***Abaikan Typonya 😊
Happy Reading
🌷🌷🌷🌷***
Setelah membaca pesan dari sahabatnya. Mar gk ada niat untuk membalas chat mereka. Mar kembali menaruh ponselnya di atas nakas.
Gak tau kenapa. Setiap habis minum obat, Mar menjadi sangat ngantuk.
Mar pun membaringkan tubuhnya di sofa sambil menyalakan televisi.
Di kamar yang berbeda.
Ansel telah bersiap untuk ke kantor. Ansel keluar dari ruang kerjanya.
Jimy yang selalu menemani Ansel. Kemanapun dirinya pergi.
Setiap ada masalah Jimmy yang selalu mberi jalan keluar.
Termasuk menghindari Mar untuk bebrapa hari kedepan.
Memang berat buat Ansel untuk tidak menuntaskan kebutuhan juniornya. Namun sesuai yang Jimmy bilang.
Agar Mar bisa nyaman dan mau menerima dirinya saat melayani di ranjang.
Tidak harus di paksa dan terpaksa.
Ansel berjalan yang di ikuti oleh Jimmy. Ansel berhenti sesaat saat melewati kamar Mar.
Ansel menatap rindu pada ruangan ini. Bukan ruangannya namun orang yang ada di dalamnya.
...\*\*\*\*\*\*\*...
5 hari sudah mereka berjauhan.
Mar yang sedang duduk di sofa pun di buat heran.
"Kenapa pria mesum ini sudah tak pernah datang kesini?" tanya Mar dlm hati
"Apa orang itu masih marah padaku?"tanya Mar dalam hati
Hhh.. Mar membuang nafas kasar. "Bagus dong.. itu artinya aku tidak harus melayaninya. Pria mesum itu selalu menuntut lebih saat bergemul denganku" ucap Mar dalm hati
Pelayan datang dan membawa makanan seperti biasa.
Mar menatap yang di bawa 2 pelayan itu.
Seperti ada yg beda. "Tunggu..! Ini gak ada obat lagi untukku?" tanya Mar
"Nona.. masa pengobatan nona sudah selesei. Dan kemarin adalah obat terahir." jawab pelayannya. Mar mengangguk.
"Ohh iyaa tuanmu itu kemana? Kenapa 5 hari ini tidak kesini?" tanya Mar
Kedua pelayan itu tersenyum. Mar yang melihat raut wajah mereka jadi salah tingkah.
"Maksudku apa dia baik baik saja?" jelas Mar
"Tuan.. baik baik saja nona. Apa nona merindukanya?"jawan pelayan
"Apaa..?!"
"Gak.. cuma saya heran saja. Ya sudah kalian boleh keluar.." jelas Mar
Setelah kepergian mereka Mar merutuki dirinya.
"Apaan siih.. kenapa harus hawatir padanya. Seharusnya aku yang hawatirin diriku. Apa aku mulai menyukainya?" Batin Mar
"Tidak.. ini tidak boleh terjadi." Tolak Mar dalam hati
Di ruang berbeda
Seperti biasanya Ansel akn mengawasi Mar dari layar.
Ansel senyum senyum sendiri melihat tingkah Mar.
Hingga tak menyadari jika Jimmy ada di depanya.
Dan melihat perbedaan raut wajah Ansel yang kelihatan sangat bahagia.
Lalu Jimmy berjalan ke arah samping Ansel dan melihat apa yang telah membuat tuannya itu begitu bahagia.
Jimmy ikut tersenyum. Ternyata tuannya tengah melihat wanita yang telah membuatnya jatuh cinta.
"Tuan.." tepukan Jimmy membuat Ansel langsung mengubah raut wajahnya.
"Hemm.." sahutnya
"Sebaiknya tuan sambangi sekarang nona Mar. Sepertinya nona juga sudah merindukan tuan" usul Jimmy
Ansel terdiam sedang memikirkan sesuatu.
"Tidak.. biarkan dia tersiksa dulu dengan perasaanya" Jawab Ansel
"Apa tidak sebaliknya tuan?" Pertanyaan Jimmy membuat Ansel jadi gugup.
"Apa maksudmu?" tanya Ansel. Jimmy hanya tersenyum.
"Sepertinya tuan yang akan tersiksa berjauhan dngn nona Mar" ucapan Jimmy yang ada benarnya
"Ahh.. jangan menduga duga begitu" rutuk Ansel.
Dalam hati Ansel pun membenarkan ucapan Jimmy.
Dirinya memang tersiksa karena menuruti perkataan Jimmy untuk manjauhinya.
Lalu Ansel keluar dari ruangan, Yang di ikuti oleh Jimmy.
Ansel hendak memutar gagang pintu ruangan yang di huni oleh Mar.
Namun urung karena di perhatikan oleh Jimmy.
Sedangkan Jimmy memperhatikan Ansel seolah membenarkan ide Ansel.
"Masuk lah tuan. Karena hari ini tidak ada agenda penting" usul Jimmy lagi
"Baiklah.. tinggalkan aku sendiri" ucap Ansel
Jimmy berlalu pergi. "Selemat bersenang senang tuan" ucap Jimmy yang langsung berlalu
Ansel pun memutar gagang pintu ruangan tersebut.
Kreett..
Ansel membuka pintu dan masuk. Namun tak di lihat keberadaan Mar di sini.
