Mungkinkah Dia Tasya?

...Budayakan follow sebelum membaca...

...🌻🌻🌻🌻🌻...

"Sebenarnya, apa tujuanmu mendekatiku?"

Rose menatap Eza dengan santai,

"Tentu saja bekerja pak, apalagi?"

"Rose Anastasya Malik, putri tunggal Irawan Malik dan Ratna Anastasya, pewaris tunggal perkebunan teh Adikara, kau keturunan keluarga kaya raya, kenapa harus bersusah susah menjadi sekertarisku jika tidak memiliki niat lain? Atau kau ingin balas dendam kepada bu Sandra melalui aku?!"

Bukan terkejut, Rose justru tertawa

"Hahaha, kau terlalu percaya diri tuan, maksudmu aku berniat menjadikanmu alat balas dendamku? Dengan cara apa? Dengan menjerat dan merayumu begitu??" Rose berkata dengan dingin,

"Jika aku berniat melakukannya, sejak awal aku akan mendekatimu, bahkan bert*lan*ang didepanmu pun aku sanggup" Rose meraba dada Eza, dan pria itu terlihat menahan nafas, "Sayangnya, aku tidak semurahan itu, lagipula kau harus tahu. Aku tidak suka pria bekas!!" sinis Rose mendorong dada Eza.

Eza yang emosi, mencekal tangan Rose, membuat gadis itu menatapnya.

"Kalau bukan itu, lalu apa?!! Aku tahu niatmu mendekatiku!!, kau ingin menghancurkan bu Sandra lewat Inara bukan?"

Tanpa Eza duga, Rose mendekatkan wajahnya, hembusan nafasnya begitu terasa diwajah Eza

"Kalaupun itu benar, aku ingin kau yang datang padaku, bukan aku!!"

Wuhh..., Rose meniup telinga Eza membuat pria itu terperangah

"Hubungi aku jika kau berniat memecatku!!" ucapnya membuka pintu lalu pergi.

Eza masih terdiam didalam mobil. Pikirannya kacau, dia terus memikirkan apa tujuan Rose sebenarnya. Gadis itu sulit bisa ditebak. Semua usaha yang Eza lakukan nyatanya tak berhasil menemukan jawaban.

Setelah beberapa menit merenung, Eza kembali melajukan mobilnya. Bukan kembali kantor, ia justru melajukan mobilnya menuju sebuah taman. Tempat pertemuannya dengan gadis kecil dimasa lalunya.

Sementara didalam taksi, Rose tersenyum sinis

Sebentar lagi semuanya akan dimulai,

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Matanya menatap dari jauh dua ayunan yang sudah usang. Dia berdiri diantara rerumputan yang memanjang. Ingatan kejadian lima belas tahun yang lalu masih terekam jelas dibenaknya

"Kakak, dorong aku!" pinta gadis kecil beekepang dua, dia gadis yang manis. Senyum dari gigi gingsulnya mampu menarik perhatian Eza kecil, apalagi tatapan mata coklatnya yang begitu teduh membuat Eza kecil langsung menyukainya. Tanganya tergerak mendoring ayunan itu, seperti permintaan gadis itu.

"Kakak, kau tampan sekali, maukah menjadi suamiku suatu hari nanti?"

Eza kecil tersenyum

"Berapa usiamu?", gadis itu menjawab dengan menunjukkan enam jarinya

"Kau masih kecil, darimana tahu soal menikah, hm??"

"Putri salju menikah dengan pangeran tampan, bukankah kakak tampan? Mari menikah saat kita besar!!" Eza kembali tersenyum

"Jadi kamu ingin seperti putri salju?", gadis itu mengangguk, "Baiklah, mari menikah saat kita besar!", mata gadis itu berbinar, dia turun dari ayunan dan memeluk Eza

"Tasya senang akan menikah dengan pangeran tampan!"

"Rupanya kau disini bocah kecil!!" teriak seseorang berbaju tahanan, dia terlihat menyeramkan bahkan pria itu membawa pisau, "Karena ayahmu aku mendekam di penjara!!, jika kau mati, maka dendam dan sakit hatiku akan terbalas!!"

