...Budayakan follow sebelum membaca ...
...🌻🌻🌻🌻🌻...
"Rose!!" lirih Novi
Rose terdiam, dia menatap tiga orang didepannya. Rose bahkan tak menyadari jika piama yang dikenakan tidak diikat, hingga dengan jelas terlihat banyaknya bekas merah di dada dan leher mulusnya.
Eza segera mendekati Rose, menarik tali piama yang istrinya kenakan lalu mengikatnya. Rose yang baru menyadari hal itu langsung menunduk, apalagi dengan tatapan orang tua Eza yang sulit diartikan.
Ganen dan Novi berjalan masuk kedalam apartemen lalu duduk di sofa, diikuti Eza dan Rose yang duduk didepan mereka.
Ganen tahu keberadaan tempat ini setelah menyuruh orang suruhannya melacak keberadaan putranya.
"Sejak kapan??" tanya Ganen dingin
"Dua minggu yang lalu!!" jawab Eza
"Bagus, sekarang kau bisa melakukan sesuatu tanpa persetujuan dan pendapat kami!!"
"Maafkan aku pa, ma!!"
"Apa maafmu bisa mengembalikan waktu?"
Eza kembali bungkam. Ia memang bersalah, tapi kalaupun Eza jujur, papanya akan menentang hal itu.
"Kalaupun aku jujur, apa kalian akan mendukungku?"
"Tapi tidak seperti ini caranya Za, poligami memang diperbolehkan, tapi setidaknya kau meminta persetujuan dari istri pertama, bukan menikah diam diam lalu menceraikan istri pertamamu. Lagipula apa alasanmu ingin menceraikan Ina, bukankah dia sudah menjadi istri yang baik untukmu selama ini?"
Eza menatap papanya, tanpa dijawabpun sebenarnya Ganen tahu alasan dirinya ingin bercerai dengan Ina.
"Bukankah sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik. Aku tidak bisa terus menerus membohongi Ina, aku tidak mencintainya. Daripada dia sakit lebih dalam, bukankah sebaiknya aku melepasnya. Dia wanita yang baik. Dan aku yakin dia akan mendapatkan pria yang baik juga. Tentunya bukan aku orangnya!!"
Ganen terdiam, ia tahu betul bagaimana watak putranya. Dia persis dirinya, tegas dan keras. Ucapan yang keluar dari mulutnya tidak bisa diganggu gugat. Lagipula benar kata Eza, Ina berhak bahagia meski bukan dengan putranya.
Ganen berganti menatap Rose, wanita itu terlihat diam namun tenang.
"Siapa namamu?"
"Rose!"
"Kau mencintai putraku?"
Pertanyaan Ganen membuat Rose terdiam, mereka menatap ke arahnya. Rose tidak mungkin mengatakan hanya memanfaatkan Eza untuk balas dendamnya bukan.
"Pernikahan adalah hal yang suci dan sakral. Bukan permainan yang dengan mudah dimulai dan diakhiri. Kepercayaan, cinta, kasih sayang, dukungan, saling menguatkan, kejujuran, dan keterbukaan menjadi pondasi dalam sebuah rumah tangga. Apapun tujuanmu menikah dengan putraku, sekarang kau adalah istri Eza. Belajarlah menerima keadaan, belajarlah ikhlas, dengan begitu hidupmu akan damai!"
Rose kembali menatap papa mertuanya. Apa dia tahu semuanya, apa Eza memberitahu semuanya. Tapi sepertinya tidak.
Ganen berdiri kemudian berjalan menuju dapur. Eza segera menyusul papanya. Membuat Rose hanya tinggal berdua dengan Novi.
Awalnya Novi menatap Rose, kemudian wanita itu berdiri dan duduk disamping Rose.
"Aku senang karena kau menjadi menantuku, tapi aku sempat kecewa karena kalian menikah tanpa memberitahuku!"
Rose menatap mertuanya, terlihat wanita itu tersenyum ke arahnya. Senyum tulus yang teduh, persis seperti senyum mamanya yang dulu sering ia lihat.
Rose memeluk Novi, bahunya bergetar. Wanita itu menangis, dia teringat pada Ratna, dia rindu mamanya, dia sangat merindukan mamanya.
"Rose, ada apa. Kenapa kau menangis. Apa perkataanku menyakitimu?" tanya Novi panik, sementara Rose hanya menggeleng, dia tetap memeluk mertuanya itu.
Hal itu tak luput dari pandangan Eza dan Ganen yang melihat mereka dari dapur.
"Dia gadis kecilmu?" tebak Ganen
"Bagaimana papa tahu?"
"Matanya, aku ingat betul mata gadis kecil itu!"
"Papa benar, dia gadis yang mengajakku menikah saat umurku 12 tahun!" jawab Eza terkekeh,
"Dia adik tiri Inara bukan?"
Eza menatap papanya lalu mengangguk
"Selesaikan dulu urusanmu dengan Ina. Kau tahu betul siapa lawanmu bukan? Pastikan semuanya berjalan dengan baik. Lalu hiduplah bahagia dengan istri kecilmu. Dia gadis yang rapuh dan penuh luka. Bahkan tujuannya menikah denganmu, untuk balas dendam!", Ganen menjeda ucapannya. "Aku harap kau bisa membuatnya melupakan semua dendamnya. Dia berdiri dengan pondasi rapuh, dia hanya berpura pura tegar. Lawannya bukan orang biasa. Dia akan kalah dan terluka, sebelum itu terjadi, kau harus mencegahnya. Aku yakin kau bisa melakukan itu!"
"Papa selalu tahu semuanya, bahkan tanpa perlu aku mengatakannya. Terima kasih atas semua nasehat papa!"
"Kau putraku, mengetahui hal yang kau lakukan adalah hal yang mudah bagiku, bahkan beberapa jam lalu kalian baru saja bercinta!" ucap Ganen vulgar
Eza mengusap tengkuknya, pria paruh baya itu memang blak blakan. Tapi beginilah dia dengan papanya jika berdua. Sejak dulu mereka memang dekat, tidak ada rahasia antara keduanya.
"Segeralah beri kamu cucu, jangan buang bibitmu dengan percuma!"
Eza tersentak dengan ucapan papanya, dia langsung paham maksud ucapan pria itu.
Mereka berdua kembali ke ruang tengah dimana Rose dan Novi berada.
"Kalian sudah akrab sekali!"
"Papa tahu, dia wanita yang aku ceritakan itu. Bukankah Tuhan begitu baik, dia mendengar doaku!" jawab Novi senang, Ganen hanya tersenyum.
Mereka berbincang kecil, Rose dan Novi terlihat sangat akrab, bahkan sesekali tertawa. Eza bisa melihat kebahagiaan terpancar dari wajah mama dan istrinya. Hatinya menghangat, sekarang tinggal menunggu adanya anak ditengah tengah mereka agar kebahagiannya semakin lengkap.
...🌻🌻🌻🌻🌻...
"Besok sidang pertama kalian. Ingat, lakukan seperti yang aku katakan!"
******
Maaf part ini lebih pendek dari biasanya. Selamat membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
kalea rizuky
kawan emak tiri aja kok takut katanya orang kaya
2024-04-22
0
Merie Shashi
mudah-mudahan bangkai yg tersimpan akan ter kuak....... lanjutkan Thor
2021-10-22
0
Yunie
ah senang nya ...
hebat papa ganen tau semua...mky lsg ngomong sm rose dgn bijaksana...apalagi mama novi senang banget.....
semoga eza dan rose bahagia n bisa melawan sandra
2021-10-22
1