Bab 13. Jalan Hidup

**Abaikan Typonya 😊

Happy Reading

🌷🌷🌷🌷🌷🌷**

Begitu juga dengan Mar. Suara detak Jantungnya begitu sangat keras. Hingga mereka berdua bisa saling mendengarkan detak jantung mereka. Mereka berdua hanyut dalam perasaan masing masing.

Ansel mendekatkan bibirnya ke bibir Mar.

Ansel mencium bibir Mar dengan sangat lembut dan penuh dengan perasaan.

Begitu juga dengan Mar. Mar membalas ciuman Ansel dengan tak kalah lembutnya.

Hingga ciuman itu berubah menjadi ciuman panas buat keduanya. Ahirnya mereka melakukan nya atas dasar suka sama suka.

Merekapun selesei dengan pergumulannya. Ansel begitu menyukai permainan malam ini.

Ansel menatap Mar yg tertidur pulas. Mungkin karena lelah. Lalu Ansel mencium kening Mar. Dan beranjak ke kamar mandi.

Malam ini Ansel akan ke rumah mominya.

Karena Ansel sudah janji akan bermalam dengan momi.

Masih jam 20.00 masih sangat sore.

Anse meninggalkan Mar di kamar hotel sendiri.

Lalu Ansel memerintahkan Jimmy untuk menjaga Mar agar tidak kabur lagi.

...\*\*\*\*\*\*...

Pagi sudah tiba.

Mar pun sudah terbangun dan melihat dirinya yg tanpa busana.

Mar ingat semalam dia habis melakukan sama Ansel.

Mar mencari keberadaan Ansel. Namun tak di temukan.

Tiba tiba pintu terbuka.

"Tu..tuan"

Ansel menatap Mar datar. "Kau sudah bangun?" tanyanya

"Mandi terus ganti baju. Hari ini kita akan kembali ke kota NY"

Mar lamgsung mandi dan mengambil paperbag dari Ansel. Mar berganti baju di dalam kamar mandi.

Setelah selesei, Ansel mengajak Mar sarapan terlebih dahulu. Setelah itu mereka akan kembali.

"Tuan.. boleh kah saya minta 2 hal?"

"Hmmm" jawabnya

"Saya pingin kerja lagi dan melanjutkan kuliah."

Ansel berhenti dari kegiatan mengunyahnya. Dia hanya melihat Mar lalu melanjutkan kegiatan makanya.

Mar yg merasa di abaikan lantas mengerucutkan bibir.

Mar kembali melanjutkan makannya.

Kini mereka telah masuk kedalam mobil. Dan menuju ke kota NY.

"Tuan.. anda belum menjawab permintaanku" ucap Mar

"Jawabanya TIDAK..!"

hehhh.. Mar membuang nafas kasar.

Mar terdiam. Dan gak ingin meneruskan lagi ucapanya. "Pria ini benar benar egois" ucap Mar dalm hati

2 jam kemudian mereka telah sampai.

Ansel langsung pergi ke ruang kerjanya, dan Mar kembali ke kamar yg kemarin ia tempati.

Mar pun melempar bobotnya di atas ranjang.

Tidak ada kegiatan yg bisa buat Mar bahagia, semua yg ia lakukan begitu sangat membosankan.

Dan mengambi ponsel. Sejak kemarin Mar menonaktifkan ponselnya. Karena gak ingin keberadaanya di ketahui oleh orang lain.

Namun semua itu sia sia. Pria itu selalu menemukan di manapun Mar berada.

Mar memikirkan sesuatu. "Bibik... pasti bibik yg telah memberikan alamatnya."

Mar semakin benci pada bibiknya.

"Wanita itu mungkin bukan bibikku. Karena sangat kejam." Ucpnya dalam hati

Hari sudah sore. Mar pun terbangun karena ada yg meremas gundukan dadanya. "Uuhhh..." lenguh Mar.

Mar membuka matanya. Dan melihat Ansel tengah bermain di

gundukan dada Mar.

"Thuu.. aannhh.. oohh.."

Ansel tak menggubris \*\*\*\*\*\*\* Mar. Ansel tetap fokus pada permainannya.

Ansel sudah tak tahan lagi. Ansel lalu melepas seluruh pakaian Mar. Dan juga pakaiannya zendiri.

4 jam sudah mereka bergumul.

Kini Ansel telah rapi. Ansel akn mengajak Mar makan Malam di luar.

Mar sudah siap dengan penampilanya. Mar terlihat sangat Anggun dengan dres selutu yg juga memperlihatkan dada mulusnya.

Mereka telah sampai di restoran vvip. Di tempat ini hanya ada mereka berdua. Yaa Ansel tak mau kencanya di ganggu oleh suara dentingan sendok milik orang lain.

...\*\*\*\*\*\*...

Pagi telah tiba.

Pelayan datang dengan membawa beberapa keperluan kuliah Mar.

"Nona.. ini keperluan nona untuk kuliah" ucap pelayan

"Haa..!" Mar terperanjat kaget. "Bukanya Ansel kemarin melarangnya" pikir Mar

Lalu Mar mengambil kiriman dari Ansel. Dan membuka buka. "Yess ahirnya aku bisa kerja dan kuliah lagi" ucapnya

"Tidak untuk kerja" ucapan Ansel yg tiba tiba menggema.

