Viana merasa ayah dan ibu angkatnya itu adalah malaikat yang dikirim tuhan untuknya dan Daren, dia menghampiri Hasan dan Maya.
"Ibu ayah aku masih akan kuliah nanti jika perutku sudah tidak bisa di tutupi lagi baru aku akan mengambil cuti"
"Tetapi sayang, bagaimana kalau kamu lelah? kamu harus menjaga dirimu dengan baik"
"Iya ibu, aku akan hati-hati"
"Baiklah, sekarang kamu istirahatlah, ibu dan ayah sebentar lagi akan tidur"
"Mm" Viana meninggalkan mereka diruang tamu, setelah mengambil air untuk minum, Viana kembali ke kamarnya, di kamarnya Viana berusaha mengingat pria yang menidurinya tetapi karena sudah 1 bulan yang lalu dan hanya melihatnya sekali membuat Viana tidak mengingat jelas wajahnya.
9 bulan kemudian Viana yang sedang di sofa bersama Daren tiba-tiba merasakan sakit yang hebat di perutnya. Daren yang melihat Viana langsung memanggil Hasan dan Maya
"ibuuuu ayaaahhh cepat ke sini sepertinya kakak akan melahirkan"
Maya yang sedang memasak di dapur mendengar teriakan Daren langsung bergegas ke arah mereka,
"Di mana ayahmu cepat panggil dia, kita akan membawa kakakmu ke rumah sakit"
Daren langsung berlari memanggil Hasan yang sedang menanam kentang, "ayah cepat kakak akan melahirkan" hasan yang mendengar perkataan Daren langsung melemparkan cangkul dan kaus tangan yang berlumpur begitu saja, Hasan langsung ke garasi mobil sedangkan Daren membantu Maya memapah Viana yang kesakitan.
Di sebuah ruang tunggu rumah sakit Maya sedang duduk merangkul daren, dan Hasan berdiri menatap ruang persalinan dengan Cemas.
"Uuuuaaaa...Uuuuaaaa...Uuuuaaaa" terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan, Hasan, Maya dan Daren yang mendengarnya langsung tersenyum bahagia. Beberapa menit kemudian Viana yang masih terlihat lemas di atas ranjang di dorong keluar untuk di pindahkan ke ruang rawat inap, sedangkan bayinya juga di dorong dalam kereta kecil khusus bayi.
Di ruang rawat inap Viana tersenyum melihat bayi yang sangat mungil yang sedang di gendong oleh Maya, "Sayang lihat putrimu dia sangat cantik" mendengar hal itu Viana tersenyum bahagia.
"Ibuu itu berarti aku akan menjadi seorang Paman" ucap Daren dengan senyum cerahnya melihat Maya menggendong bayi kecil itu.
Di kamar lain sebelah kamar Viana seorang pria sedang mengupaskan apel untuk seorang wanita, yaa itu adalah Jebby yang sedang menjenguk adiknya, adiknya sangat manja padanya. "Kamu ini hanya demam saja bahkan 1 hari di rumah sakit sudah boleh pulang, tetapi sudah 5 hari tidak mau pulang"
"Kakak kamu jangan seperti itu, aku akan bilang ke ibu nanti kalau kamu sudah tidak menyayangiku, aku juga akan meminta ibu mencarikan istri yang akan memarahimu setiap hari" mendengar ucapan adiknya Jebby hanya tersenyum dia memang tidak bisa membantah adik perempuannya ini.
"Tetapi kakak, mengapa kamu belum menikah? Ada banyak wanita cantik yang mendekatimu tetapi kamu selalu bersikap dingin pada mereka, karena sikapmu itu aku yang kesusahan, kau tahu... mereka berusaha menyenangkanku, membelikan aku banyak hadiah hanya agar aku mengatakan hal-hal baik tentang mereka padamu, benar-benar melelahkan"
"Nina Kamu istirahatlah.. kakak keluar dahulu"Jebby keluar untuk menelpon "bagaimana apa ada perkembangan?"
"maafkan aku boss, mungkin nona Viana sudah tidak berada di Negara C lagi, aku sudah memakai semua koneksi kita yang ada di Negara C tetapi mereka tidak ada yang mengetahuinya, bahkan aku menghubungi teman-teman yang pernah sekelas dengannya, mereka mengatakan terakhir kali bertemu Viana, saat acara kelulusan."
"Baiklah hentikan, kamu tidak perlu melakukannya lagi, kembali ke Negara B dan urus semua pekerjaan di kantor, aku lagi ada urusan" setelah itu jebby mematikan telponnya.
Tiba-tiba kamar disamping terbuka, Daren keluar karena sudah terlalu lama di ruangan, dia tidak menutup pintu kamar dengan rapat. Melihat seorang anak laki-laki tampan keluar jebby sedikit memperhatikannya, Daren yang melihat ketampanan Jebby merasa iri, lalu berbisik "Ciihh lebih tampan aku" Jebby hanya tersenyum melihat tingkah bocah 11 tahun itu.
Dari dalam ruangan Viana terdengar suara bayi menangis, Jebby yang mendengarnya sedikit penasaran dan melihat ke arah sumber suara, terlihat seorang wanita sedang menunduk menenangkan bayinya,Viana merasa ada seseorang memperhatikannya dia mencoba mengangkat wajahnya," Paman apa yang kamu lakukan, tidak boleh mengintip kamar orang lain" jebby yang sedikit lagi hampir melihat wajah perempuan itu, di hentikan oleh Daren hingga fokusnya teralihkan, sedangkan Daren langsung menutup rapat pintu kamar dari luar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Aqiyu
huuuhhhh....
hampir saja...
2021-12-07
0
𝕹𝖚𝖗𝖚𝖘𝖞𝖘𝖞𝖎𝖋𝖆
belum waktu nya bertemu 🤭🤭😅😅
2021-11-08
5
Neinni R
lanjut baca
2021-11-06
2