Ganendra Triyoga, ayah Eza adalah anggota kepolisian. Seminggu yang lalu, ia berhasil menangkap bandar narkoba, sayangnya dia berhasil kabur dan menjadi buronan.

" Ayo lari kak!!" gadia itu menyeret tangan Eza, mereka berlari saat pria menyeramkan itu hendak menyerang mereka

"Berhenti bocah sialan!!, kalian tidak akan lolos dariku!!"

Mereka terus berlari, sayangnya tenaga mereka kalah jauh. Pria itu berhasil menggeret tangan Eza dan membuatnya jatuh.

"*Sekarang kau akan mati!!" pria itu mengarahkan pisaukan ke arah Eza

"Hei penjahat, rasakan ini!!" teriak si gadis sambil melempar batu ke kepala pria menyeramkan itu. Dia mengerang kesakitan dan reflek menyabetkan pisaunya*

"*Arrghh!!!" teriak gadis itu saat bahunya terkena sayatan pisau pelaku,

Eza berlari menghampirinya

"Bahumu terluka!!" ucap Eza panik,

"Jangan bergerak!!!" teriak polisi yang tiba di lokasi, mereka langsung memborgol pelaku*

"Eza, kau tidak apa apa nak?" tanya Ganendra

"*Dia terluka yah, dia terluka karena menolongku!!"

"Astaga nak, bahumu terluka!!" teriak seorang ibu ibu*

"Maaf atas kejadian ini nyonya, anak anda terluka karena menolong putra saya!!"

"*Tidak apa pak, untung kalian datang tepat waktu. Kalau begitu saya permisi, saya haeus membawa putri saya kerumah sakit!!" ibunitu langsung menggendong putrinya dan membawanya pergi

Eza menatap kepergian gadis itu dengan sendu.

"Kalian pasti akan bertemu lagi, sekarang, ayo kita pulang!" ajak Ganendra

Sejak saat itu, Eza sering datang kemari. Sayangnya dia tak pernah bertemu gadis itu lagi*

Cit....cit....cit....

Lamunan Eza buyar saat mendengar bunyi ayunan,

"Rose!!" lirih Eza

Kenapa dia ada disini, apa mungkin Rose itu Tasya??

Eza segera meninggalkan tempat itu sebelum Rose melihatnya.

"Kapan kau akan datang, pangeran tampanku!!" gumam Rose tersenyum kecil

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Eza tiba dirumahnya pukul sembilan malam. Didepan pintu sudah ada Ina yang menyambut kedatangannya.

"Kau belum tidur?"

"Aku menunggumu!" Ina mengambil tas dan jas milik suaminya lalu berjalan masuk.

"Mau mandi dulu mas?"

"Hm, aku lelah!"

"Akan kusiapkan air panas" Ina bergegas menuju kamar mandi, mengisi bath up dengan air hangat.

Eza masuk kedalam kamar mandi dan merendam tubuhnya yang lelah. Pikirannya terus melayang, apa mungkin orang yang dicarinya selama ini adalah Rose. Mereka memang memiliki kesamaan, gigi gingsul dengan senyum manis serta tatapan mata yang teduh. Tapi bisa saja hanya kebetulan bukan, lagipula banyak yang memiliki gigi gingsul dengan senyuman manis. Tapi tatapan mata Rose sama persis dengan tatapan gadis kecilnya.

Hanya ada satu cara untuk membuktikannya, bathin Eza

Setelah dirasa cukup rileks, Eza segera beranjak dari kamar mandi. Tubuhnya terasa lelah dan dia butuh istirahat.

Inara menghela nafas saat melihat suaminya sudah tidur. Makanan yang sudah ia hangatkan terpaksa kembali masuk kedalam kulkas. Belakangan Eza memang terlihat begitu lelah. Wajar saja, pekerjaan Eza pasti banyak. Taoi sebagai istri, Ina merindukan suaminya. Mereka bahkan jarang menghabiskan waktu bersama.

