Bab 9

Melihat pencapainnya Asyaa tersenyum manis dengan polosnya "Kakak... liat Asyaa mengganti gambarnya, Asyaa tidak suka gambarnya jadi Asyaa ganti gambar Hello Kitty"

"Hahahahaa..." Daren yang melihat tingkah polos Asyaa tertawa terbahak-bahak, dan segera keluar dari website kepolisian dan juga membuat polisi tidak bisa menemukan pelaku yang meretas situs mereka.

Tiba-tiba pintu kamar di ketuk dari luar, sosok wanita cantik masuk ke dalam kamar Daren.

"Daren Asyaa apa yang sedang kalian lakukan?

"Kakak Viana.. aku mengganti gambar pak polisi dengan gambar hello kitty" Asyaa mengatakan apa yang dia lakukan untuk meminta pujian dari Viana.

Viana mengambil Asyaa dari pangkuan Daren

"Asyaa kami memang pintar, tetapi lain kali tidak boleh seperti itu lagi ya"

"mengapa" tanya Asyaa dengan bingung.

"Karena nanti pak polisinya akan sedih, Asyaa tidak mau kan membuat orang sedih"

"Iyaaa.. Asyaa tidak akan membuat pak polisi sedih lagi"

Daren mengikuti mereka turun untuk makan malam, Hasan dan Maya sedang menata makanan di meja,

"Ayah.. Ibu.." safa Asyaa kepada Maya dan Hasan.

Yaa.. Asyaa memanggil Hasan dan Maya sebagai Ayah dan Ibu itu adalah keputusan Viana sejak mereka membawa Asyaa kembali ke rumah.. karena Viana tidak ingin Asyaa menjadi anak yang tidak memiliki seorang ayah, Viana juga takut makin Asyaa besar pasti akan bertanya soal ayahnya, itulah mengapa Viana memutuskan untuk menyembunyikan bahwa dialah ibunya Asyaa, awalnya Hasan dan Maya tidak setuju karena itu akan menyakiti Asyaa nanti, tetapi memikirkan Asyaa yang akan mempertanyakan ayahnya mereka juga akan sedih dan tidak tahu harus menjelaskan apa, maka Hasan dan Maya hanya bisa menyetujuinya demi kebaikan Asyaa.

Saat sedang makan tiba-tiba Maya yang sedang menyuapi Asyaa di pangkuannya berbicara.

"Viana sayaaang kamu sudah 21 tahun sekarang kamu juga sudah lulus kuliah, maukah bertemu dengan anak teman ibu? Jika tidak cocok kamu boleh mengatakannya, bagaimana?" Ada harapan dimata Maya, Viana yang melihat harapan itu hanya bisa menyetujuinya.

"Baiklah ibu aku akan menemuinya"

"Anaknya sangat baik, meskipun hanya seorang pengacara kecil dan belum punya nama, tetapi itu lebih baik daripada orang yang punya banyak uang tetapi semena-mena pada pasangannya" Viana yang mendengar hal itu hanya mengangguk dengan patuh, apalah artinya melakukan hal kecil yang dapat membuat Maya bahagia, sedangkan kebahagiaannya saat ini semua diberikan oleh Maya dan Hasan

Senyum mengembang di wajah Maya, mereka makan dengan hati yang damai.

Keesokan harinya disebuah Cafe tempat perjanjian Viana duduk sambil menyeruput Coffee Late yang dipesannya, dia datang 15 menit lebih awal dari waktu perjanjian.

Jebby yang datang ingin menemui klien bersama asistennya Viko, melihat wajah gadis yang selama ini ada di pikirannya sedang duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri, dia menghentikan langkahnya.

"Boss ada apa?" Tanya Viko yang sedang berdiri di sampingnya.

"Kamu pergilah temui klien kita, aku masih ada urusan"

"Baiklah" Viko pergi meninggalkan Jebby yang sedang berdiri melihat seorang wanita,

Jebby melangkah ke arah Viana yang sedang duduk, Viana yang tidak mengingat wajah Jebby mengira bahwa Jebby adalah pria yang ingin dia temui. Sehingga saat melihat Jebby dia tersenyum sopan dan langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Hallo aku Viana..ibuku sudah menceritakan sedikit tentangmu, "siapa namamu" Jebby yang mulai memahami keadaannya bahwa Viana memiliki janji temu dengan orang lain juga tidak ingin menjelaskan bahwa bukan dirinya yang seharusnya dia temui, tetapi dia justru memperkenalkan dirinya,