Raisa yang sudah keluar dari rumah langsung menaiki taxi menuju studio lukis nya. Karena suasana hati raisa yang sedang tidak bagus, raisa memasang wajah jutek nya dan membuat pak supir taxi canggung dan merasa punya salah pada raisa.
.......
.......
.......
.......
...(20 menit kemudian. )...
"Em, maaf.. Tapi mobil taxi saya tak bisa memasuki gang yang anda tuju nona, karena ada pemblokiran jalan di depan. Soalnya ada perbaikan jalan, apakah anda ingin saya mengambil jalan yang berputar ? Tapi itu akan memakan waktu satu jam ! " kata pak supir sopan.
"Tidak usah pak, terimakasih. " Kata raisa sambil menyodorkan uang pada pak supir itu. Karena raisa sudah melihat nominal yang harus dia bayar.
Setelah keluar dari taxi, raisa memilih untuk berjalan kaki sampai ke studio nya yang berjarak 300 meter lagi. Yah walaupun memang tak ada pilihan lain, tapi raisa merasa tenang dengan suasana di lingkungan nya saat ini.
Jalanan masih sepi, hanya satu dua kendaraan yang lewat. Benar benar suasana yang raisa impikan selama ini. Raisa berjalan sambil memegang tas nya dan perlahan mood nya mulai membaik.
"Piiiiippppp.... " Klakson mobil yang mengarah pada raisa.
Otomatis raisa langsung melihat mobil itu, mungkin kenalan atau pengendaranya sedang membutuhkan petunjuk jalan.
"Kak, kalo cantik itu gak boleh kelewatan yaah. Soalnya gak baik buat kesehatan jantung aku, ya kak cantik ? " kata anak pria SMA dari dalam mobil, sambil menyodorkan kepalanya dari kaca mobil yang di turunkan.
Mendengar kata kata itu, raisa merasa seperti berada di usianya saat berumur 17 tahun. Setiap pagi pasti mendapat godaan dari teman teman pria nya, jangan kan pria... Teman wanita raisa saja pasti akan memberikan gombalan yang dapat membuat raisa salah tingkah.
"Hahaha.... " Tawa raisa yang membuat wajah nya semakin cantik karena mengingat momen lucu dan konyol dulu.
"Aku gak tau siapa nama kaka, tapi makasih sudah jadi penyemangat aku ke sekolah hari ini yaah. Dadaaahh, " kata bocah itu dengan wajah yang memerah, dan langsung menjalan kan mobilnya dengan kecepatan penuh.
"Semoga hari mu menyenangkan, " kata raisa dan lanjut berjalan.
Beberapa menit kemudian, jalanan mulai ramai. Ada beberapa anak kecil yang berlari dengan semangat karena berangkat ke sekolah, ada ibu ibu yang sibuk membeli dan menawar sayur pada penjual keliling yang menggunakan motor.
Ada juga teriakan ibu ibu karena anak nya belum bangun dari hibernasi mereka, semua hal itu benar benar menjadi pemandangan yang raisa nikmati dan membuat raisa tak henti menyunggingkan senyum manis di wajah nya.
"Eh, Non raisa... Udah seminggu yaah gak datang ke studio lukis, lagi sakit yaah ? " tanya satpam yang berada di pos dekat gerbang.
"Em, kemarin lagi gak enak badan aja kok. Jangan terlalu di pikir kan. Oia, raisa bisa minta kunci buat apartemen raisa gak ? Soalnya kunci nya ilang kemarin, atau mungkin raisa salah simpan. Om budi punya kunci cadangan nya kan ? " tanya raisa.
"Hah... Om Budi mah selalu punya kunci cadangan nya non raisa. Kan non raisa selalu kehilangan kunci terus, padahal masih muda. Kok bisa yah udah pelupa. " Kata om budi sambil mengambil kunci yang ada di laci meja. Di dalam laci meja itu, ada lebih dari puluhan kunci cadangan untuk apartemen yang di jadikan studio melukis oleh raisa.
"Ini non... " Kata om budi ramah dengan senyum khas nya.
