***Abaikan Typonya 😊
Happy Reading
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷***
Lalu Ansel berlari mengejar Mar. Dan merekapun masuk ke lift. Saat melihat angka liftnya Mar baru tau jika selama ini Ansel mengurungnya di lift nomer 4.
Dalam mobil mereka tak ada obrolan. Mar lebih suka melihat keluar jendela. Sedangkan Ansel sibuk dengan ponselnya.
Sekitar 1 jam mereka telah tiba di sebuah hotel mewah.
Mar pun ternganga dengan pemandanganya
Lalu pelayan hotel menyilahkan mereka berdua masuk. Dan mengantar ke tempat yang sudah dipesan.
"Hotell sebagus gini kok sepi.." cebik Mar pelan. Namun terdengar oleh Ansel
"Karene hotel ini sudah ku pesan jadi takkan ada yg berani masuk.." jelas Ansrl
"Whaatt...!!" pekik Mar
Ansel berlalu dari Mar yang masih terbengong.
"Nona.. tuan Ansel sudah menunggu.." Ucap pelayan hotel
Lalu Mar pun menyusul Ansel.
"Tuaann... tunggu.." panggil Mar. Namun Ansel tetep jalan dan gk menghiraukan panggilan Mar.
Gubrak.. Mar terjatuh karena mengejar Ansel. Membuat Ansel menahan langkah dan menoleh. Mendapati Mar yang terjatuh sambil wajah terlihat menahan malu..
"Hehehe.." senyum Mar
Ansel mendekati Mar dan mengangkatnya. Mar cuma diam menatap wajah Ansel yang begitu tampan.
Ansel tau Mar telah menatapnya. Namun Ansel membiarkan Mar menatap sepuasnya.
Ansel beralih menatap wajah Mar. Mar pun jadi tersipun malu..
"Kenapa berhenti menatapku..?" Tanya Ansel
"Siapa juga yang menatap anda..?" Bantah Mar
"Dasaarr wanita pembangkang. Udah kepergok masih saja mengelak.." ucap Ansel kesal
Mereka telah sampai di lantai paling atas. Dan Ansel pun menurunkan Mar dari gendonganya..
"Waww.. indah sekali.." Mar terpesona dengan pemandangan di atas dan Mar pun berlari lari kecil menikmati udara sangat segar ini.
"Mar.. cepatlah.. aku mengajakmu tidak untuk melihat lihat. Tapi aku ingin kau melayaniku sampai pagi.." teriak Ansel
Mar tersadar dari kebahagiaan yang sesaat ini. Wajah Mar berubah murung. Dalm hati Mar pun merutuki dirinya. "sampai kapan aku akn selalu jadi budak sexnya.." Batin Mar
Lalu Ansel menarik tangan Mar. Dan mendudukkanya di kursi yang sudah di siapkan
"Ayoo.. cepatlah makan.. kau harus kuat malam ini harus melayaniku sampai pagi.." perintah Ansel
"Whatt..!!" Mar terbelalak kaget dngn ucapan Ansel
Sedangkan Ansel tak menghiraukan kepanikan Mar. Ansel terus saja menyuapkan makanan kemulutnya sendiri.
Mar pun mengikuti kegiatan Ansel. Setelah itu Mar minum orange jus yg sudah di depanya. Tanpa menunggu aba aba Mar menghabiskn jus itu.
Sedangkan Ansel menatap puas jus yang sudah tandas di teguk oleh Mar.
Ansel memperhatikan Mar dengan sangat intes.. membuat Mar jadi ngerii di lihatnya. Seolah olah Ansel akn menelanya hidup hidup.
Ansel merasakn tubuhnya seperti menginginkan tubuh Mar.. Ansel tidak menyadari jika minuman yang di minum itu telah tertukar dengan minuman yang seharusnya Mar minum. Yang sudah di campur obat perangsang..
Lalu anak buah Ansel ada yg membisikkan sesuatu.. yang membuat Ansel jadi memerah wajahnya karena murka.
Untuk melampiskan amarahnya Ansel menarik paksa Mar. Dan kali ini Ansel menggauli Mar dengan cepat dan kasar. Bahkan Ansel kini membawa Alat alat *** lainya.
Mar pun bergidik ngeri membayangkn jika alat tersebut menyetuh tubuhNya. Mar bermaksud lari namun tangn Ansel begitu kuat mencekran tangn Mar.
"Mau lari kemana kau..?" Tanya Ansel
Mar tak bisa berbuat apa apa. Hanya Air mata yang Mampu mengobati setiap penderitaan dan kesakitan yang Ansel ciptakan.
Mar sudah tak sanggup melayani kegilaan Ansel. Hingga Mar pun pinsan.
Kali ini Mar pinsan dengan sangat parah.
****
Paginyaa..
Ansel telah selesei membersihkan dirinya. Dan hendak keluar untuk melanjutkan pekerjaan.
Ansel menatap Mar sekilas. Lalu berlalu dan memanggil seseorang untuk mengurus Mar.
Ansel sudah ada di kantornya sedang meeting dengan client yang dari Swiss. Ponsel Ansel berdering
"Halloo.. ada apa Jim..?" tanya Ansel
"Apaa..! Panggil dokter stev untuk memeriksanya.." lalu Ansel menutup ponselnya
Ansel membatalkn meeting yang sudah siap dan tanpa persetujuan mereka Ansel berlalu.
