Bab 6

Di kamarnya Viana sedang termenung, sambil mengelus perutnya, dia tidak menyangka dalam perut kecilnya ada sebuah nyawa, dia tidak tega jika harus menggugurkannya.

Tok tok tok, pintu kamarnya di ketuk dari luar.

"Sayaaang ini ibu, bolehkah ibu masuk?" Terdengar suara maya dibalik pintu.

"Masuklah bu, pintunya tidak dikunci"

Maya berjalan masuk sambil membawakan segelas susu dan menyerahkannya untuk Viana. "Sayang minum susu hangat ini untuk menyeimbangkan gizimu, tadi kamu hanya makan sedikit, kasihan janin yang ada di perutmu tidak dapat nutrisi yang baik" ujar Maya sambil memberikan susu itu ke tangan Viana

Viana mengambil susunya dan meminumnya sampai habis, "ibu bo bolehkah aku melahirkan anak ini?" Maya yang mendengar permintaan putrinya langsung memeluknya dan memberikan rasa aman untuk Viana, "Sayaang dari awal ayah dan ibu selalu mendukung apapun keputusanmu, dan jika kamu mau melahirkan anak ini, ibu dan ayah akan siap membantumu merawatnya dengan baik, kami akan memberikan segala yang kami punya untukmu, untuk Daren,dan untuk anak ini kelak, kalian adalah kebahagiaan kami, sejak kalian datang ke rumah ini, kami merasa hidup kami tidak kekurangan apapun lagi, terima kasih karena sudah datang dalam hidup kami" Hasan yang mendengar percakapan ibu dan anak itu dari luar pintu merasa sedih sekaligus bahagia, merasa bahagia karena sebentar lagi akan datang bayi kecil yang akan memanggilnya kakek, yang membuatnya sedih adalah Viana yang masih berumur 17 tahun tetapi sudah harus menjadi ibu tunggal untuk anaknya kelak.

Di sebuah perusahaan Jebby berada di ruangannya menghadap jendela sambil melihat mobil yang lalu lalang di bawah perusahaan itu terlihat seperti semut yang berbaris, tiba-tiba pintu ruangannya di ketuk.

Tok..tok..tok seseorang masuk setelah mengetuk pintu dan langsung melapor " Tuan saya sudah berusaha mencari wanita itu, tetapi lagi-lagi tidak menemukannya di Negara C apa yang harus saya lakukan, sudah 1 bulan kita mencarinya tetapi tidak menemukannya. Mendengar laporan itu Jebby yang sedari tadi menghadap ke jendela kaca perusahaannya tidak bergerak sedikit pun, dia menutup matanya "di mana lagi aku harus mencarimu" bisik jebby sambil menghela nafasnya.

Asisten yang melihat tingkah bosnya itu,merasa penasaran hingga tidak mengendalikan mulutnya untuk bertanya "Tuan siapa wanita itu, anda sudah mencarinya sejak anda kembali ke Negara B, seharusnya jika kamu mencarinya saat itu juga di Negara C mungkin kamu sudah menemukannya" yaa penyesalan Jebby adalah dia tidak langsung mencari wanita itu karena disibukkan dengan jadwalnya yang padat saat berada di Negara C, ketika dia sadar dan ingin mencarinya justru sudah tidak menemukannya, satu-satunya info yang mereka dapatkan adalah namanya Viana dan telah diusir dari rumahnya.

"aku perintahkan kamu untuk terus mencarinya jika tidak, aku akan mengirimmu ke cabang perusahaan yang ada di Afrika"

"bos kamu sangat kejam" asistennya Viko langsung pergi meninggalkan bosnya yang dia rasa sudah mulai gila.

Malam hari di rumahnya Hasan dan Maya sedang duduk berpelukan di ruang tamu sambil berbincang-bincang, "suamiku sebentar lagi kita akan menjadi kakek dan nenek aku sangat bahagia, oh iya.. lalu bagaimana nanti dengan kuliahnya Viana?