Ansel masuk kesetiap ruangan yang ada di sini namun tak menemukan.
Ansel melihat Mar yang sedang duduk di blankon kamar.
Sambil mengamati pemandangan. Dan membayangkan keberadaan Ansel.
Mar menatap ke bawah. Dan melihat mobil Ansel keluar dari pekarangan ini.
"Siaall.. apa pria itu tidak tau jika aku sedang merindukannya?" Cerocos Mar dengan agak keras.
Ansel yg di belakang mendengar ucapan Mar. "Siapa yg ia maksud dengn pria yg di rindukan?" tanya Ansel dlm hati.
"Ehemm.."
Deheman Ansal telah membuat Mar sadar dari lamunanya. "Tu..tuan apa yg anda lakukan di sini?"
"Memang kenapa? Ini kamarku, aku bebas memasukinya"
"Ta.. tapi bu.. bukanya tuan tadi sedang pergi keluar?" ucap Mar
"Atau jangan jangan. Anda hanya orang yg mirip dengan tuan Ansel? Pergi kau..! Cepat pergi dari sini sebelum tuan Ansel mendapatimu di sini" usir Mar
"Heii..! Ini aku. Aku Ansel, apaan sih. Aku gak punya kembaran" Ansel menjelaskan pada Mar
Mar langsung terdiam. Dan menunduk wajahnya yang terlihat memerah membuat Ansel ingin tertawa.
"Apa kau merindukanku?" tanya Ansel
"Ishh.. apaan. Gak.. saya gak merindukan anda" ucapnya lalu duduk di sofa
"Tapi aku sangat merindukanmu" ucap Ansel
"Pergi tuan saya tidak merindukan anda..!" ucap Mar
Ansel pun berbalik. Sebenarnya jika tak ada urusan penting. Ansel akn menuntaskan juniornya.
Ansel membuka pintu untuk keluar.
"Tuan.." panggil Mar. Lalu Ansel menoleh. Mar berlari dan memeluk Ansel.
"Tuan.. jangan pergi. Tetaplah di sini, aku merindukanmu" pinta Mar
Ansel terdiam dan tersenyum. "Ternyata yang di katakan Jimmy benar" ucap Ansel dlm hati
"Apa kau menyukaiku hemm?" tanya Ansel
Mar mengangguk dalm pelukan Ansel. "Baiklah aku tidak akan pergi. Aku juga sudah tak sanggup berpuasa" ucap Ansel
Lalu Ansel menggendong Mar di ranjang dan meletakkan sambil terus mencium bibir Mar.
Ansel yang sudah di kuasai \*\*\*\*\* langsung menerkam seluruh tubuh Mar. Benar benar seperti orang kelaparan.
Mendapat serangan lembut dari Ansel Mar begitu menikmati dan merasakan setiap sentuhanya.
Mereka berdua hanyut dalam pergumulan rindu. Hampir 2 jam mereka menuntaskan semua yang nengganjal di birahi mereka.
"Apa kau masih menginginkanya?" tanya Ansel
"Tuan.. aku selalu di buat rindu oleh milikmu. Bisakah kau menemaniku sehari di sini?" jawab Mar
"Aku ada pekerjaan. Nanti Malam aku akn kesini lagi. Tetaplah menungguku di sini" ucap Ansel
Mar mengangguk. Lalu Ansel pergi ke kamar mandi.
Setelah menyeleseikan ritual di kamar mandi. Ansel keluar yang hanya menggunakan handuk.
Setelah rapi Ansel keluar. Dan Mar pun berlari dan memeluk Ansel.
"Lepaskan Mar. Aku sudah terlambat." pinta Ansel
Mar pun melepaskan kepergianya. Dan Mar kembali berbaring di tempat tidur.
Saat Mar membayangkan Ansel. Pintu kamar terbuka.
"Nona.. tuan Ansel memerintahkan anda untuk bersiap siap. Nanti malam tuan akn mengajak anda untuk pergi pesta" terang pelayannya
Sebelum Mar menjawab perintah pelayan. Jimmy dan 2 wanita dan 1 banci masuk.
"Nona.. hari ini anda di perintahkan untuk berdandan. Dan mereka yang akn mengatur segalanya" ucap Jimmy
"Memangnya mau ke mana?" tanya Mar
"Nanti malam akn ada pesta dan tuan Ansel salah satu tamu istimewa. Jadi anda segera membersihkan diri. Setelah itu biar mereka yang mengatur segalanya." terang Jimmy
"Kalo aku tidak mau. Apa yang akan tuan kalian lakukan?" tanya Mar
"Mungkin tuan akn mengurung anda sampai anda tak bisa berjalan lagi" jawaban Jimmy seperti ancaman Ansel waktu itu.
"Hhh.. baiiklah" jawab Mar. lalu Mar pergi ke kamar mandi.
...***Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sandi
suka gr2 kuat d ranjang mar k ansel yaaa?? kereennnn mungkin gr2 biasa sm kekerasan x mar ya😱🤣🤣
2021-10-09
1
Meyristha Avrilia Meymey
thor aku aja yg dpt kekrrasan *** dri mntan
suami aja trauma nya ampe sekrang nggk pernh bucin yg ada takut ..ini si mar
hebat bgt bisa lngsung bucin
2021-09-25
1
Fitri
lama ,,jadi bucin kan
2021-09-25
1