You Are Mine, Rose!!

...Budayakan follow sebelum membaca...

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Sejak kemarin, Ina gelisah. Hatinya terasa sakit, padahal dia baik baik saja. Pikiran buruk selalu menghantuinya beberapa hari ini. Hubungannya dengan sang suami belum membaik. Bahkan semalam Eza menolaknya.

Semalam, setelah puas menangis, Ina terlelap. Dan saat dia bangun, suaminya sudah tidak ada dirumah. Ina menghela nafas, masalahnya dengan Eza tak bisa dibiarkan berlarut larut. Mereka harus bicara dan menyelesaikan semuanya.

Aku mencintainya, aku tidak mau berpisah atau kehilangan Eza. Bathin Ina

Hari ini dia akan berkunjung kerumah mertuanya. Sudah lama dia tak mengunjungi mereka karena sibuk dengan beberapa event pameran yang dia ikuti. Nanti Ina akan memberitahu suaminya agar menyusul kesana.

Semoga semuanya baik baik saja.

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Hari sudah gelap, namun perempuan yang sudah resmi menjadi istrinya itu masih terlelap, dengan posisi membelakanginya. Eza tersenyum kala mengingat kegiatan mereka tadi. Bagaimana Rose menolak semua sentuhannya, sayangnya, mulut dan tubuh wanita itu berbeda respon.

"Kau sudah bangun?" tanya Eza

"Hm!!"

"Sebaiknya kau mandi, aku sudah memesan makanan, mungkin sebentar lagi datang. Kau belum makan sejak pagi!!"

"Hm" lagi lagi Rose menjawab dengan deheman.

Eza menghela nafas,

"Dengarkan aku Rose, sejak awal aku tahu tujuanmu hanya menjadikanku alat balas dendam. Tapi perlu kau tahu, pernikahan bukanlah permainan yang setiap saat bisa dengan mudah dimulai dan diakhiri. Pernikahan adalah suatu hal yang sakral, karena kita mengikat janji dihadapan sang Pencipta!!"

Rose berbalik lalu menatap suaminya.

"Jika kau berfikir pernikahan adalah hal yang sakral dan bukan permainan, kenapa dengan mudah kau mengakhiri pernikahanmu dengan Inara? Kau berkata bak orang bijak, tapi nyatanya, kau melakukan semua itu!!"

"Jika hanya berujung saling menyakiti, bukankah sebaiknya dihentikan?"

"Bagitupun dengan pernikahan ini!, setelah semuanya selesai, kita akan mengakhirinya!"

Eza memegang lengan Rose, menatap wanita itu dengan tajam.

"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu, larilah kejauh yang kau bisa bahkan ke ujung dunia sekalipun, aku akan tetap menemukanmu!"

Rose bergeming

"You are mine Rose, kau akan hidup selamanya denganku dan menjadi ibu dari anak anakku!"

"Kau pikir aku mau mengandung anakmu??" sinis Rose,

"Hanya itu pilihan yang kau punya!!"

"In your dream!!"

"Akan kupastikan itu terjadi!!"

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Rose menyisir rambutnya lembut. Dia menatap pantulan dirinya dicermin. Lehernya penuh tanda merah bahkan dada dan lengannya juga. Rose mengutuk dirinya sendiri yang tak mampu melawan seorang Fahreza. Dengan mati matian dia menolak sentuhan pria itu. Sayangnya, tubuhnya malah menerima dan meminta lebih. Hingga akhirnya, mereka telah melewati siang panjang seperti pengantin baru pada umumnya.

Rose menatap Eza yang baru keluar dari kamar mandi, tubuh suaminya terpampang jelas, otot kekar dan besar membuat pria itu terlihat sangat menawan. Tidak heran jika para karyawan dikantor begitu memuja sosok Eza.

"Kau mulai terpesona denganku??"

"Percaya dirimu sangat tinggi!!"

Eza tersenyum tipis, ia mulai terbiasa dengan sikap judes istrinya itu. Dia mendekat ke arah Rose, sambil terus menatap wanita itu dari cermin.

"Ayo kita turun, makanannya sebentar lagi sampai!!"

Rose mengekori Eza turun ke lantai bawah. Perutnya memang terasa lapar, apalagi setelah siang panas mereka.

Benar kata Eza, beberapa menit kemudian makanan datang. Pria itu menyiapkan semuanya diatas meja kemudian mereka makan malam bersama.

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Inara sudah tiba dirumah mertuanya. Sambil menenteng kue kesukaan mertuanya, dia memencet bel rumah.

Ceklek

"Eh, non Ina. Ayo masuk non!!" sapa pembantu Novi

"Terima kasih bik, papa dan mama ada?"

"Ada non, mereka di ruang tengah!"

"Aku akan menemui mereka, tolong bawa kue ini ke belakang"

"Baik non"

Ina berjalan menuju ruang tengah dimana mertuanya berada.

