Sebelum menjelaskan ke Hasan dan Maya, Jebby terlebih dahulu menelpon Viko yang sedang menunggu di mobil.
Tidak lama kemudian Viko datang membawa beberapa hadiah, Viko harus bolak balik dari mobil ke rumah untuk memindahkan hadiah-hadiah itu. Hasan dan Maya yang melihat begitu banyak hadiah saling menatap karena bingung dengan apa yang terjadi di hadapan mereka.
"Ibuuu... Ayaaah... perkenalkan sekali lagi, Aku Jebby, aku sudah mengambil surat nikah dua hari yang lalu dengan Viana, hari ini aku datang mengantar hadiah pernikahan sekaligus menjemput Viana untuk tinggal bersamaku.
"Apaaaaa" Maya dan Hasan berteriak serempak karena begitu kagetnya dengan apa yang mereka dengar.
"Ayaahh...Ibu... Maafkan aku, aku juga tidak menyangka Jebby akan langsung mengajakku mengambil surat nikah, aku juga belum memberitahu kalian kemarin karena aku ingin mengatakannya saat Jebby juga di sini"
"Ibuu..Ayaah, jangan salahkan Viana, ini semua salahku, aku yang tidak sabar untuk menjadi suami sahnya Viana"
Hasan dan Maya tidak tau harus mengatakan apa, karena mereka benar-benar terkejut.
"Ayah dan ibu tenang saja.. aku akan menjaga Viana dengan baik, mengenai soal resepsi pernikahan aku akan segera mengaturnya"
"Tidaakk" Viana langsung menolak saat Jebby membicarakan soal resepsi pernikahan.
Jebby melihat Viana dengan tatapan bingung.
"Ibu ayah... bisakah kita menunda dahulu soal resepsi pernikahannya, aku hanya belum siap" pinta Viana
"Jebby... bisakah?" Jebby melihat harapan yang kuat di mata Viana hanya bisa mengiyakan permintaannya.
"Baiklah..Ayah dan ibu hanya bisa mendukungmu saja, kamu sudah besar, Ayah yakin kamu punya alasan sendiri"
"Terima kasih Ayah terima kasih ibu" ucap Viana dengan senyum lembutnya.
"Jebby... Bisakah kamu memberiku waktu tiga hari lagi di rumah ayah dan ibu? Aku ingin membereskan barang-barangku, aku juga masih ingin bersama ayah dan ibu, bisakah?
Jebby mengelus kepala Viana dengan lembut sambil mengiyakan permintaannya.
"Iyaaa...aku akan menjemputmu jika kamu sudah siap"
"Terima kasih"ucap Viana penuh rasa syukur, sejujurnya Viana belum ingin meninggalkan Maya, Hasan, dan Daren terutama Asyaa putri kecilnya itu.
Setelah Jebby pulang, Viana memeluk Maya sambil bermanja-manja dalam pelukannya.
"Ibuuu.. aku tidak ingin meninggalkan Ibu, Ayah, Daren dan Asyaa."
"Sayaaang... Sekarang kamu sudah menikah, kamu tidak boleh tidak ikut suamimu"
"Atau haruskah aku meminta Jebby saja yang tinggal di sini bersama kita... Bagaimana ibu?
Maya langsung memencet hidung Viana yang saat ini sedang berada di pelukannya.
"Kamu tidak boleh seperti itu, namanya seorang wanita harus berkorban meninggalkan keluarganya untuk merawat suami dan anaknya kelak" Jelas Maya
Viana yang mendengar hal itu, tiba-tiba matanya berkaca-kaca dan suaranya mulai serak karena menahan kesedihannya.
"Ibuu lalu bagaimana dengan Asyaa?, Aku tidak ingin jauh darinya, aku ingin bersamanya?
"Sayaaang kamu tidak bisa membawanya, jika kamu membawanya, kamu akan membawanya dengan identitas apa?"
"Lalu aku harus bagaimana buu?"
"Kamu tenang saja, ayah dan ibu akan menjaganya dengan baik, ada Daren juga yang selalu menemaninya bermain, nanti kamu bisa sekali kali membawanya ke rumah suamimu"
Mendengar perkataan Maya Viana hanya bisa mematuhinya, benar apa yang dikatakan ibunya, jika dia membawa Asyaa dengan identitas sebagai adik nanti apa yang akan dikatakan Jebby.
"ya sudah... pergi bangunkan Asyaa dan Daren, kita akan sarapan, Daren juga harus ke sekolah."
Viana pergi membangunkan Asyaa dan Daren.
beberapa menit kemudian semuanya sudah berada di meja makan, sambil makan Maya pun menceritakan soal Viana yang sudah mengambil surat nikah bersama pria yang bernama Jebby kepada Daren, Daren terkejut dan langsung melihat ke arah Viana, Viana mengiyakan dengan anggukkan kepala ke arah Daren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Aqiyu
kenapa ga jujur aja kalo Asyaa anak Viana
2021-12-07
0