*Kapan kita akan memiliki anak jika kamu jarang menyentuhku, mas. Lirih Inara

...🌻🌻🌻🌻🌻*...

"Kau ingin menghancurkan Sandra melalui putrinya??" tanya Nata pada Rose. Setelah mengunjungi taman, Rose datang kerumah Nata

"Entahlah paman, awalnya memang demikian. Tapi sepertinya, Eza tidak mudah ditaklukkan!"

"Kalau kau melakukannya, apa bedanya kau dengan Sandra Rose. Kalian sama saja!!"

"Setidaknya, perempuan ular itu akan merasakan sakit yang mama rasakan, paman!!"

Nata menghela nafas,

"Papamu menemuiku, dia menanyakan kabarmu pada paman!!"

Rose tidak menanggapi ucapan Nata

"Kau tidak bisa memutuskan hubungan darah dengannya Rose, dia papa kandungmu, bagaimanapun kau membutuhkannya jika kau akan menikah!"

Rose tertawa hambar

"Aku bahkan tidak ingin menikah, paman. Aku sudah tidak percaya dengan laki laki, apalagi cinta, semuanya bulshit!!"

"Lalu apa tujuanmu mendekati suami Inara!!, hanya untuk melakukan dosa??"

Rose menatap Nata, pria yang telah ia anggap seperti papanya.

"Bukankah dosa ditanggung masing masing pembuatnya??. Kalaupun aku harus menikah dengan Eza ataupun pria lain, kami bisa memakai wali hakim!!" jawab Rose enteng

"Pernikahan kalian tidak akan sah Rose, karena papa kandungmu masih hidup!!"

Rose berdiri, dia malas mendengar ocehan Nata

"Apa bedanya menikah sah atau tidak jika akhirnya tidak bahagia" ucapnya meninggalkan rumah Nata

Nata kembali menghela nafas

"Kau lihat Rat, putrimu menjadi keras kepala. Tapi jangan khawatir, aku akan selalu menjaganya!!"

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Rose bersiap berangkat ke kantor. Setelah kejadian kemarin, ia mengira Eza akan memecatnya. Siapa sangka pria itu menelponnya dan menyuruhnya bekerja.

Mengendarai mobilnya dengan santai, Rose sengaja datang terlambat. Biarkan saja bosnya itu menunggu. Lagipula tanpanya, Eza hanya butiran debu.

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Menjadi pusat perhatian saat tiba dikantor adalah hal yang biasa bagi Rose. Tak sedikit karyawan pria yang sok akrab dan menyapanya. Semua hanya dibalas senyuman oleh pemilik gigi gingsul tersebut. Kaki jenjangnya terus melangkah hingga sampai di ruangannya.

"Kau terlambat 45 menit!!" ucap Eza dengan nada jengkel

"Maaf, jalanan macet!!"

"Alasan klise"

Rose tak menghiraukan ucapan Eza. Dia duduk dimejanya dan mulai mengerjakan tugas.

"Buatkan aku kopi!!"

Tanpa menjawab, Rose berdiri dan berjalan keluar ruangan.

Sepuluh menit kemudian, Eza mendengar suara langkah kaki, dia segera bersiap dengan rencananya.

Ceklek..

Bruk...

Deg

*****

Hayo apa yang terjadi???

Sebelumnya, penulis minta maaf buat kakak pembaca. Bab 4, tadi aku revisi, karena merasa kurang dapet rasanya. Jadi, buat kakak yang baca pagi pagi sebelum jam enam. Aku sarankan baca lagi biar nyambung... Maafkan penulis yang plin plan ini. Maklum, emak beranak dua ini masih belajar nulis. Belum mahir dan bagus tulisannya.

Aku harap kalian suka...

Semoga selalu sehat dan bahagia.

Terpopuler

Comments

abu😻acii

abu😻acii

suka kok cerit nya seru

2023-03-25

0

Yunie

Yunie

apa yg terjadi ?
apa Eza mw liat bekas luka sayatan d rose ?

2021-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!