"Tapii.. saya butuh uang untuk membayar kuliah dan lain lain tuan." Ucap Mar

"Aku sudah membayar lunas kuliahmu. Sampai kamu selesei." Terang Ansel

"Saya gak mau berhutang banyak pada anda"

"Kau tidak berhutang. Tapi kau bekerja padaku." Jawab Ansel

"Kerjaa..? Tuan mau jadikan saya karyawan di kantor tuan?" Tanya Mar dengan penuh kegembiraan.

"Tidak.. kau akn bekerja melayaniku saat di ranjang" jawab Ansel

Mendengar pernyataan Ansel. Mar langsung tertunduk lesu.

"Apa tuan tidak akan melepaskan saya?" Tanya Mar tiba tiba

"Jika aku sudah bosan. Aku akn melepasmu. Jangan hawatir." Jawab Ansel

"Apa tuan tidak memiliki saudara perempuan?" Tanya Mar lagi

"Memang kenapa? Apa hubungannya dengan masalah kita?" Bukanya menjawab. Ansel malah balik tanya.

"Jika saudara tuan di perlakukan seperti tuan memperlakukan saya. Apa tuan tidak akan sakit?" Tanya Mar dengan rasa takut. Ntah kenapa Mar tiba tiba memberanikan tanya seperti itu.

Ansel menatap tajam Mar. Hingga yg di tatap jadi gemetar ketakutan.

Lalu Ansel keluar dari ruangan itu. Sambil mengepalkan kedua tanganya.

"Siall.. kenapa gadis itu sangat berani mengutarakan hal seperti itu?" Gerutu Ansel. Saat sampai ruang kerjanya.

...\*\*\*\*\*\*\*...

1 minggu setelah kemudian

Kini Mar telah kembali ceria. Dia bisa bertemu dengan Febi dan juga teman teman yg sering nongkrong di kantin.

Mar selalu di antar jemput oleh anak buah Ansel.

Namun Mar selalu meminta agar tak menurunkan di depan kampus. Mar gak ingin ada banyak mulut yg ingin tau tentang kehidupan Mar.

Ansel sudah mengancam Mar. Untuk berjauhan dengan pria manapun.

Dan Ansel memerintahkan 1 orang untuk memata matai Mar saat di kampus.

Siang itu, Andrian mendekati Mar di kantin. Selama ini Mar selalu menghindar darinya.

"Mar.." tiba tiba Andrian duduk di samping Mar.

"Ndri.. ada apa?" Tanya Mar

"Kenapa kau selalu menghindar dariku? Apa aku punya salah sama kamu?" Tanya Andrian

"Tidak Ndri.. aku hanya gak ingin kena masalah" jawabnya

"Masalah apa. Dan siapa yg akn mempermasalahkan?" Tanya Andri lagi

"Udah deh Ndri.. jauhi aku" ucap Mar lalu pergi meninggalkan Febi dan juga Andrian.

Namun tiba tiba Mar merasa mual dan kepala jadi sangat pusing pandanganpun menjadi gelap Mar langsung limbung.

Andrian dengan sigap langsung menangkap Mar sebelum jatuh.

Andri pun menggendong Mar menuju mobilnya.

Mereka membawa Mar ke rumah sakit.

Sampai rumah sakit Mar langsung di tangani oleh dokter.

Ditempat yg berbeda. Ansel telah melihat Foto Mar bersama pria yg pernah di lihat di hotel waktu pesta 3 minggu yg lalu.

Di foto itu terlihat Mar dan Andri keluar dari apartemen. Wajah Mar begitu terlihat sangat kelelahan. Ansel pun meninju dinding karena marah.

Ansel mulai menduga bahwa Mar telah bermain main denganya.

Ansel memerintahkan kedua anak buahnya untuk menjemput paksa Mar.

Ansel sudah tak bisa menguasai kekecwaan terhadap Mar. Dia begitu Marah. "Lihat saja.. apa yg akan aku lakukan padamu kelinci kecil" ucap Ansel

...\*\*\*\*\*\*\*...

Di rumah sakit.

Andri begitu kaget dengan pernyataan dari dokter. "Tidak mungkin.. tidak mungkin Mar hamil". Racau Andri

"***Bagaimana*** ***keadaanya*** ***dok***?" ***Tanya*** ***Andri***.

"***Apa*** ***bapak*** ***suaminya***?" ***Tanya*** ***dokter***

"***Memangnya*** ***apa*** ***yg*** ***terjadi*** ***dok***?" ***Tanya*** ***Andrian*** ***lagi***

"***Tidak*** ***perlu*** ***hawatir*** ***pak***. ***Karena*** ***istri*** ***bapak*** ***saat*** ***ini*** ***tengah*** ***hamil***. ***Dan*** ***usia*** ***kandunganya*** ***memasuki*** ***5*** ***minggu***" ***Terang*** ***dokter***

Febi dan juga Andrian begitu syok.. mereka tidak percaya dengan keterangan dokter.

"Hamill..?" Ucap Febi tidak percaya. Febi menatap wajah Mar yg begitu pucat.

...***Bersambung***...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***