Part 15

Setelah selesai menggosok gigi dan membasuh wajah dengan air, resa dan raisa keluar dari kamar dengan pakaian tidur yang masih melekat di badan mereka.. Tentu nya dengan bra yang sudah raisa pakai kembali tadi..

Saat resa dan raisa keluar dari kamar, kebetulan silvia pun baru keluar dari kamar nya.. Karena letak kamar silvia dan resa berhadapan, jadi kejadian seperti berpapasan saat keluar dari kamat sering terjadi.. Salah satu nya seperti pagi ini..

Silvia yang masih memeluk boneka kelinci nya, dengan mata yang sayup sayup padahal sudah di basuh dengan air pun langsung berbinar binar seketika.. Bahkan resa dan raisa dapat melihat bintang yang keluar dan mengelilingi silvia..

"Kak resa gimana tadi malam.? Pasti sukses kan.? Iya sih, pasti sukses banget. Bukti nya muka kak resa kaya orang yang bekerja keras sepanjang malam. Ah.. Syukurlah kalo gitu.. "

"Nanti acara pertunangan nya.. Ah gak usah pakai tunangan lagi, langsung nikah aja kenapa sih.? Kan gak masalah juga.!Nanti buat acara pernikahan nya fi OutDoor aja deh, soalnya itu yang lagi tren saat ini.. Tanu undangan bakal aku diskusi sama ibu, biaya pernikahan bakal aku diskusi sama ayah, terus.. -"

"SILVIA... " Panggil resa agar menghentikan bacotan adik nya yang pasti nya tak akan menemui titik finis.

"Tadi malam gak ada sesuatu yang terjadi kok.. Apalagi kalo yang kamu pikirin, gak ada kesamaan sedikit pun.. Jadi buang jauh jauh pemikiran kamu yang berharap kecelakaan itu terjadi.. Dan juga berhentilah mengoceh tentang sesuatu yang ilegal seperti tadi..!! " Jelas resa pada adik nya..

Wajah silvia yang tadi nya semangat dan sangat ceria, langsung berubah 360°. Hangus sudah harapan dan khayalan nya yang tadi, padahal silvia sudah sempat memikirkan nama untuk keponakan laki laki atau perempuan yang akan lahir dari rahim raisa..

"DASAR KAKAK GAK BERGUNA..!! MENYEBALKAN TAU GAK.?! GAK BISA MEMANFAATKAN SITUASI.. PAYAH.! " Gerutu silvia sambil berjalan duluan ke arah tangga, dengan asap yang keluar dari kepala nya..

Sedangkan raisa hanya tertawa melihat ekspresi silvia yang seperti anak anak yang menggemaskan padahal lagi marah, sedangkan wajah resa penuh akan rasa tertekan dan bersalah...

Silvia.. Kaka juga mau ngelakuin hal yang kamu pikirin dan harapkan.. Bahkan kemauan kaka melebihi ekspektasi mu, Tapi mana mungkin raisa mau ngelakuin hal itu dengan kaka. Yang ada raisa bakal benci sama kaka , terus hubungan yang kaka pertahankan selama ini bakal hancur seketika.. Kaka gak mau itu terjadi, jadi lebih baik menahan kemauan yang ada di dalam tubuh.. Batin resa sambil berjalan di samping resa, dengan wajah yang menampakkan sedikit kesedihan..

Namun ekspresi itu langsung resa hilangkan sebisa mungkin, karena tak mau raisa khawatir, dan lebih terhibur melihat wajah raisa yang tertawa bahagia saat ini..

..........

..........

..........

..........

..........

...(Satu minggu kemudian.!)...

Selama satu minggu itu, rasa tinggal di rumah resa bersama silvia. Dan tentu saja raisa tidur bersama silvia selama tinggal di rumah resa, karena resa melarang raisa untuk tidur bareng, lantaran takut tak bisa menahan diri..

Sebenar nya hari ini raisa belum mau pulang, tapi karena keluarga dari pihak andre terus menelfon raisa memerintahkan untuk pulang. Karena mereka tak mau Andre dan fitri untuk bekerja.. Padahal tinggal memesan pembantu saja, masalah sudah selesai.. Tapi apa daya, mereka tak mau rugi mengeluarkan uang untuk hal hal yang dapat di kerjakan oleh raisa.

