Bab 8

"anak kecil... mengapa kamu memanggilku paman? Apakah aku setua itu? Seharusnya kamu memanggilku kakak" mendengar perkataan Jebby Daren tidak mempedulikannya, dia langsung masuk ke kamar Viana dan menutupnya.

Jebby yang ditinggalkan begitu saja menertawakan dirinya sendiri.

Di dalam ruangan... Viana melihat Daren masuk dengan wajah cemberut langsung bertanya. "Ada apa? Siapa yang mengganggumu?" Ada seorang Kakak yang sangat tampan di depan kamar kita, sepertinya dia menjenguk orang yang di kamar sebelah, aku tidak suka karena dia lebih tampan dariku, makanya aku memanggilnya paman untuk membuatnya kesal.

"Hahahaha... Kamu ini. siapa bilang dia lebih tampan darimu, adik kakak adalah yang tertampan" mendengar pujian Viana Daren tersenyum dan langsung menghampiri Viana yang sedang menggendong bayinya.

Tiba-tiba pintu di buka dari luar, Hasan dan Maya masuk. "Ayah Ibu kalian sudah datang?" Safa Viana

Maya langsung mengambil alih bayi dalam gendongan Viana, "kamu istirahatlah..ibu yang akan memberinya susu"

"Viana bagaimana kalau kamu memberikan nama untuk anakmu sekarang?" Ucap Hasan dengan senyum lembutnya. Viana menggelengkan kepala.

"Tidak ayah...aku ingin ayah dan ibu yang memberikan nama untuknya"

"Benarkah? Bisakah ayah memberinya nama?" Tanya Hasan dengan antusias.

"Iya ayah...dia adalah cucumu, jika bukan kamu lalu siapa yang lebih berhak memberinya nama" Hasan tidak bisa menutupi kebahagiaannya, Dia mendekat ke arah Maya yang sedang menggendong Bayi kecil itu.

"Namanya adalah Asyaa yang artinya Mulia, bagaimana" Viana, Maya dan Daren mendengar nama yang diberikan Hasan tersenyum penuh sukacita.

3 tahun kemudian...

Viana sudah menyelesaikan kuliahnya, sedangkan Daren sudah duduk di bangku SMP, Daren sering mengikuti ujian untuk lompat kelas karena kecerdasannya, Daren juga sangat mahir komputer karena di ajari oleh gurunya di sekolah, waktu itu gurunya kaget karena Daren mampu meretas Sistem keamanan website sekolah padahal gurunya hanya mengajari mereka dasar-dasar membuat website, melihat hal itu gurunya meminta Daren mencoba meretas yang lain, yang membuat gurunya ketakutan adalah, karena dia tidak mengira Daren meretas Website Lembaga Kepresidenan, karena hal itu gurunya selalu ketakutan, takut keamanan presiden menemukan Daren, tetapi yang makin membuatnya takut, bahkan keamanan negara tidak mampu memasuki dan menyelidiki perbuatan Daren, mulai saat itu gurunya menasehati Daren untuk tidak memasuki website pemerintahan, dan juga menasehati Daren agar tidak memanfaatkan kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.

Di dalam kamarnya Daren sedang duduk di depan komputer, terlihat segumpal daging yang sangat imut duduk di pangkuannya, Asyaa yang berumur 3 Tahun itu sedang memperhatikan Daren yang mengotak atik komputernya,

"Kakak... Asyaa sudah tahu cara yang itu," Protes Asyaa dengan suara kecilnya, Asyaa sudah lancar berbicara bahkan pengucapannya sangat jelas dibanding anak-anak seusianya, Asyaa bahkan sudah bisa membaca dan memahami apa yang dibacanya, hal itu membuat Viana terkejut, karena Viana tidak sepintar itu, Viana curiga kecerdasan Asyaa mungkin saja gen Pria yang menidurinya.

"Baiklah Asyaa sangat pintar, Asyaa ingin tahu apalagi?"

"Asyaa ingat apapun yang di ajarkan Kakak Daren, Asyaa ingin mencobanya sekarang"

"Baiklah, silakan Asyaa coba" Daren mengembalikan layar desktop ke semula dan membiarkan Asyaa mencobanya.

Asyaa mulai menggerakkan jari-jari kecilnya di atas keyboard meskipun lambat karena jari-jarinya kecil tetapi Daren dibuat terkejut karena Asyaa langsung masuk ke website kantor polisi yang ada di daerah mereka dan mengganti tampilan website kantor kepolisian dengan gambar kesukaanya yaitu Hello Kitty.

Di ruangan pengelolaan situs website kepolisian, seorang polisi yang berada di depan komputer terkejut karena komputer tiba-tiba eror, beberapa detik kemudian menyala dan tampak gambar di situs website kepolisian telah berubah menjadi hello kitty.