 10 menit.
Zahra segera dibawa masuk ruang IGD, Yosep dan Rany menunggu di ruang tunggu. "Yos, kenapa kamu panik seperti itu? Padahal kamu dokter jenius, apakah kamu suka sama Zahra makanya jadi panik?" goda Rany tersenyum kecut, merasa cemburu pada Zahra.
"Aduh saya lupa! Ya juga ya, malah saya panik." Yosep menepuk jidatnya sendiri. "Ah, ga taulah. Kita ini kan teman wajar kalau panik dan khawatir melihat teman ditusuk seperti itu."
"Ya kalau suka juga tidak apa-apa. Zahra juga masih jomblo, he-he-he." Rany terkekeh menutupi perasaannya yang cemburu pada Zahra. "Aku mau ngabari tante Mala dulu ya."
"......." Yosep terdiam sesaat karena bimbang sebenarnya Yosep menyukai Rany , tapi juga ada perasaan suka sama Zahra. "Ya, beritahu tante Mala. Aku akan melihat dulu keadaan Zahra di dalam."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 381 Episodes
Comments
DPras
semoga rani dan zahra jadian sama yosep
2024-10-23
0
Jarwonais
mantap ini baru cinta halus hlus
2023-08-31
0
I Gede Ketut Hendra Kartika Jaya
author system khayal parah.. gak karuan..
2023-05-25
0