Yah, begitulah kelakuan keluarga andre, jika raisa tidak mematuhi kemauan dan perintah mereka, maka mereka akan mengancam untuk memutuskan kerja sama dengan perusahaan ayah raisa.. Dan raisa tak mau hal itu terjadi, raisa sangat menyayangi ayah nya. Jadi dia akan melakukan semua nya agar tak berimbas pada ayah nya.

"Ayah.... Tunggu sedikit lagi... Raisa janji gak bakal makan banyak waktu kok.! " Ucapan yang sama yang di keluarga raisa saat pulang dari pantai dengan resa waktu itu.

Setelah mengucapkan kata kata itu, raisa kembali menatap dengan percaya diri, dan masuk lewat gerbang yang telah dia buka.

"Klek... " Pintu yang terbuka

Saat raisa baru saja melangkah ke depan, dia langsung di sambut dengan tatapan dingin dari andre.

"Oh... Ternyata masih ingat pulang rumah juga yaah kamu.. Aku pikir kamu udah kaya hewan yang lupa ingatan..! " Sindir andre pada raisa.

Lihatlah betapa tak tau malu nya wajah itu.. Aku juga gak mau pulang ke sini tau, kalo saja keluarga mu tidak mendesak dan mengancam menggunakan perusahaan ayah ku, kau pikir aku akan masuk ke rumah ini dan di perlakukan seperti pembantu.? Sungguh Konyol.. Batin raisa sambil menatap andre dengan tatapan datar.

"Hah... Kaya lagi ngomong sama batu aja.. Mending kamu masuk ke dapur, terus masak makan siang buat fitri deh.. Dia udah lapar banget itu... " Perintah andre.

Kalo dia lapar ya tinggal makan. Kalo gak ada makan ya tinggal beli.. Dapat di mana pembantu yang kerja nya kaya aku, tapi di gaji cuma lima juta perbulan.? Mau di cari sampai ke pelosok dunia juga gak ada. Hahaha, udah kaya candaan anak SD saja. Batin raisa penuh hinaan pada andre.

Raisa pun tanpa menjawab langsung melewati andre begitu saja, dan langsung menuju ke dapur...

"Tunggu dulu.. Apakah sikap raisa biasanya seperti ini .? Atau karena aku udah gak ngeliat dia beberapa hari.? Semacam ada hawa dingin yang terpancar dari pandangan mata nya, dan kepercayaan diri yang luar biasa.. Hah.. Seperti nya aku kebanyakan mikir deh, mau sampai kapan pun.. Raisa akan selalu mengemis cinta dan kasih sayang pada ku..! " Ucap andre dan menapaki anak tangga satu per satu menuju kamar nya.

Sedangkan andre tak tau, bahwa pemikiran nya hari ini salah besar.. Bahkan berbanding terbalik dengan kenyataan nya.

...⬇️...

...⬇️...

...⬇️...

...[Di dalam dapur]...

Tangan raisa yang sudah sangat mahir, mulai memegang beberapa perabotan dalam memasak, dan dengan kecepatan memotong dedaunan dengan sangat apik dan indah..

"Udah lima tahun yaah.. Usia pernikahan ku.. Tunggu, apa ini dapat di sebut pernikahan.? Heh, aku benar benar tak sabar untuk segera minggat dari rumah ini... Ya Tuhan, lihat lah kerja keras hamba.. Jangan berikan cobaan yang lebih parah dari ini.. "

"Astaga.. Kenapa aku curhat sama perabotan masak sih.? Aneh aneh aja deh.. Mending buka lagu sambil masak aja deh.!" Ucap raisa dan langsung mengambil hp nya dan menyetel lagu...

Saat dia bergerak dari satu sisi ke sisi lain nya, terkadang raisa menyapu beberapa butiran air mata dari pelupuk mata nya sambil berkata dengan senyum di wajah nya...

"Kaya kebanyakan kupas bawang merah deh, makanya mata ku sampai berair gini.....!"

Begitulah cara raisa menghibur hati dan perasaan nya yang telah lelah akan kehidupan yang dia jalani... Menelan kesedihan dengan senyuman sebagai topeng itu lebih menyakitkan dari pada apapun.!

Like & Komen😌

Makasih🥰

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***