Dengan terburu buru Ansel menuju ke hotel yang tadi malam Ia singgahi.
"Tuan Ansel. Gadis ini sebaiknya di rawat di rumah sakit. Agar mendapat perawatan yang baik.." laporan dokter Stev pada tuannya.
"Lakukan yg terbaik Stev.. jangan sampai terjadi sesuatu padanya.." perintah Ansel
Dr Stev pun mengangguk dan segera memindahkan pasien ke rumah sakit.
Ansel begitu panik dengan keadaan Mar.
****
2 hari Ansel menunggu Mar di rumah sakit.
Mar pun sudah mulai sadar.
"Tu..tuaann apa yang terjadi dengan Saya..?" tanya Mar
Lalu Ansel mendekat dan mengelus tangan Mar.
"Makanya jangan membantah kalo tak mau terjadi sesuatu padamu.." jawabnya
"Hahh..." desis Mar dlm nafasnya. Bukan itu jawaban yang ingin Mar dengar.
"Istirahatlah.. karena kau telah membuat juniorku berpuasa 2 hari.. aku gak ingin berpuasa lebih lama lagi.." ucap Ansel
Ucap Ansel yang membuat wajah Mar terlihat pasrah.
Lalu Ansel mengambilkan makanan dan hendak menyuapi Mar.
Tapi Mar menepis tangan Ansel.
"Saya bisa makan sendiri.." tolak Mar
"Baguslah.." Ansel meletakkan kembali piring yang ada makananya. Dan kembali duduk di sofa
Ansel menatap Mar. Dengan tatapan yang sulit di artikan. Ansel tidak pernah punya rasa kasihan kepada siapapun.
Itu karena Ansel hanya dididik oleh ayah yang kejam. Yang selalu merendahkan wanita dan menganggap wanita itu hanya objek *** pria.
Namun Ansel tetap menyayangi ibunya.
"Sore ini kau akn kembali ke mansionku. Jadi cepet minum obat biar cepet pulih.." Setelah mengucap itu Ansel keluar.
Sedangkan Mar merasa lega dengan kepergianya.
Kini Mar sudah merasakan tubuhnya sudah baikan. Dan sedikit merasakan sakitnya.
Dokter Stev kembali keruangan Mar dan memeriksanya. Di susul oleh Ansel
"Bagaimana Stev..?" Tanya Ansel
"Sebaiknya dia istirahat dulu di sini tuan untuk 1 hari lagi.. biar benar benar pulih.." ucap dokter Setev
"Tidak..dia harus pulang sore ini.." gertak Ansel
Dokter Stev hanya mengambil nafas sebentar dan membuangnya. Sebenarnya dokter Stev sangat hawatir dengan keadaan Mar. Tapi mau gi mana lagi karena dokter Stev adalh anak buah Ansel juga.
"Kalo begitu saya siapkan obat obat untuk nona Mar dulu tuan.." ucap Stev
Seperginya dr Stev Ansel menatap Mar sambil memikirkan sesuatu..
Mar bangkit dan hendak membersihkan badanya karena badanya tersa sangat lengket.
"Mau kemana..?" tanya Ansel
"Saya mau mandi.. badan saya sungguh sangat tidak nyaman tuan.." jawab Mat
Lalu Ansel mengangkat Mar ke kamar mandi..
Sekarang kau mulai melayani juniorku karena kau sudah sembuh..
"Haah..!! Mar melotot tak percaya dengan pria satu ini. Sungguh tak ada belas kasian sama sekali.
"Cepatlah..!!" Ansel melepas paksa baju Mar dan menekan kulit yang masih membiru..
"Owwhh saa.. sakiit tuaann.." rintih Mar
Namun Ansel tetepa menekan setiap luka lebam yang ada di tubuh Mar. Dan Ansel sangat menikmati dan merindukan Rintihan kesakitan Mar.
"Cepatlah.. kita tak punya banyak waktu.." perintah Ansel
Daripada Ansel menekan luka lebamnya dan membuat dirinya kesakitan. Ahirnya Mar menuruti keinginan Ansel.
"Aahhh... bibirmu itu memang sudah menjadi candu buatku.. Aahh.. oouhhh.." desah Ansel yang membuat Mar ingin sekali menggigit juniornya.
"Lanjutkaan..." ucap Ansel sambil memaju mundurkan pinggulnya..
Tak butu waktu lama Ansel pun mengeluarkn cairan cintanya.
Dan kini Ansel balik ingin memuaskan Mar. Ansel menyalakn air dan memberi sabun pd tubuh Mar. Yang membuat Mar menikmati setiap sentuhan Ansel..
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sandi
naaahhhhh ini othor bner neh!!!! klo terlalu bgt sex nya ya pingsan donk!!!! seperkasa apapun cewe kalo d kasari and gda jeda ko it jg x. real neh,,, jempol wat u thor!! 😘😘😘
2021-10-09
2
M.J.M
mampir lagi dan sudah tap ❤️ ya
salam dari Story'about of Tiara
2021-10-04
1
Daratullaila🍒
semangat selalu kak 😍
2021-09-12
3