"Makasih banyak yaah om budi, raisa naik ke lantai atas dulu yaah. " Kata raisa pamit .
"Iyah, hati hati ya non. " kata om budi.
Setelah itu raisa naik lift dan pergi ke apartemen nya yang berada di lantai enam.
.......
.......
.......
.......
...(Lima menit kemudian, di dalam apartemen raisa)...
"Klak... " Bunyi pintu yang di kunci dari dalam.
"Fyuuhh... Akhir nya sampai juga, btw... Aku rindu ruangan lukis ku ini, tapi berkat om budi ruangan ku ini selalu bersih dan wangi. Benar benar harus di kasih penghargaan satpam terbaik. " Kata raisa sambil membuka rompi cokelat nya dan di lemparkan di atas sofa begitu saja.
Raisa langsung ke dapur dan membuat kopi hitam tanpa gula untuk nya, dan setelah itu raisa berjalan dan duduk di atas sofa. Raisa menyandarkan punggungnya dan menghembuskan nafas lega berkali kali sambil sesekali menyeruput kopi miliknya.
"Oke istirahat dan pendinginan otak nya sudah cukup, sekarang waktu nya untuk lanjutin lukisan yang kemarin. Semangat raisa, " kata raisa yang sudah berdiri dan pergi ke depan kanvas yang sudah ada beberapa coretan warna, mengambil kuas dan menuangkan cat air ke tempat nya masing masing.
Raisa mulai memutar pergelangan tangan nya sambil sesekali bersenandung, saat memegang kuas dan berhadapan dengan kanvas, inspirasi raisa mengalir dengan sangat deras begitu saja di dalam otak nya.
Saat raisa tengah melukis, suasana hening di ruangan itu benar benar pekat. Hal itu yang membuat raisa harus mengunci pintu, agar tak ada yang dapat mengganggu dan mengantisipasi hal hal berbahaya lain nya.
Di tengah keheningan yang mengelilingi raisa, tiba tiba terdengar suara dari pintu.
"Klek... " Pintu yang terbuka .
Karena raisa melukis di dekat pintu, otomatis perhatian dan pandangan matanya langsung tertuju ke arah pintu. Raisa benar benar panik dan sedikit takut, karena raisa yakin tadi sudah mengunci pintu nya dengan benar.
"Apakah om budi yang datang ? Tapi om budi selalu mengetuk pintu dulu sebagai tanda sopan santu. ! Siapa yang datang saat ini ?? Apakah dia penjahat ? " Batin raisa panik dengan keringat dingin di wajah nya.
Ketakutan raisa semakin menjadi, dan raisa memilih memejamkan mata nya kuat kuat. Di tengah rasa takut dan cemas raisa itu, ada seseorang yang berbicara.
"Raisa.? Kamu kenapa gemetaran ? Muka kamu juta pucat pasih. Apa kamu sakit ? Hem ? " tanya orang dengan suara yang benar benar tak asing di telinga raisa.
"....... " Raisa hanya diam dan mulai membuka mata nya perlahan lahan.
"Huuhhh, Reesaaaa.... Ihh kamu aaahhh, gak lucu tau gak. ! " Kata raisa frustasi.
"Apa nya yang salah raisa ? Aku baru datang loh, masa kamu nya udah marah marah sih ?! " kata resa yang benar benar tak tau sudah membuat raisa ketakutan.
"Kalo mau masuk rumah orang itu, dahulukan etika oke?? Ketuk pintu dulu, kalo gak ada respon kan kamu bisa nelpon aku res. Aku takut banget tadi, padahal pintu nya udah aku kunci. Tapi kamu dengan tanpa beban dan muka tak bersalah malah seenak jidat aja main buka pintu, kamu becanda nya di kondisikan dong. ! "
Omel raisa panjang × lebar seperti biasa, karena kali ini resa benar benar sudah kelewatan.
"Ma... Maaf raisa, aku lupa kalo dulu kamu pernah ngalamin hal memilukan di apartemen ini. Maaf yaah, aku minta maaf raisa. Bener, aku bener bener lupa... " Mohon resa sambil memegang ke dua tangan raisa yang gemetaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments