"Ting.. Tong... Ting.. Tong. " Bel rumah yang berbunyi.
"Sebentar.. " Teriak suara perempuan dari dalam rumah itu.
"Klek.. " Pintu yang di buka.
"Siapa yaah.? Ada perlu ap-" Ucapan silvia seketika terhenti.
Yaah, yang membuka pintu adalah silvia. Adik kandung dari resa aditia, yang sedang menginap di rumah kaka nya untuk beberapa bulan ke depan.
Ekspresi silvia yang tadi nya masih cerah, langsung berubah drastis menjadi pucat seketika. Ya, silvia melihat raisa yang dalam keadaan wajah yang penuh akan air mata, dan tangan kanan nya yang penuh akan darah.
"Kyyyaaaaa....... " Teriak silvia.
"Silvia kamu kenapa.? " Teriak Resa dari dalam kamar mandi.
"Kak Resa, kak... Kak resa... Cepat ke sini. " Teriak silvia dengan panik.
Resa pun langsung memakai handuk kecil di pinggangnya, dan langsung berlari ke luar menuju suara teriakan adik nya di pintu masuk.
Saat berlari, resa di penuhi akan perasaan cemas dan khawatir. Jelas, dengan teriakan adik nya yang sangat histeris itu, perasaan kaka mana yang akan baik baik saja. Apa lagi silvia adalah adik satu satu nya, dan yang paling dia sayang.
"Silvia... Kamu kenap-" Ucapan resa seketika berhenti saat melihat raisa yang sedang berdiri di depan pintu masuk saat ini.
Dengan wajah yang masih basa karena menangis tak karuan, di tambah dengan tangan raisa yang berdarah, jelas membuat resa mati ekspresi untuk seketika.
"Selamat malam... Maaf mengganggu waktu kalian di malam ini. " Ucap raisa dengan senyum paksa pada kondisi nya saat ini.
Saat melihat raisa yang memaksa tersenyum dan tetap menyapa, membuat silvia tak bisa menahan rasa sedih nya. Silvia menutup mulut nya dengan ke dua tangan nya, dan menangis dengan sangat menyedihkan. Seakan dia juga dapat merasa penderitaan yang raisa rasakan.
Kenapa... Kenapa harus kak raisa... Kenapa kak raisa harus jalani takdir yang kaya gini... Batin silvia pilu.
Sedang kan ekspresi resa.? Yaah, hati resa bagai di cambuk oleh cambukan berduri. Sakit... Ya sakit sekali, rasa sakit yang di rasakan saat melihat wanita yang di cintai dalam keadaan naas seperti ini. Tak bisa berbuat apa apa, hanya bisa melihat kondisi yang sudah terluka dan tak bisa melindungi nya..
"Hiks... Kak Raisa... " Ucap silvia yang membangunkan andre dari lamunan penyesalan nya.
"Ra.... Raisa masuk dulu. " Pinta resa dengan suara yang lemas.
Silvia pun langsung mengandeng tangan kiri raisa yang tidak terluka, dan memapah raisa ke ruang tengah (Ruang tamu).
***
Kini Raisa dan Silvia sudah duduk di atas sofa yang terdapat di ruang tamu, sedang kan resa baru turun dari kamar nya membawa kan kotak P3K.
Tanpa berbasa basi, resa langsung menuangkan alkohol pada kapas, dan membersihkan dara yang ada pada tangan raisa yang terluka.
Saat membersihkan dara pada tangan raisa, ekspresi wajah resa tak bisa di baca. Entah sedih, marah, kecewa, menyalahkan diri sendiri, atau apa pun itu.. Semua nya tak bisa di tebak.
Sedang kan mata silvia hanya tertuju pada tangan raisa yang sedang di bersihkan oleh resa kaka nya itu. Dan pandangan raisa terus mengarah pada ekspresi wajah resa.
Raisa tak tau harus berbuat apa, lantaran di antara resa dan silvia tak ada yang berbicara. Sehingga suasana hening, canggung, dan isak tangis pun tercipta. Lantaran tak tahan dengan situasi saat ini, raisa memutuskan untuk angkat bicara..
"Res..... " Ucap raisa dengan nada rendah.
"Bisa diam gak.? Aku lagi fokus. Jangan di ganggu.! " Jawab resa pada raisa.
mata resa pun semakin memerah, mungkin dalam hitungan menit, air mata resa akan jatuh.
Karena tangan raisa sudah bersih dari darah, resa pun langsung bangkit berdiri dan berkata...
"Tunggu di sini. Aku akan ambil kan plester luka dulu. " Ucap resa sambil berjalan membelakangi raisa dan silvia menuju kamar nya.
Saat resa masuk ke kamar nya, dia mengarah ke kamar mandi nya dan dengan amarah yang tertampung di otak nya, resa langsung memukul tembok dengan sangat amat kencang...
"FU*K..... SIAL.... SIAL... SIAL.... ANJ*NGGGGGGG.....! EMANG B*NGSAT.! " Teriak resa sambil mengucek rambut nya.
"Jangan hanya ngaku kalo lo cinta sama dia, sayang sama dia, tapi gak bisa lindungi dia kaya gini. Bodoh banget tau gak. " Ucap resa pada pantulan wajah nya di cermin.
"Dasar gak guna. Bego, bodoh banget. Gak becus... " Ucap resa dengan linangan air mata yang sudah tak tertahan kan lagi.
"Raisa..... Sampai kapan lo mau jalani kehidupan lo kaya gini.? Pilih aku, lihat aku... Jadilah kekasih dan calon istri ku. " Ucap resa .
Karena tak mau membuat raisa dan adik nya silvia cemas, resa langsung membasuh wajah nya dan turun kembali ke ruang tamu dengan plester luka saru ball.
Saat resa sedang duduk jongkok seperti tadi dan menempelkan plester luka pada tangan raisa,
"Em.. Kak... Kan di kotak obat tadi masih ada plester luka, malahan masih satu ball loh kak. Belum di buka sama sekali, kok kaka ngambil yang baru lagi.? " Tanya silvia dengan polos pada kaka nya.
"Oh, gak lihat tadi. " Jawab resa.
"Masa sih kakak gak lihat.? Orang tadi silvia aja bisa langsung lihat sekali tengok." Sambung silvia lagi.
"Jaga jaga aja, jangan sampai karena plester luka nya udah lama, bisa menginfeksi luka raisa kan. " Jawab resa.
Jelas itu hanya alasan resa saja. Dengan dalih ingin mengambil plester yang baru, resa sebenarnya meluapkan kesedihan dan kekesalan nya seorang diri. Dia tak mau menampakkan ekspresi menyedihkan nya di hadapan adik dan orang yang dia cintai.
"Udah.. Udah.. Gak usah bahas ini lagi, karena tangan raisa udah di bersihin, di oles obat merah (Betadine.), dan sudah di tempelkan plester luka, sekarang kamu juga bisa tenang. Gak usah pasang muka cemas lagi.. " Ucap resa.
"Emang kenapa kalo silvia masang muka cemas.? Silvia kan benar benar cemas dan khawatir sama kak raisa.! " Sewot silvia.
"Kaka tau kalo kamu memang cemas sama keadaan raisa, tapi muka kamu itu jelek banget kalo lagi kaya gitu.. " Ledek resa agar dapat mencairkan suasana yang sempat hening tadi...
"huhh.... Kaka mah kaya gitu. Awas aja aku laporin sama mama papa. " Sambung silvia.
"Udah gede juga masih aja lapor ke papa mama.. Dasar anak manja.! " Ucap andre.
"Biarin..! " Jawab silvia.
"Hahaha... " Tawa raisa.
Akhir nya raisa tertawa juga. Dengan wajah yang sudah di bersihkan silvia dengan tisu basa tadi, membuat wajah raisa kembali terlihat hidup.
Resa dan silvia yang melihat raisa tertawa pun ikut senang, karena setidak nya beban raisa berkurang saat bersama dengan mereka...
Like & Komen😌
Makasih🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Yanti Za
lanjut thorr
2021-10-24
0
Mesra Jenahara
lanjut donk Thor..
dahh kepo banget nihh ☺️☺️😘
berharap segera terungkap si Fitri jelek itu keburukannya biar Andre tw mana yg bener* baik mana yg hanya pura* baik dan hanya memanfaatkan Andre doank dan juga Andre segera tw klo yg kasih ginjal itu bukan si Fitri jelek itu tapi melankan Raisa yg cantik jelita 🤗🤗🤗
2021-10-23
0
Rina Nurwaeni
bahagiakan raisa thor....😘💪💪💪
2021-10-18
0