"Dia cantik, baik dan sopan pa. Dia juga punya hobi seperti mama, mama seneng akhirnya punya teman belanja!!"

Ina mendengar suara mertuanya, sepertinya mereka sedang bercerita

"Namanya Rose, pokoknya dia wanita idaman deh. Kalau mama ketemu dari dulu, sudah mama jadikan mantu!!"

Deg

Ina mematung mendengar ucapan mama mertuanya. Apa itu artinya, selama ini beliau terpaksa menerimanya menjadi istri Eza.

"Jangan berandai andai ma, Eza sudah menikah dengan Ina, dialah menantu kita!!"

"Ya, papa benar. Andai mama punya anak selain Eza, sudah mama nikahkan dengan Rose!!"

Lagi lagi Ina menelan kekecewaan, sepertinya mertuanya itu sangat menginginkan Rose menjadi menantunya. Apa kurangnya dia dibanding Rose? Dia juga cantik dan menarik.

"In, kau datang nak!!" ucap Ganendra

Ina tersenyum kemudian mendekati mertuanya. Dia mencium tangan mereka lalu duduk disana.

"Kau datang sendiri?" tanya Novi

"Mas Eza masih dikantor ma, nanti dia akan menyusul!"

"Belakangan ini Eza begitu sibuk, perusahaannya sudah semakin berkembang!!"

"Benar pa, bahkan mas Eza sering pulang malam!"

"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya papa

"Alhamdulillah lancar pa, belakangan ini sering ada event, jadi Ina cukup sibuk!!"

"Jangan lupakan kalau kamu itu seorang istri In, kalau kamu sibuk, siapa yang akan mengurus Eza?!" tegur Novi

"Ina selalu pulang tepat waktu kok ma, dan semua keperluan mas Eza, selalu Ina yang urus!"

"Kan sudah menjadi tugasmu!"

Ina menghela nafas, dari awal Novi kurang setuju jika dia bekerja. Novi ingin dia menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengurus suami dan anak.

"Sudah ma, lagipula Ina masih tahu kewajibannya kok, jaman sekarang sudah lumrah istri juga kerja!!"

Novi hanya diam,

"Kamu sudah datang Za?" tanya Novi

Eza berjalan lalu duduk disamping Ina.

"Iya ma, pa!"

"Sepertinya makan malam sudah siap, ayo kita makan bersama, sudah lama kan kita tidak makan malam bersama!"

Mereka berjalan menuju ruang makan, sebenarnya Eza ingin mengatakan jika dia sudah makan, tapi tak tega melihat raut wajah mamanya. Sejak menikah dan sibuk membangun perusahaan, dia memang jarang kemari.

"Bagaimana perkembangan perusahaan Za?"

"Alhamdulillah semakin berkembang pa, sekarang Eza membangun cabang di kota B!"

"Bagus kalau begitu, tapi jangan terlalu sibuk Za, ingat jika kamu sudah memiliki istri!!"

Eza menatap Ina sekilas

"Iya!" jawab pria itu singkat

"Za, kapan kamu akan memberi mama cucu, teman teman mama semuanya pada pamer cucu, mama juga pengen Za!"

"Mama berdoa saja, aku akan segera memberikannya!!"

Ucapan Eza membuat Ina senang, Eza bersedia memberikan cucu untuk mamanya, itu artinya dia ingin memiliki anak dengannya bukan?. Tanpa sadar Ina tersenyum.

Setelah makan malam selesai, Eza dan Ina memutuskan pulang.

"Hati hati dijalan!"

"Kami pamit ma, pa!"

Mereka masuk kedalam mobil milik Ina, sementara mobil Eza ditinggal dirumah orang tuanya. Tidak ada pembicaraan diantara mereka, keduanya sibuk dengan pikiran masing masing. Hingga setengah jam kemudian, mereka tiba di rumah.

Drtt drttt

📞 Hallo.... Baiklah aku akan segera datang

"Maaf In, aku harus segera pergi!!"

"Kau akan ke kantor malam malam begini?" tanya Ina kecewa

"Ya!"

In menghela nafas, ia mengira malam ini mereka akan bersama,

"Baiklah, hati hati!" ucap Ina pada akhirnya

Eza turun dari mobil dan memakai mobil satunya. Ina menatap nanar kepergian suaminya.

*Semoga kamu tidak membohongi dan mengecewakan aku mas, bathin Ina

...🌻🌻🌻🌻🌻*...

Mobil Eza baru saja memasuki apartemen.

Bukankah itu Eza, kenapa dia masuk ke apartemen ini?

*****

Jangan lupa like dan komennya

Terpopuler

Comments

Yunie

Yunie

ina ngikutin eza ?
tp bener kan rose itu anak perempuan yg nolong eza waktu itu ?

2021-10-13

1

mis samia

mis samia

lanjut thor💖💖

2021-10-13

0

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

🥰

2021-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!